WINNA POV
Ugh. Kenapa anginnya kencang sekali?
Well, aku lupa menutup jendela kamar.
Dan tepat saat aku menutupnya, handphoneku bergetar di atas nakas.
"Happy birthday Winna!"
"Wish all the best darl<3"
"Happy Birthday!"
"Hoi sini sweet seventeen di Jakarta!"
Astaga. Ini sudah jam?... 12.05am ketika aku melihat jam di layar handphoneku.
Oke, aku berharap akan ada papa-mama masuk ke kamar membawa kue ulang tahun, dan bernyanyi untukku... Tapi tampaknya mereka lelah setelah bekerja. It's okay.
Aku masih malas membuka handphone, dan pada saat yang sama, aku haus. Entah lupa atau bagaimana, sangat kebetulan aku tidak mengisi botol air minum favoritku sebelum tidur tadi. Alasan valid : Lupa.
Aku akan membuka pintu ketika ku lihat di pintu tertempel secarik kertas,
Dear Winna,
Happy sweet seventeen.
Ini, ada botol minum untuk kamu, dan aku harap kamu oke makan coklat malam-malam, hehe
Si-apa?
Aku mengambil botol minum yang ada di dekat pintu, masih tersegel dengan aman. Dan.. Coklat?
Dimana? Tidak ada coklat di sini.
Setelah meneguk air sampai hampir setengah botol dan menaruhnya ke meja belajar, aku kemudian keluar kamar.
Then,
WHAT?
WHAT IS THIS?
OH MY GOD.
👐👐
Astaga. Penerangan rumahku sekarang beralih ke lilin-lilin kecil yang ada di lantai.
(Playing : Mikha Angelo – Lilin-Lilin Kecil ;p)
And well, anak tangga dari atas sampai bawah pun penuh dengan lilin-lilin, juga ada.. keranjang? Aku berjalan mendekatinya.
Tampaknya, roti dengan selai coklat. Dan karena aku lapar, segera saja aku memakannya.
Tunggu. Nutella?!
Ada surat yang digulung dengan pita coklat dan aku membaca-nya. Agak sulit dengan suasana redup seperti sekarang. Mungkin mataku akan mulai terbiasa.
Gimana rotinya? Enak?
Ikuti saja lilin-lilin ini. Mereka akan membawa kita kepada terang.
Apakah terangnya baik? Misteri.
Mr. Nutella
Mr? cowo? Bapak-bapak? Om-om?
Di keranjang kedua, ada 1 coklat berbentuk panda kecil. Lucu.
Halo nona panda.
Saya harap anda masih menyukai hewan ini (lol ini sangat baku)
Selamat berpetualang!
Sebentar. Masa papa-mama bikin beginian sih? Kamar mereka lampunya gelap. Lalu siapa? Lilin-lilin ini terlihat sangat tenang. Aku masih ingin terus berada di antara mereka.
Keranjang ketiga. Tidak ada makanan. Hanya 2 kertas yang di lipat. Tulisan tangan ini! Astaga.
Tak pernah ku lihatmu seperti malam ini
Semua tentang dirimu terus terbayang
Aku tak ingat apakah yang sudah terjadi
Salahkah bila tak pernah ku sangka
Selanjutnya, ada 1 kalimat yang tercoret. Oh Tuhan. Ini tulisanku.
Dan ini puisi yang aku buat di challenge-nya Mikha. Yang satunya!
Ku tanya diriku menunggu disini
Apakah ini yang juga kau mau
Haruskah ku katakan agar kau mengerti
Apa yang selama ini aku tunggu
Dan tulisannya masih sangat rapi. Kertas ini, kenapa masih ada?
OH MY GOD ARE YOU SERIOUS?
Aku sadar. Jika ada kertas ini, kemungkinan besar... DIA ADA DISINI?!?!
Oke. Aku tidak ingin berharap lebih. Hatiku berbicara untuk mengikuti 'petualangan' ini saja. Tetapi tentu saja aku sangat penasaran dan mulai ber-imajinasi.
Tepat di bawah tangga ada boneka panda, lengkap dengan selipan suratnya.
Happy birthday Winna!
Sudah lama, dan entah keberapa kalinya aku mengatakan 'i miss you'
Wish you all the best! Untuk semua impian dan cita-cita.
Ehm.
Are you miss me?
See you soon!
Mr. Brahmantyo ;D
Mr. Brahmantyo? Mada, Reuben, Andrew, om Lans? Siapa?
Mikha? Aku tidak yakin. Sepertinya dia masih sibuk mengurus album. Aku mulai penasaran. Salah. Aku sudah penasaran sejak tadi! Boneka panda dan surat ini... GRRR aku ingin meledak sekarang. Siapa? Hatiku mulai berharap ada Mikha disini. Walaupun... Sudahlah.
Lilin-lilin ini tersusun rapi dari lantai 2 menuju... halaman belakang? Seriously?
Malam-malam gini pasti dingin disana. Hah.
Aku berjalan pelan sambil memeluk bonekaku, dan...
APA?
👐👐
a/n : Hallo guys! I'm back😊 Maafkan karena lama sekali update-nya. Hmm sejauh ini sudah ada yang bisa menebak siapa yang bikin surprise buat Winna? ;p
Enjoy this part yaaa! Vote dan comment sangat membantu mimin😜
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin
FanfictionPenantian. Sebuah proses yang terkadang menyakitkan, menekan. Tak semuanya bisa sabar menanti proses. Dan tidak semuanya mendapat hasil. Pilihan yang sulit, tapi aku ingin tetap berharap. Dan percaya bahwa ini bukan akhir dari 'kita'. Maybe we shoul...