a/n : Mungkin ini chapter paling seru dari 'Mungkin' hahaha enjoy! xo [bonus pict boys di mulmed yaaa xD]
👐👐
WINNA POV
Pintu kaca halaman belakang terbungkus dengan sesuatu. Aku menghidupkan lampu.
YA TUHAN.
Sukses membuat aku menganga, kertas coklat cukup tebal sekarang ini sedang menutupi seluruh pintu kaca halaman belakang.
Ada sebuah note kecil.
Dear Winna,
Ini hadiah kecil dari kami. Kami harap kamu menyukainya dan kamu bahagia.
Happy Birthday, once again!
Kami harap hari ini, kamu menjadi puteri kami, dan kelak menjadi ratu untuk seseorang. Siapa? Kamu sudah punya jawabanmu sendiri.
Silahkan untuk dibuka :)
The B.
Wow. The B? Brahmantyo atau Bustomi? Badanku kemudian merinding mengingat diriku yang sudah mengharapkan dia sejak sebelum tidur tadi. Mungkin ini memang papa dan mama? Mungkin.. ini usaha terbaik mereka.
Surat dari Mr. Brahmatyo? Mungkin salah satu dari mereka menitipkan ucapan?
Aku membuat kesepakatan kecil dengan batinku.
Apapun isi halaman belakang nanti, semua yang berpartisipasi akan aku hargai.
Siapapun.
Entah itu hanya papa atau mama. Aku sayang mereka dan mereka sangat berharga untukku.
Tuhan, aku masih berharap mereka datang. Kak Joe. Mikha.
Aku menyentuh pita coklat dan menariknya perlahan sambil terus berdoa dalam hati.
Aku tahu rencana-Mu yang terbaik tapi aku masih akan terus berharap
Kertas coklat ini belum robek sedikitpun saat aku berhasil mengambil pitanya.
Tuhan, terima kasih untuk 17 tahun ini. Rencana-Mu selalu yang terbaik. Amin.
Aku merobek pelan bagian tengah kertas coklat itu yang memang tersambung dengan isolasi.
Boneka panda dari Mr. B yang entah siapa, mungkin papa, aku letakkan di atas meja makan.
Lalu, dengan sekali tarik, aku berhasil menurunkan kertas coklat itu.
OH MY...
"HAPPY BIRTHDAY WINNA!!!!!!!!!" Langsung terdengar suara riuh dari balik pintu kaca. Aku menggeser pintunya dan...
Ya Tuhan.
Papa – Mama
Om Lans – Tante Yvo
Mada
Reuben
Hm.. Mikha
Andrew
And... KAK JOE?!
Astaga.
Ini mimpi.
Ini mimpi.
Mungkin sekarang aku ingin menampar mulutku yang menganga. But..
"Is it you, guys? Oh my God.."
Tuhan mengabulkan wishesku! Bahkan ini lebih! Full team. Aku. Kehabisan. Kata.
Aku melangkah menapaki rumput yang berembun. Dan kemudian Team Lengkap ini semuanya melingkar memelukku.
Heaven.
Aku masih terdiam dan, menangis. Apalagi? Hahaha! Aku lemah dalam hal seperti ini.
"Winna, kenapa menangis?! Kamu 17 tahun dan tertawalah!" Ah aku rindu manusia ini. Kakak sekaligus partner in crime yang gak ada duanya! Dia mengacak rambutku lalu kemudian.. Ini belum berakhir?
Dia, dengan kemeja biru denim yang digulung sampai siku, membawa kue ulang tahun blackforest! Surga dunia. Dengan angka 17 di atasnya.
'Hei kebow, I REALLY REALLY MISS YOU!!!!!!! DID YOU KNOW?'
Teriakan itu tersumbat di dalam tenggorokanku. Digantikan senyum lebar dan mata yang berkaca-kaca dari seorang Winna Chou Bustomi.
"Hai hehehe" Senyumnya masih sama. Selalu bikin meleleh! Astaga<3
"Um, hello." Aku menggaruk kepalaku. Oke, sebenarnya tidak gatal.
"Pertama, happy birthday! Ini yang kedua aku bilang hehehe lalu kedua, maaf. Maaf untuk 3 bulan terakhir ini. I've prepared something, and it's for you. Aku harap kamu suka tapi sebelumnya tiup lilin dulu dong hehe!"
HE'S SO CUTE OMG!<3 Astaga, something for me? Okay, Mik. Ini sweet banget. Entah bagaimana ekspresi wajahku sekarang.
Dan... berbeda dari teenlit yang biasa aku baca. Mikha is the best! ((korban teenlit))
Well, aku kepikiran sesuatu.
"You just... unpredictable, Mik. Aha! Dan ini sweet banget. Bener-bener di luar ekspektasi."
Aku melihat yang lainnya tersenyum hangat. Oke, ini akan sedikit mengharukan, mungkin. Hehe ((evil))
"Aku adalah cewe yang paling beruntung di dunia ini, aku rasa. Untuk bisa bareng kamu dan bahagia bareng, bisa kenal keluarga yang amazing. Anugerah, Mik.
3 bulan lalu? Skype kita terakhir kamu sudah jelasin kok, tentang semuanya. Aku masih inget. Kamu bakal mulai urus album, final preparing dan segala macem, lalu jadwalnya 4 bulan dari waktu itu. Bulan ini, eh? Dan aku bisa mengerti.
Oiya, setelah itu, ada seorang kakak kelas waktu aku di Surabaya dulu. Kita satu team orchestra, sering latihan bareng dan ya, semenjak aku pindah dia sering kirim DM ke aku."
Aku menarik nafas pelan. Dan papa-mama lalu om Lans, tante Yvonne sepertinya mulai curiga. Mada, Reuben, Andrew juga. Kak Joe? Dia masih serius mendengarkan.
"Lama-lama dia minta kontak whatsapp segala macamnya. Hm, dia menarik. Ganteng? Iya. Talented? Iya. Pinter? Iya. Disela-sela persiapan orchestra, dia bahkan ikut lomba OSN! Dia kirim DM sih"
Mikha pucat. Oke, to the point.
"Dia hampir nembak aku di DM tapi rasanya aneh juga sih haha! Waktu dia minta whatsapp. Aku jawab gini deh, oke ini whatsappku. Tapi maaf, mungkin kamu akan patah hati karena foto profilnya sama pacar aku hehehehe"
"Thank you untuk semuanya Mik. Sorry, just kidding." Aku mencolek whipped cream dan memindahkan dari jariku ke pipi Mikha.
"OH MY GOD! WINNA!! Hampir aja jantung ku copot!" Mikha segera melakukan serangan balik. Hehehe i'm sorry Mik ;p
"Astaga! Dasar, cape-cape dari Amrik Cuma lihat drama-nya Winna aja? Eh tau nggak pasang lilinnya capek Win! Sana cepet tiup lilin!!!!" Jelas kak Joe marah-marah, dan semuanya tertawa.
"I love you, Mik. Thanks" Aku berdiri tepat di depannya dan mengelap bekas whipped cream dengan tissue.
"Kamu hampir buat aku gak bisa nafas tau nggak. Aku pikir percuma aku kesini. Aku hampir mikir kamu jadian sama kakak kelas. But, i love you more! Sini tiup lilin"
Mikha mengulurkan kue-nya dan aku meniup lilinku. Dan semuanya menyanyikan lagu "Happy Birthday".
I swear, i be the most lucky girl in the world today.
Belum pernah aku sebahagia ini.
Thanks God.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin
FanfictionPenantian. Sebuah proses yang terkadang menyakitkan, menekan. Tak semuanya bisa sabar menanti proses. Dan tidak semuanya mendapat hasil. Pilihan yang sulit, tapi aku ingin tetap berharap. Dan percaya bahwa ini bukan akhir dari 'kita'. Maybe we shoul...