Awal

965 70 0
                                    

Gemerlap lampu kota tak menghentikan laju mobil tahun keluaran 1966 itu. Didalamnya, terdapat dua orang pria yang sedang asyik berbincang santai.

Hugo, laki-laki berkebangsaan Perancis itu nampak asik menggoda sahabatnya yang sedang kebingungan setengah mati. Ia terbahak melihat wajah sahabatnya yang sedang kebingungan dimana ia menyimpan arsip tugas yang diberikan oleh dosen tersayangnya itu.

Greyson, adalah warga negara asli Amerika Serikat. Ia berteman dengan Hugo sejak pertama kali menginjakan kaki di Seattle University. Ia berdecak kesal sambil mengacak kasar rambutnya, "Berhentilah tertawa bung. Aku masuk kedalam ruangan itu untuk mencari arsipku! Bukannya ingin melihat Mrs. Logan sedang bercumbu," omelnya kesal. Hugo mengulum senyuman. Ia berdeham kecil lalu menepuk pundak Greyson, "Kau bisa menyalin tugasku," Greyson mendelik kearahnya disusul dengan gelengan kepala.

Saat ini mereka sedang menjalani program pasca sarjana semester lima jurusan seni dan musik. Keduanya memang memiliki hobi serupa, namun yang membedakan hanya cara mereka menyalurkan hobi saja. Hugo menyalurkan seninya melalui musik yang bergenre Electro Dance Music. Kegemarannya memainkan vidio game, menciptakan perpaduan nada indah pada setiap lagunya. Sedangkan Greyson, ia memilih aliran pop funk. Keduanya tinggal di asrama pria yang di sediakan oleh pihak kampus.

Setibanya mereka diasrama, Greyson langsung menyeruduk masuk lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Hugo pun menyusul tiduran di tempat tidur satunya. Mereka berdua diam, larut akan pikiran masing-masing sampai akhirnya dengkuran kecil terdengar. Greyson lebih dulu terlelap, Hugo menggelengkan kepala karena sikap Greyson yang mudah tertidur jika sudah ditempeli bantal.

***

"Kau masih menunggunya?" tanya Hugo ketika mendapati Greyson yang sedang duduk termenung dikedai kopi langganan mereka. Greyson menghela nafas panjang. Helaan antara lelah dan rindu pada sosok yang selama ini ia tunggu.

"Yeah, seperti biasa."

Hugo menyengir kecil lalu meraih donat gula yang tadi ia pesan. Ponselnya berdering, ia mengelap sudut bibirnya yang terkena gula lalu merogoh sakunya. Melihat nama si pemanggil, ia merubah posisi duduknya, "Allô Maman, comment cava?" Greyson yang mendengar ucapan Hugo, ia hanya bisa terdiam sambil mengaduk-aduk cangkir kopinya. Nada aksen Hugo bisa tiba-tiba berubah ketika ia sedang berbicara dalam bahasa Prancis.

"Je suis bien, merci," Hugo membuang pandangan. Terlihat tidak semangat dengan panggilan telepon itu.

"Oui, comme pardon, je ne peux pas rentrer à la maison,"

Greyson masih memandangi Hugo dengan ekspresi idiot. Ia sama sekali tidak mengerti perbincangan apa yang sedang Hugo bicarakan. Mungkin jika ia sedang menonton film, ia bisa memilih menu subtitle.

"Bien sur, je vais suivre la volonté papa et maman," Hugo menyandarkan punggungnya pada kursi, "Dois y aller je taime aussi," Telepon berakhir. Hugo memasukkan kembali ponselnya kedalam saku lalu menyesap kopinya.

"Ada apa? Kau terlihat tidak bersemangat setelah menerima telepon," tanya Greyson sedikit penasaran.

"Tidak ada apa-apa, barusan Ayah dan Ibuku yang menelpon," Hugo berdiri hendak meraih tasnya, "Ayo kita berangkat sebelum terlambat,"

Greyson memutar kedua bola matanya dan akhirnya mengikuti Hugo berjalan di belakang.

Didalam kelas, Greyson menegakkan posisi duduknya sambil sesekali menyembunyikan ponselnya dibawah meja.

"Aku merindukan suaramu. Telepon aku jika kau tidak sibuk hari ini,"

Setelah membaca pesan singkat itu, senyuman mengembang indah diwajah laki-laki yang memiliki wajah serupa tapi tak sama dengan Hugo ini. Ia menggigit lidahnya sambil menyengir lalu dengan cepat membalas pesan itu.

"Ku pastikan waktu ku hari ini hanya untuk menelponmu,"

Greyson sama sekali tidak memusatkan perhatiannya pada materi yang diterangkan oleh sang dosen. Perhatiannya hanya tertuju pada balasan pesan dari seorang gadis yang berada diluar sana.

Jam pelajaran dikelas pertama sudah usai, Greyson dengan buru-buru keluar dari kelas. Ia bertemu dengan Hugo yang juga baru keluar dari kelasnya. Hugo mengernyit melihat tingkah Greyson yang sedikit tergesa-gesa.

"Hey, kau mau kemana?"

"Melakukan rutinitasku. Kita bertemu di kantin,"



*** TBC ***

"Allô, Maman. comment cava?"
"Halo, Ibu. Apa kabar?"

"Je suis bien, merci,"
"Aku baik-baik saja,"

"Oui, comme pardon, je ne peux pas rentrer à la maison,"
"Ya, Seperti biasa dan maaf aku belum bisa pulang,"

"Bien sur, je vais suivre la volonté papa et maman,"
"Tentu saja aku akan menuruti keinginan Ayah dan Ibu,"

"Dois y aller. je taime aussi,"
"Aku harus pergi. Aku juga mencintai kalian,"

Innocence [Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang