Seven

75 10 0
                                    

SEPULUH HARI SEBELUMNYA

Karlie Steele

"Karlie?"

Aku membuka mataku perlahan dan menemukan Finn berdiri disampingku.

"Pulanglah, kau butuh istirahat. Paman Jack akan mengantarkanmu pulang, aku akan menjaga Mom hingga besok siang."

"Tidak, aku ingin menjaga Mom juga,"

"Karlie, besok kau sekolah. Ingat kan?"

Oh, sial, sekolah! Aku bahkan belum mengerjakan tugas Mr.Willis.

"Baiklah, janji padaku akan langsung menelfonku jika terjadi sesuatu pada Mom, okay?" Aku memeluk Finn. Aku sangat mengkhawatirkan Mom setiap harinya, sudah satu minggu lebih Mom belum juga sadarkan diri. Dokter David bilang Mom mengalami koma ringan, tapi meskipun begitu keadaannya baik-baik saja. Oh aku sangat berharap agar Mom bisa sadar secepatnya.

"As your command, Karl.. Take care." Finn membalas pelukanku.

"Bye Mom, i'll see you tomorrow, okay? Good night." Aku mencium kening Mom seraya berdoa agar esok hari Mom bisa sadarkan diri.

Paman Jack dan istrinya Bibi Stephanie sudah menunggu di pintu.

"Karl, remember to smile!" Finn selalu mengingatkanku untuk tersenyum, tidak peduli bagaimana masalah yang sedang aku alami.

Dengan berat aku meninggalkan rumah sakit dan mencoba untuk fokus karna aku harus mengerjakan essay Mr.Willis.

****

Prang...

Prang...

"Dad! Apa yang kau lakukan?!" Aku pulang kerumah dan menemukan Dad bersama beberapa pria berbadan besar sedang menghancurkan piring-piring panjangan milik Mom.

"Oh kau jalang, rupanya sudah pulang!"

"Apa yang kau inginkan lagi, hah? Belum puas membuat Mom koma?!"

Dad langsung menarik rambutku dan tangan kirinya menggenggam rahangku. "Kau jalang bodoh tidak tahu diri! Persetan dengan Julie yang koma itu! Kau tahu dia sudah menghancurkan hidupku!"

"Kau tahu, Karlie, aku lelah berurusan dengan kakakmu si anak hukum yang sok tahu itu! Aku ingin kau tinggal bersamaku! Ibu dan Kakakmu itu tidak bisa mengurusmu lagi!"

"Aku tidak mau, keparat! Aku tidak sudi tinggal bersama seorang keparat sepertimu!"

Dad menampar pipi kananku dan tubuhku terhempas ke tanah. Aku meringis kesakitan, aku bisa merasakan sesuatu mengalir dari pelipisku. Mataku berair dan memerah, airmataku bercucuran keluar tidak henti.

"Lihat? Itu akibat karna kau melawan perkataanku. Rico, Derrick, bawa ia ke mobil, aku harus asingkan Karlie dari para orang bodoh itu!"

Dua lelaki berbadan kekar itu langsung mengangkat tubuhku dengan gampangnya. Aku meronta-ronta, aku tidak ingin dibawa si keparat ini. Dan secara spontan aku menerima tamparan yang sangat amat keras di pipi kiriku.

Setelah itu semuanya gelap, wajahku mati rasa, telingaku tidak bisa mendengar apapun, dan tubuhku seperti tidak bertulang. Yang aku rasakan dua lelaki itu langsung membawaku kedalam mobil besar, dan semuanya menggelap.

+Broken+

a/n
oke untuk beberapa minggu kedepan gue bkl update new parts di kedua cerita gue because im in holidayyy
dan pasti gue gabut banget he he:(

[ps. leave your vomments ok]

hugs,
nabil

Broken | l.pWhere stories live. Discover now