Hantu Kegelapan

126 10 8
                                    

Sebuah pengalaman masa kecil dari Ranrini

---------

"Pak Di! Beli. Langsung masuk pekarangan rumah saja ya,"panggilku pada Pak Di, seorang penjual Bakmi di desaku. "Iya, mbak."

Namaku Rini, seorang anak SD kelas 5 yang sedang sibuk mempersiapkan peralatan makan untuk saudara-saudara dari jauhku. Kami akan memesan makanan dari pak Di.

Cuaca hari ini cukup dingin, hujan gerimis turun sejak sore tadi.

Dingin-dingin seperti ini, enaknya yang berkuah.

Tapi, aku tidak terlalu suka dengan mie.

Akhirnya aku memesan Nasi Mawut, apakah kalian tahu Nasi Mawut itu apa? Nasi Mawut adalah nasi goreng yang dicampur dengan mie, akhirnya menjadi Nasi seMAWUT.

TEP!

Kampret, anak SD seumuranku disuruh ambil piring dan mangkok yang kurang untuk saudaraku di dapur belakang dengan keadaan mati lampu seperti ini.

Aku mengajak sepupuku yang berusia 8 tahunan untuk menemaniku, Elsa.

Letak dapur berada dibelakang rumah dekat dengan kebon. Untuk seorang anak SD bukankah menyeramkan?

Aku mengambil piring sambil membawa senter, ditemani Elsa. "Mbak, cepetan."ajak Elsa.

"Iya, bentar! Nih, aku lagi ngambil"ucapku sambil mengambil piring dan mangkok. Namun, Elsa malah menempelkan badannya kepadaku.

"Ntar, pecah lho sa. Nih, kamu bawa mangkok, aku yang piringnya."ucapku sambil memberikan mangkok untuk dibawa Elsa.

Wkwkwkwkwk, aku kakak sepupu yang jahil.

"Emang kenapa sih sa? Ayo dibahas di dalam aja,"ucapku sambil menenangkan Elsa.

Setelah didalam aku menanyai Elsa.
"Sa, tadi kamu kenapa?"
"Mbak gak denger ta? Tadi ada yang ketawa."
"Lho iya ta? Jangan bohong ah"
"Beneran mbak"
"..."

Aku pura-pura tak mendengar apa yang barusan dikatakan Elsa. Aku pun hanya diam.

Ada sepupu laki-lakiku yang seumuran, namanya Rendra dia doyan banget sama yang namanya cerita hantu.
Setelah mendengar apa yang dikatakan Elsa, dia mulai bercerita tentang hantu, mulai dari A-Z.

Padahal sewaktu kami kecil dulu. Dia takut sama game PS tembak-tembakan zombie, setiapkali sepupu tertuaku bermain itu, dia menangis.

Sebenarnya aku juga takut dengan game itu, tapi karena aku adalah kakak sepupu mereka walaupun usia para sepupuku ada yang diatasku, aku pura-pura gak takut. Walaupun saat malamnya aku mimpi buruk dan menangis.

Oke, balik lagi ke Rendra. Dia menceritakan berbagai macam hantu. Mulai yang sinder bolong sampai Kuntilanak yang suka menculik anak-anak.

Aku asyik mendengarkan cerita sambil makan nasi Mawutku. Tidak lama kemudian ada kakak iparku yang berlari.

Kenapa Mas Yoyok lari gak jelas kayak gitu?

Mas iparku atau mas Yoyok lari dari ruang tamu sampai ke gerbang rumah menerjang hujan gerimis.

Saat ditanya, katanya ada seperti perumpuan memakai pakaian putih lewat dan mas Yoyok mengejarnya.

Setelah itu Elsa kembali menceritakan apa yang didengarnya tadi.

Aku pura-pura gak ada apa-apa.
Walaupun sebenarnya aku ketakutan.

KRUUUUKKK

Perutku jahat! Sekarang dia minta aku pup ke WC yang letaknya jauh dibelakang, tidak jauh dari dapur tadi.

Aku minta bantuan siapa ini? Elsa? Pasti dia gak mau lagi. Rendra? Dia kan cowok.
Ah! Kakakku yang paling kalem, mbak nora.

"Mbak anterin aku ke wc"
"Lho, ya mbak masih makan dek."
"Ya makan di kursi deket dapur dong, plies ya mbak, plies."ucapku memelas.

...

"Yaudah, jangan lama-lama dek"ucap kakakku sambil mengikuti jalan.

Aku membawa lilin untuk penerangan di WC.

Di dinding aku melihat ada jejak tangan mirip jari anak bayi.

Apa itu anak bayi yang diculik setan?

"Ayo keluar, cepet keluar!"aku meremas perutku. Kenapa itu gak keluar-keluar.

...

Aku takut, dan sangat takut. Setelah semua selesai. Aku langsung berlari ke kakakku.

BRUUKK

"Mbak..."panggilku lirih pada kakakku. Air mataku mulai menetes.
"Yaelah dek, masa kepeleset aja terus nangis,"ucap kakakku.
"Mbak..."
"Ayo bangun! Lantainya basah lho!"
Aku pun bangun, dan menyeka air mataku. Aku sangat malu karena mataku lebam sehabis menangis sampai-sampai aku tidak berani menatap wajah para adik sepupuku.

Besoknya jejak itu masih ada di WC, aku memang takut, tapi kucoba setenang mungkin.

Walaupun pada akhirnya aku tertawa setelah mengetahui jejak apa itu.

STOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang