Makan Malam Romantis

16K 574 19
                                    

"Baghas, kita mau kemana sih?" 

"..."

"Kok ke laut? Kamu mau nenggelamin aku ya? Diam-diam kamu dendam karena aku selebgram terkenal, ya?" tanya Vinda, ngaco.

"..."

"Iiih! Baghas! Kamu tuli apa gimana sih?"

Vinda mengikuti langkah cepat Baghas, dan menahan rasa penasarannya sejak ia turun dari mobil. 

Lautan. Pantai. Di situlah Baghas membawanya sekarang. Berjuta pertanyaan menyergap, mengingat Baghas yang terdiam dan tak menggubris berbagai pertanyaan Vinda.

"Baghas, jawaaab!"

"..."

"Ih, aku order Gojek aja, ya? Aku mau pulang!"

"..."

"Fix! Kamu mau tenggelamin aku ke laut, kan? Iya aku tau, aku emang bukan pacar yang baik, aku kurang perhatian...  Tapi nggak usah pake acara bunuh aku, kali!"

Langkah Baghas makin cepat, hingga Vinda harus mengejar Baghas setengah berlari.

"Baghaaas! Kamu marah apa gimana sih sama aku? Jawab dulu dong, biar sebelum aku mati, kita sudah sempat damai!"

"..."

"Ba--"

Tanpa basa-basi, Baghas menarik Vinda dalam pelukannya. Memeluknya erat disaksikan oleh deburan gelombang air pantai. Disaksikan oleh surutnya mentari di sore menjelang malam hari.

"Aku nggak mau bunuh kamu ataupun masukin kamu ke laut. Kamu nggak punya salah apa-apa ke aku."

"Terus, kenapa kamu diem aja?"

"Kamu ngerti arti romantis nggak sih? Aku lagi berusaha romantis, malah kamu marah-marah!" cibir Baghas kesal.

"Cowok romantis nggak bakal diemin ceweknya! Hu!"

"Setelah aku diemin kamu, apa kamu bisa bilang kalau aku gagal jadi cowo romantis?"

Baghas melepas pelukannya, dan memutar badan Vinda ke arah kiri, hingga kini tatapan Vinda bukan lagi ke Bagas, melainkan ke arah hamparan laut dan--

"Kamu berhasil." Vinda tersenyum sekilas, dan memeluk Baghas sangat erat.

Di hadapan mereka, terdapat panggung kecil yang memang di-desain untuk acara makan malam mereka berdua. Satu meja, dua kursi, puluhan lilin kecil, bunga mawar putih kesukaan Vinda, dan tak lupa lima orang yang memainkan alat musik menambah suasana romantis malam itu. 

"Suka kan? Ayo kita makan malam romantis," ajak Baghas.

Tak urung berjalan, Baghas menatap Vinda lagi. "Kenapa?"

"Kamu jahat!"

"Loh?"

"Iya! Mau dinner nggak bilang! Kan aku malu, masih pake baju baby doll gini!"

Baghas menggelengkan kepalanya. Pacarnya memang kekanak-kanakan sekali, tetapi terkadang ia bisa menjadi sosok yang dewasa. 

Persis seperti Shinta. 

Intinya, Vinda dan Shinta, adalah dua gadis--selain ibu kandungnya--yang amat berarti dalam hidup Baghas. 

"Besok kalau kita udah nikah, apa kamu malu buat pake baju tidur di depan aku?" tanya Baghas serius.

"Nggak lah, kan itu beda."

"Ya udah. Apa kamu mau pake dress mulu? Nih ya, aku cuma mau liat kamu yang apa adanya. Bukan kamu yang harus make up atau terbalut busana mahal."

Neighbour's Slave Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang