Janji Bagas-Vinda

14.1K 540 14
                                    

Vinda bahagia malam ini. Jelas sangat bahagia. Malam ini, Baghas benar-benar memperlakukan Vinda dengan baik dan sempurna. 

Dari membuat Vinda tampil apa adanya, kencan di tepi pantai, nyanyian lagu romantis, dan menghabiskan malam dengan bersama, rupanya berhasil membuat Vinda menjadi wanita paling bahagia malam ini.

"Kamu kenapa ngelamun?" Baghas mengagetkan pikiran Vinda tentangnya.

"Apa? Ngelamun?"

"Iya. Kamu ngelamun kan? Kayak orang bodo aja," ejek Baghas

Sialan! Dengan gerak cepat, Vinda menarik telinga Baghas hingga ia mengaduh dan mengusap telinganya.

"Jahat banget sih!" Baghas mengerucutkan bibirnya.

"Jahatan siapa sama yang ngatain pacarnya sendiri 'bodo'?" tandas Vinda, tak mau kalah.

"Iya iya deh. Kita sama-sama jahat. Jadi cocok deh! Hahahah!"

"Aneh kamu."

Pandangan mereka kembali ke lautan lepas, dengan Vinda dan Baghas yang sudah duduk berdua di atas kap mobil milik Baghas. Semilir angin jam setengah sepuluh malam membuat mereka sadar akan keadaan yang sepi sunyi, benar-benar merasa bahwa hanya mereka berdua di sini.

Tanpa sadar, Baghas memeluk Vindaberat. Sangat erat, hingga gadis itu sulit bernapas.

"Kamu kenapa?" tanya Vinda.

"Pengen peluk kamu aja. Nggak boleh?"

Vinda tersenyum dan menghela nafas. "Kamu diem di sampingku aja, aku udah bahagia. Apalagi kalo kamu peluk aku, semangat hidupku jadi berlipat ganda."

"Oh ya? Nggak sekedar kalimat penghiburan kan?"

"Nggak lah! Ini serius tauuu!"

"Oke oke. I trust you, dear."

Vinda menyandarkan kepala di bahu bidang Baghas. Ah, ini posisi ternyaman. Bau parfum Baghas yang benar-benar candu, membuat Vinda tak mampu lagi beranjak menjauh.

"Makasih ya buat malem ini," kata Vinda berbisik.

"Kamu seneng?"

"Yap. I'm glad to have you in my life, Bagas."

"Beneran?"

"Iya. Meskipun kamu kadang nyebelinnya minta ampun. Tapi... You always treat me like a princess."

Mata Bagas menelusuri kebenaran di mata Vinda. Dan Vinda yakin Baghas menemukannya, karena memang kejujuran Vinda adalah nyata.

"Kamu serius mau... ngejalanin masa depan kamu sama aku?" tanya Vinda

"Iya lah. Kalo enggak, ngapain aku pacarin kamu?"

"Hmm.. Tapi aku bawel loh."

"Nggak apa-apa."

"Aku rempong."

"No prob."

"A--"

Bagas meletakkan jemarinya di bibirku. Memotong ucapan Vinda. "Sssst..  Mau gimanapun kamu, aku udah terlanjur sayaaaang banget sama kamu. Dan kamu tau, selain Shinta, kamu adalah cewe rese lainnya yang bikin aku bertahan dan mau merajut mimpi kita bersama."

--Cuma bedanya, Shinta dapet porsi sebagai sahabat aku. Dan kamu, dapet porsi sebagai masa depanku," lanjut Baghas.

"Tapi kalau ternyata kamu bukan jodohku?"

Baghas tersenyum getir. "Ya itulah takdir. Yang penting kita udah berusaha terbaik buat saat ini. Ke depannya kita serahkan sama Yang Di Atas. Semakin kita mengusahakan yang terbaik, restu akan selalu ada untuk kita.."

*TBC*

Neighbour's Slave Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang