Vesna, May, 2013
Danau Senezh, Solnechnogorsk, Moskow Oblast, USSR
Sebuah sedan Lada Priora Vaz-2172 warna hitam tampak melaju di sebuah jalan raya di tengah hutan. Seorang wanita berambut lurus berwarna merah tembaga yang mengemudikan mobil itu sedikit mengurangi kecepatannya ketika pemandangan pepohonan pinus di kanan dan kiri jalan tidak lagi terlihat, berganti menjadi sebuah tanah lapang yang luas membentang dengan bangunan-bangunan yang tampak kecil dari kejauhan.
Wanita itu melihat sebuah papan berwarna hijau di tepi jalan bertuliskan Dobro Pozhalovat' v Solnechnogorsk. Bangunan-bangunan yang semula tampak kecil itu kini terlihat semakin besar sesuai dengan ukuran yang sebenarnya setelah mobil itu memasuki kota kecil itu.
Wanita pengemudi mobil sedan yang berusia 30 tahun itu sesekali melemparkan pandangannya ke tepi jalan di kota kecil itu. Selain mencari papan petunjuk menuju danau Senezh, dia juga mencari sebuah minimarket.
Kedua mata birunya yang jernih tampak berbinar ketika dia melihat sebuah minimarket di antara bangunan bertingkat yang berjajar di kanan jalan. Dengan hati-hati gadis itu berbelok di jalanan yang tidak terlalu ramai, kemudian menghentikan mobilnya di halaman sebuah minimarket yang tidak terlalu lebar.
Dia tersenyum ketika melihat mobil sedan miliknya menjadi tampak begitu mewah di antara dua mobil sedan tua hasil produksi tahun 80'an dan beberapa sepeda yang terparkir di halaman minimarket itu.
Setelah mematikan mesin mobil, terlihat sepasang kaki jenjang yang dibalut celana jeans berwarna abu-abu dan sepatu boots warna hitam turun dari mobil. Pemilik sepasang kaki jenjang dan ramping itu kembali tersenyum karena dia bisa memijak kota kelahirannya lagi. Usianya masih 7 tahun saat kedua orang tuanya membawanya pindah ke Moskow, jadi tidak banyak memori yang tersimpan tentang kota ini.
Wanita itu terlihat sedikit menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, dia melakukan gerakan stretching untuk melemaskan otot-ototnya yang kaku setelah mengemudi selama beberapa jam karena terjebak kemacetan di jalanan kota Moskow. Kemudian dia mengambil tas jinjing miliknya yang terbuat dari kulit berwarna hitam yang senada dengan jaket kulit yang dia kenakan. Dia mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam minimarket.
Cring sebuah bel yang diletakkan di atas pintu minimarket itu berbunyi ketika wanita berambut merah itu membuka pintu kaca. Seorang gadis penjaga kasir dan beberapa orang pengunjung minimarket itu tampak memandang ke arahnya. Dengan santai dia mengacuhkan mereka, menyambar sebuah keranjang berwarna merah dan berjalan menuju rak makanan.
Roti, makanan kaleng, selai coklat dan makanan kecil tampak memenuhi keranjang belanjaannya. Kemudian dia melirik ke rak minuman, dia terpaku sesaat kemudian tersenyum sambil menyambar sebotol vodka dan minuman bersoda.
Kemudian dengan langkahnya yang anggun dan penuh percaya diri, wanita itu menuju ke kasir untuk membayar belanjaannya.
"Kau dari Moskow?" tanya gadis penjaga kasir yang berambut pirang dengan model pixie.
"Dari mana kau tahu?" wanita itu balik bertanya, kedua alisnya tampak berkerut karena heran.
"Penampilanmu terlalu modern untuk ukuran kota kecil seperti ini," gadis penjaga kasir itu tersenyum, bintik-bintik coklat di kedua pipi dan hidungnya jadi terlihat menonjol saat dia tersenyum.
"O ya?" wanita itu menjawab singkat.
"Kau kemari untuk berlibur?" tanyanya lagi sambil menghitung harga barang belanjaan itu satu persatu di mesin kasir kemudian memasukkan barang-barang itu ke kantung belanja.
"Mmm ... tidak, aku datang mengunjungi nenekku, dia tinggal di tepi danau Senezh."
"Ow .. nenek pemilik vila tua di tepi danau itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken
Historical Fiction“PUTRI JENDERAL YANG CACAT” Ludmila Khrushcheva menghabiskan hidupnya untuk membenci ayahnya yang membuangnya dan menyebabkan kematian ibunya Ketika sebuah cinta dari seorang prajurit bernama Yuriy menyapa hatinya Ludmila hanya membisu, hatinya diam...