Heart Breaking Letter Part 3

326 17 0
                                    

Vesna, April, 1940

Distrik Arbat, Moskow, Uni Soviet

Limousine warna hitam itu kini terlihat pergi meninggalkan vila di tepi danau itu. Mobil itu terlebih dulu membawa Olya pulang ke rumah kedua orang tuanya di kota kecil di sebelah selatan danau Senezh.

Kini limousine itu tampak menyusuri jalanan tanah berdebu di tepi hutan yang menjadi pembatas antara kota kecil Solnechnogorsk dan kota besar Moskow. Pemandangan hutan taiga yang luas membentang kemudian berganti dengan jalanan beraspal yang di kanan kirinya terlihat pemandangan gedung-gedung bertingkat dengan arsitektur khas Eropa.

Sebuah pemandangan yang menawan tapi tidak ada seorangpun di dalam limousine itu yang menikmati pemandangan selama di perjalanan. Darya tak henti-hentinya berusaha menenangkan Ludmila yang menangis sesenggukan. Sementara Pavel, suami Darya fokus mengemudikan limousine itu agar segera sampai di Distrik Militer Arbat, Moskow, tempat tinggal para petinggi militer tentara merah Uni Soviet.

Setelah menempuh perjalanan sejauh 65 km akhirnya mereka melihat bintang di menara tembok merah Kremlin yang berdiri kokoh menjulang seolah menyentuh langit. Limousine hitam itu kemudian menuju bagian barat dari area Kremlin, sekitar 3 km kemudian mereka sudah sampai ke distrik Arbat. Sekitar 800 meter limousine itu sudah sampai ke perumahan mewah, salah satunya adalah kediaman Jenderal Anton Khrushchev, ayah Ludmila.

Dua orang tentara berseragam cokelat tampak berjaga di pintu gerbang, salah seorang dari mereka menghampiri limousine yang dinaiki Ludmila. Pavel membuka jendela mobil kemudian berkata pada salah satu penjaga.

"Aku membawa Nona Ludmila, apa Nyonya sudah dimakamkan?"

"Nyonya sudah dibawa ke Novodevichy," jawab penjaga itu.

Mendengar hal itu, Pavel segera menutup jendela mobilnya kemudian memutar mobilnya menuju pemakaman Novodevichy, 2 km di sebelah selatan distrik Arbat.

Beberapa saat kemudian, mobil itu sudah sampai di kompleks pemakaman, tampak beberapa mobil berjajar di halaman kompleks pemakaman. Dari kejauhan Ludmila bisa melihat kerumunan orang mengenakan pakaian hitam yang berdiri mengelilingi sebuah makam, dia melihat beberapa pelayat yang datang berasal dari kalangan militer.

"Berhenti," perintahnya pada Pavel.

"Nona ingin turun di sini? Tapi jaraknya masih terlalu jauh, saya akan memarkir mobil di dekat makam supaya Nona tidak perlu berjalan jauh," Pavel berkata pada nona majikannya.

"Aku akan turun jika orang-orang itu sudah pergi," jawab Ludmila pelan sambil tetap bersandar di bahu Darya.

Pavel mematuhi perintah Ludmila, kemudian mereka bertiga menunggu di mobil. Upacara pemakaman berjalan dengan khidmat, terlihat para pelayat yang tampak berduka karena kematian istri Jenderal Khrushchev. Sekilas Jenderal Khrushchev melihat ke sekitar makam, dia bisa melihat mobil limousine miliknya berhenti jauh dari pemakaman, dia tahu jika putrinya ada di dalam mobil.

Usai upacara pemakaman, satu-persatu dari para tamu meninggalkan pemakaman termasuk Jenderal Khrushchev yang pergi dengan mengendarai mobil barunya. Tetapi sebelum Jenderal Khrushchev beranjak pergi, dia membisikkan sesuatu pada pelayannya, seorang juru masak bernama Albina.

Wanita berusia 57 tahun itu mengangguk kemudian pandangannya beralih ke arah mobil yang dinaiki Ludmila. Kini Albina berdiri seorang diri di samping makam nyonya majikannya, dia menuruti perintah majikannya yang memintanya untuk menunggu Ludmila.

Ludmila memandang ke sekeliling area pemakaman yang sudah lengang, "Apa orang-orang itu sudah benar-benar pergi?" tanyanya pada Pavel.

"Iya, Nona, mereka sudah pergi."

UnspokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang