Another Disaster For Me

53 3 1
                                    

PLAKK!

Sebuah tamparan yang keras melayang pada pipi kananku. Begitu juga kepalaku juga mengikuti arah kemana tamparan itu mengarah. Ayah menamparku. Cih, bahkan disudut bibirku mulai terasa darah yang mulai keluar. Ibu? Dia bahkan tidak peduli. Lalu Annelise? Oh, ia pasti sangat senang. Dia bahkan sudah tertawa di sudut ruangan dimana ayah dan ibu tidak bisa melihatnya. Aku kembali mengeluarkan seringaianku, sebuah kebiasaan memang.

"Sepertinya penyakitmu belum sembuh sepenuhnya. Lihat apa yang telah kau lakukan? kau kembali merusak nama baik Aston family! Harusnya kau harus lebih berhati-hati lagi!" Ayahterlihat begitu marah. Bahkan ibu juga ikut bergidik.

"Tapi ayah, kau harus mendengarkanku dulu!" Yah, aku harus memberi perlawanan. Tidak akan ada asap bila tak ada api. Aku tidak akan begitu bila semua rakyat jelata itu tidak memulainya terlebih dahulu.

"Diam! kau hanya bisa merusak namaku saja dimata pejabat lain! Tidakkah cukup bagimu diberi gelar 'gila' oleh orang lain sekali saja? dan kali ini kau ingin di kembalikan ke rumah sakit dengan kurungan?!" Right! Ayah hanya mementingkan kehormatan keluarga ini dibanding putri kandungnya sendiri. Ah tidak, aku hanya anak haram yang harus diterimanya. Ck, lucu sekali!

Ayah yang membelakangiku tiba-tiba tenggelam dalam diam. Aku bingung apa aku sudah boleh menyingkir atau masih ada kata cacian yang harus kuterima? Sudut bibirku yang sedari tadi terluka mulai berdenyut menuntutku untuk segera mengobatinya. Lebih baik aku memilih menyingkir. baru saja aku membalikkan tubuhku ayah mulai bersuara lagi.

"Tak ada pilihan lain. Kau harus kukirimkan pada paman dan bibimu di Seoul." Ujar ayah masih dalam posisi membelakangiku. Aku, ibu dan bahkan Annelise terkejut dengan apa yang baru saja ayah katakan.

"Apa?! Seoul? Ayah pasti bercanda!" Aku menolak dengan segala cara agar aku tidak dikirimkan ke Seoul. Bagian negara yang tak pernah kukunjungi. Daerah yang sangat asing. Namun sia-sia saja, Keputusan ayah sudah bulat. Bahkan tepat dihadapanku ia sudah mulai mengontak bibi yang tak pernah kutemui sekalipun agar mau menerimaku disana. Shit! kenapa hidupku di rumah ini tidak pernah berjalan dengan baik? Hal buruk apa lagi yang harus kulalui, huh? Dicampakkan ke negara yang aku sendiri tidak tahu oleh orang tuaku sendiri.

"Aku sudah mengabari bibimu! Sekarang bersiaplah mengemas semua barang-barangmu untuk dibawa ke sana! Kau akan ikut penerbangan pagi" Whatever, it's dad's choise thought. Aku tidak bisa untuk tidak menurutinya. Karena perintahnya adalah mutlak. Jika aku masih saja bersikeras, Aku tak yakin di belahan dunia mana ia akan membuangku. Aku kembali berbalik dan berniat pergi menuju ruangku.

"Kau bisa kembali jika kau sudah memperbaiki sikap gilamu itu!" Ya,ya aku tau kau tidak akan pernah membawaku kembali. Lagipula, aku adalah anak haram yang tidak pernah di inginkan. Haha, akhirnya aku bisa mengingat kenapa aku bisa menjadi gadis gila seperti ini.

Semua ini terjadi karena shock berlebihan saat ayah yang membenciku tiba-tiba membongkar semua rahasia kelam kelahiranku bahwa aku bukanlah anak kandungnya. Aku hanya anak haram dari orang entah berantah yang memperkosa ibuku dulu. Itulah yang kudengar saat itu, dimana saat itu  ibu dan ayah bertengkar akibat diriku yang tak pernah diinginkan.  Mengenai Kai, ternyata aku sudah lebih dulu mengetahuiya berselingkuh dengan Annelise. Shit! Shit! kepalaku mulai terasa sakit. Yah, aku tahu aku terlalu memaksa mengembalikan ingatanku. Semakin aku menaiki satu anak tangga semakin menjadi pula rasa sakit pada kepalaku hingga pada akhirnya semua pandanganku berubah menjadi gelap.

***

Aku mulai membuka mataku perlahan. Penglihatanku masih kabur. Tapi suara yang cukup memekakkan telinga membuatku merasa risih. Aku mengusap kasar mataku agar dapat lebih cepat mencerna semua cahaya yang masuk ke mataku. Suara itu semakin keras membuatku semakin menyadari suara itu tak begitu asing. Penglihatanku yang sempat rabun, seketika menjadi jelas. Aku menatap kesekitar dan benar apa yang baru saja ku tebak! Aku sudah berada di dalam pesawat. Bahkan aku tidak sempat menyiapkan barangku sendiri. Sebegitukah ayah menginginkan aku hilang dari kediaman itu? Baiklah! Aku akan lakukan sesuai yang kau inginkan, ayah!

***





Don't forget to leave one comment^^

Insane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang