Urghh why why why?!??

48 2 0
                                    

Aku memejamkan mata sambil menutup kedua indera pendengaranku. Urghh.. berisik!
Mau sampai kapan mereka membuat keributan disini. Aku berjalan menuju kamar kecil itu untuk menghindari semua keributan ini tetapi salah satu dari mereka menahanku dengan tangan liarnya menarik rambutku.

"Hey! kau mau kemana huh?" Again. Aku memejamkan mataku sebentar guna untuk menenangkan diri agar tidak tersulut emosi dengan jalang yang mulai mengganas ini. Aku menggenggam pelan benda hidup ganas yang menarik rambutku dengan pelan. Tampaknya ia menurut, ia merenggangkan jambakannya pada rambutku. Aku berbalik lalu menatapnya dengan ekspresi datarku.

"Can you just shut your fucking mouth up? you know, you hurt my ear, bitch!" Jalang itu membulatkan kedua matanya. Tangan liarnya mulai bergerak ke arah rambutku lagi. Sayang sekali, cara yang sama tak berlaku untukku. Aku meraih tangannya lalu memutarnya ke bawah. Shit! aku melakukannya lagi. Ayolah, aku tak berniat melukai salah satu dari kalian. Aku menghela nafasku lagi.

Satu teratasi dan yang lain mulai berdatangan ke arahku. Geez, Mau sampai kapan ini terjadi? Aku lelah dan juga sangat lapar! Sehun belum pulang sejak tadi malam, sebenarnya pekerjaan seperti apa yang ia lakukan? tentu saja jika ia tak berada dirumah, tak ada yang memasak makanan untukku. Lalu sekarang? Aku harus berhadapan dengan jalang-jalang ganas yang terus menanyakannya dan keberadaanku disini.

"Sudah kubilang, Se-o-opa tidak ada dirumah! Dan juga sudah kukatakan sebelumnya aku ini sepupunya!" Sial! hampir saja aku menyebut namanya begitu saja. Jika dia tahu, aku yakin tatapan dinginnya akan menusukku.

"Sejak kapan Sehun memiliki sepupu?! setahuku ia hanya hidup seorang diri" Sahut salah satu jalang yang sudah terkapar olehku. Urgh, tidakkah salah satu dari mereka bertingkah tidak semenyebalkan ini? Aku sudah sangat lelah, sisa tenagaku sudah cukup terkuras untuk menangani mereka.

"Sure, He have and it's me. Jangan bertingkah seakan kalian tahu semua tentangnya" What the hell am i saying? Disini, akulah yang bersikap seolah tau banyak tentang dirinya. Padahal sebenarnya yang kutahu tentangnya adalah namanya.

Aku berniat berjalan kedapur berniat untuk meneguk segelas air. Jujur, berhadapan dengan mereka cukup menguras tenaga dan suaraku. Baru saja beberapa langkah aku berjalan, mereka yang sudah terkapar olehku bangkit dan menghadangku. Sialnya, aku sedang tidak fokus hingga dengan mudah tubuhku terdorong dan membanting nakas yang tak berada jauh dari sana. Mataku terpejam, rasa ngilu dan sakit mulai terasa di pelipis kananku.

Aku menyentuhnya dan pelipisku terasa basah oleh cairan kental yang muncul entah dari mana. Aku kembali menurunkan tanganku meletakkanya tepat dihadapanku. Benar dugaanku, pelipisku berdarah. Aku menghela nafas panjang lagi. Aku berusaha berdiri. Mereka yang mendorongku sedikit bergidik. Benar-benar, kali ini emosiku tak terkendali lagi. Mereka sudah kelewatan.

Aku berjalan dengan cepat meraih surai yang tertangkap oleh tanganku dan menendang perut jalang yang lainnya. Aku menampar pemilik surai itu hingga kedua pipinya memerah seperti kepiting rebus dan juga darah mulai merembes dari sudut bibirnya. Jangan salahkan aku! Ini semua salah kalian! Tepat setelah aku menghancurkan kedua jalang yang tak tahu diri itu, pria brengsek yang sedari tadi kutunggu muncul!

Ekspresinya terlihat begitu terkejut! Tentu saja dengan kondisi seperti ini, manusia seperti apapun pasti akan terkejut. Lihat, Aku sudah terlihat seperti manusia psikopat menghabisi target yang ingin dibunuh. Terserah, apa yang sedang ia pikirkan aku tak peduli. Hal yang pasti orang-orang lakukan setelah melihatku seperti ini adalah mendakwaku langsung seperti seorang tersangka tanpa pikir panjang.

"Areum.. kalian... apa yang sedang terjadi disini?" Aku diam lalu beranjak dari tempat itu.

"Areum!" Panggil Sehun. Kedua jalang hina yang sudah setengah mati itu merangkak dan menangis seperti makhluk menyedihkan di hadapannya.

"Sehun, lihatlah! wanita itu sudah membuatku seperti ini!"

"Bagaimana mungkin kau membiarkan wanita gila sepertinya tinggal bersamamu!" Mereka terus menempel padanya dan mengarang semua cerita sebisa mungkin. bitch!

Insane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang