Unacceptable Me

104 7 0
                                    

Namaku Jean Aston, anak bungsu berusia 17 tahun dari keluarga Aston. Hari ini adalah tepat dua hari setelah aku pindah dari rumah sakit ke rumahku. Yah, maksudku rumah sakit bukan berarti rumah sakit yang kalian pikirkan. Dua hari yang lalu aku berhasil menjalani tes kesehatan jiwaku yang sempat terguncang. Dan yah, aku memang pengidap penyakit jiwa yang sering dibilang gila oleh orang-orang yang iri pada keluargaku yang masih ada hubungan darah dengan keluarga bangsawan. Tak ada yang perlu disenangkan dari lulusnya kesehatan jiwaku yang dapat membuatku kembali menginjakan kaki pada rumah mewah itu.

Karena apa? tak ada satupun dari penghuni dari rumah itu menginginkan aku bisa kembali ke rumah, terutama ibu dan ayahku. And see? saat aku sudah berhasil menginjakkan kaki di depan pintu tak ada yang menyambutku. Bahkan pelayan yng pernah melayaniku enggan menyambutku, Benar-benar kurang ajar.

Apa orang gila yang baru sembuh sepertiku ini sangat menakutkan? Whatever, I don't care either. Tanpa peduli sekitar aku dengan sikap ceriaku yang entah ini adalah efek gilaku yang masih tertinggal, Aku tidak tahu yang jelas suaraku dengan kerasnya mengguncang isi rumah.

"Aku pulang!"

Semuanya terkejut tak terkecuali ibu dan ayahku yang duduk di sofa ruang tengah dan juga jangan harapkan ada yang akan menyambutku, Karena mantan orang gila sepertiku tak pantas untuk direspon.

Aku melanjutkan langkahku menuju kamar dan tak disangka kakakku yang cantik, Annelise berpapasan denganku di tangga. Seperti biasa sikapnya dingin terhadapku bahkan lebih dari sebelum aku meninggalkan mansion megah ini. Aku tersenyum, bukan aku menunjukkan seringaianku lalu lanjut melangkah menuju kamarku. Haha, jangan pikir aku akan mengharapkan Annelise akan menyambut kedatanganku dengan hangat layaknya opera sabun yang pernah kulihat.

Setelah berhasil memasuki kamar yang dulu sempat kuhuni, aku membanting tubuhku ke tempat tidur. Begitu menenangkan, tempat tidur ini lebih empuk dibandingkan yang ada dirumah sakit. Aku menatap menerawang ke arah langit-langit kamar hingga saat itu otakku mengingat seseorang yang selalu kurindukan selama di rumah sakit. Aku bangun, lalu pandanganku menelusuri semua yang ada di dalam kamarku itu. Ponselku, aku menemukannya terletak dengan cantik di atas nakas. Keadaannya masih sama seperti terakhir kali kutinggal, dan sepertinya para pelayan ini cukup baik merawat ponselku.

Aku mulai menghidupkannya dan tak memberikan sedikit waktu untuk ponselku meloading semua aplikasi yang ada. Tanganku dengan cepat menyentuh icon angka satu dan melakukan speed dial. Kuharap nomor itu masih aktif. Di tengah kecemasanku, tak lama suara tersambung berbunyi. Aku sedikit mengeluarkan nafas lega.

"Hello?"

"Kai?! Apa itu kau?"

"......."

"Kai?"

"......J-Jean?"

"Iya, ini aku. Aku sangat merindukanmu, Kai."

"....Bagaimana bisa kau menghubungiku, Bukankah kau... Apa kau sudah boleh pulang?"

"Bingo! Aku sangat merindukanmu. Apa kau tidak merindukanku juga?" Ucapku dengan nada manja. Hal yang sudah lama tidak pernah kulakukan padanya. Kekasihku, Kai Kim yang selalu memanjakanku.

".... Ah.. Eum.. Tentu saja." Jawabannya begitu meragukan atau hanya perasaanku saja.

"Kalau begitu temui aku sekarang juga! Aku ingin memelukmu"

"Baiklah, aku akan kerumahmu."

***













Don't forget to leave one comment^^

Insane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang