PROLOG

48 8 0
                                    

Sudah dua hari ini, aku merasa bahwa komik buatanku ngadat. Bukannya nggak mau bikin sih. Hanya saja, aku nggak punya ide lagi. Oke, ini merupakan satu kelemahanku, yaitu, bingung untuk menentukan alur. Terus terang saja, tak hanya satu ataupun dua kali orang-orang dan bahkan DIRIKu SENDIRI kebingungan membacanya. Kenapa tiba-tiba begini? Kok nggak nyambung sih? Ah, terlalu to the point. Dan lain sebagainya.

Aku ingin sekali dapat membuat cerita yang - yah - setidaknya lain daripada yang lain. Suatu cerita yang mengejutkan pembaca misalnya?

PYAR!! sial, aku tak sengaja menyikut minuman disampingku dan sialnya, minuman itu membasahi naskah komikku!

Oke, mungkin aku sedang nggak beruntung. Atau istilah gaulnya 'badluck'?

Kini aku tak memiliki waktu lagi untuk mengulangnya. Telepon berdering nyaring sedaritadi. Editorku terus menerus menagih naskahku.

PRANG!!

Sekarang apa lagi? Ada maling masuk? Kemudian maling itu akan mencuriku? Haha! Nggak mungkin -_-

Niat hati aku ingin mengecek apa yang terjadi. Namun aku merasa ogah untuk berdiri. Oke, dengan berat hati aku menghampiri sumber suara dan...

Vas bunga bergambar anime 'kuroshitsuji' kesayanganku HANCUR disampar kucing persia hitamku. Aku menghela napas panjang.

"AAAAAAA!!!!"

Aku berteriak sekuat-kuatnya. Bagaimana tidak? Vas bunga hadiah lomba cosplayku lenyap begitu saja. Itu... Kebangganku...

"Miaaww" kucingku, kuro, menghampiriku dengan wajah tanpa dosa. Oke aku tau dia hanya seekor kucing yang pastinya tak tau apa-apa. Tapi...

Daripada aku berlama-lama meratapi vas kesayanganku yang sudah tak berupa lagi itu, akupun segera membereskannya dan kutaruh serpihan tersebut di sebuah kain yang tak terpakai lagi.

KRIINGG!!

Lagi-lagi suara nyaring telepon dari editorku. Kali ini aku memberanikan diri untuk mengangkatnya.

"Hallo?"
"Hallo katamu? Mau sampai kapan aku menunggumu sampai berjamur begini?!! Cepat selesaikan naskahmu! Kutunggu 3 jam lagi!"

Hah?! 3 jam katanya?! Untuk naskah basah sejumlah 20 lembar??

"Anu...maaf, tapi tadi ada kesalahan teknis. Bisakah diundur hingga besok?" bagaimanapun juga, aku harus bisa membujuk editor keras kepalaku ini.
"Tidak!"
"Kumohon..."

Hening sejenak. Sepertinya ia sedang berpikir. Atau bersiap-siap untuk menceramahiku?

"Baiklah, kali ini saja." bagai mimpi, bisa-bisanya editorku yang keras ini jadi lunak. Apa yang terjadi?

Kokoro no KotoWhere stories live. Discover now