Part 5

10 1 2
                                    

Berkat Yoshiro, kini keadaanku kembali normal. Kali ini aku dapat menjalani aktifitasku secara normal. Dan akhirnya aku bisa melanjutkan naskahku dengan tenang tanpa adanya pengganggu.

Saat aku menyusuri lorong, aku merasakan hawa yang aneh. Sepertinya akan ada hal buruk yang terjadi. Ah, tidak mungkin. Itu hanyalah anganku saja. Barangkali.

SREK!

Saat aku memasuki kelas dan duduk di bangkuku, Murasaki menghampiriku. Ia tiba-tiba membanting mejaku. Aku menatapnya sedikit. Ia mengeluarkam aura iblis.

"Hei, dasar lemah!"

Terdiam. Hanya itu yang dapat kulakukan. Aku kembali menundukkan pandanganku.

"Kemarin, kau pasti hanya akting belaka kan? Sok-sokan pingsan supaya bisa digendong Yoshiro. Iya kan?"

Hah? Yang benar saja. Sudi amit aku digendong anak bodoh itu.

"Jawab! Mentang-mentang cuman diperhatikan sedikit dan cuman kebetulan dekat aja, kamu berusaha mencari hati Yoshiro kan?"

Haaahhh?? -,- apa-apaan sih anak satu ini. Gila aja. Kami benar-benar hanya sekedar 'TEMAN'.

"Maaf, tapi aku benar-benar tak menaruh hati sama sekali ke Yoshiro." kini aku mulai berbicara dan menjelaskan sesingkat mungkin. Aku malas berbicara dengan mereka.

GRAB!!

Murasaki mengangkat kerah bajuku dan menggebrak kakinya di bangkuku. Wajahnya nampak sangatlah geram. Auranya berapi-api. Untuk kesekian kalinya, aku siap untuk di bully.

"Yana!"

Suara yang tak asing lagi bagiku ini tiba-tiba menyerukan namaku. Murasaki seketika itu melonggarkan kepalannya di kerahku dan melepaskanku. Lantas ia segera meninggalkanku.

"Apa yang kau lakukan? Apa yang kau mau?" Yoshiro tak segan-segan membentak Murasaki.

"Wah wah, jangan kasar begitu dong. Aku kan perempuan. Sungguh tega kau seorang laki-laki membentak perempuan cantik sepertiku."

Cih, kalo di depan cowok aja dia jadi lembut begitu.

"Apa yang kau inginkan supaya kau berhenti membully Yana lagi?"

"Keinginanku? Kau benar-benar ingin mendengarkan keinginanku?" sahut Murasaki angkuh.

"Cepat katakan!"

"Aku ingin kau menjauhi Naohana sepenuhnya."

"Menjauhi Yana? Tidak, aku tak bisa. Apapun yang terjadi, aku pasti berada di sampingnya."

Wah wah, gombal tuh gombal. Dasar Yoshiro bodoh.

"Oke kalo gitu, kamu harus jadi pacarku selama sebulan."

HAAAHH??! Berarti Murasaki sejak awal memang sudah menyukai Yoshiro? Yoshiro? Anak dekil itu? Huh, mau-maunya!

"Baiklah." jawab Yoshiro sambi menghela napas panjang.

"Berlaku mulai hari ini. Nanti sepulang sekolah, kau harus mengantarku pulang."

Hee?? Tunggu dulu, rumah Murasaki dan Yoshiro kan berlawanan? Jauh lagi.

"Baiklah." kali ini ekspresi Yoshiro serius.

Setelah selesai nego, Yoshiro pun menghampiriku.

"Fyuu~ Fyuu~" aku melirik ke arah Yoshiro.

"Hih! Diam kau cerewet!"

"Maaf ya Yoshiro, kau justru yang kena imbasnya. Seharusnya kau menerima tawaran yang pertama."

"HAAAHH??! Mana mungkin! Aku sudah menganggapmu seperti..." tiba-tiba Yoshiro bungkam.

"Seperti?"

"Sudah, lupakan!"

------------------------

Setelah bel tanda habisnya pelajaran berbunyi, Murasaki mendatangi Yoshiro dengan wajahnya yang sok imut, sok tebar pesona. Murasaki langsung merangkul tangan Yoshiro menuju keluar kelas.

Aaa...aku di sini hanya terpaku. Menonton adegan najis tadi dari awal hingga akhir ._.

Dan yang membuatku terkejut, tiba-tiba saja Hana dan Annie menghampiriku.

"Ikuti kami."

Ikuti mereka? Untuk apa? Apakah mereka akan membullyku lagi?

"Apa yang kalian inginkan dariku?" ujarku penasaran.

"Udah, pokoknya ikut."

Aku menuruti perintah mereka. Aku tak bisa mengelak dari mereka. Mereka berdua cukup kuat. Terutama Annie yang merupakan mantan atlet bela diri.

Aku digiring menuju belakang sekolah. Di situ terdapat sebuah kamar mandi kecil. Tunggu, biar ku tebak, pasti aku bakal ditenggelamkan di dalam bak itu.

Ternyata dugaanku meleset. Aku diajak mereka untuk duduk dipinggir kolam. Annie memberikan senyuman hangatnya padaku dan menyodorkan kotak makannya yang berisi sandwich.

"Ambillah."

Aku mengambilnya dan segera menggigitnya. Rasanya enak. Benar-benar luar biasa. Ini pasti buatan Annie sendiri.

"Umm...kenapa kalian mengajakku ke sini?" sahutku kemudian.

"Tak apa, kami hanya ingin mengobrol sejenak denganmu" jawab Hana.

"Eh? Tapi kenapa? Bukannya kalian menganggapku musuh? Bukannya aku sangatlah mengganggu kalian?"

"Iya, kau memang mengganggu. Sangatlah mengganggu."

Deg!

Tiba-tiba aku merinding.

"Kau tau, apa yang harus didapatkan dari seorang pengganggu sepertimu?" lanjut Hana kemudian.

BYUR!!

Hana mendorongku keras. Kepalaku sempat terbentur dasar kolam. Dari dasar kolam, aku sempat melihat Hana tertawa puas. Aku berusaha meraih pinggiran kolam. Namun sebelum aku menggapainya, Hana menekanku menggunakan benda entah apa itu. Membuatku makin menyentuh dasar.

Aku tak bisa bernapas. Aku paling tak tahan berada lama-lama di dalam air. Dan aku paling lemah dalam menahan napas.

Hampir di penghujung batas, Hana melepaskan penekannya dan membiarkanku ke atas.

PUAH!!

Napasku tersengal-sengal. Aku benar-benar lemas. Aku terus mengapung dan berusaha menggapai pinggiran kolam. Kini aku keluar dari kolam tekutuk itu. Kejadian ini membuatku trauma dengan air.

SREK!!

Hana menarik rambutku ke belakang. Apalagi yang akan dia perbuat?

"Hei keledai! Ingat ini baik-baik. Jangan pernah berharap kalau kami akan bersikap baik padamu! Kau ini cuman keledai bodoh yang benar-benar najis! Bahkan kau tak pantas berada di dunia ini."

Hana melepaskan cengkramannya. Mereka pun meninggalkanku sendiri.

Yoshiro-kun... Aku benar-benar ingin kau berada di sini saat ini.

Kokoro no KotoWhere stories live. Discover now