Part 1

29 4 0
                                    

Aku memulai aktifitas seperti biasa. Di sekolah, aku memiliki sahabat bernama yoshiro. Dia merupakan sahabat terbaikku sejak kelas 1.

Tapi, orang-orang sering menyangka kalau Yoshiro itu perempuan. Jelas saja. Wajahnya yang imut membuat siapapun yang melihatnya menyangka bahwa Yoshiro adalah perempuan. Bahkan ia memiliki badan yang kecil.

"Yana-chan, selamat pagi!" sambut Yoshiro sambi menepuk kencang bahuku.

"Oi! Sakit tauk!" aku balik menarik pipi Yoshiro kencang.

"Aa...ampun..." rintih Yoshiro. Wajahnya amatlah lucu. Membuatku tertawa kecil akan keimutan wajah Yoshiro.

TENG...TENG...TENG...

Bel masuk pun berbunyi. Namun lagi-lagi, guru kimiaku ini tak segera memasuki ruang kelas. Tapi, yah, suatu keberuntungan tersendiri bagiku. Toh aku bisa melanjutkan pembuatan naskah komikku. Mueheheh

"Psstt...Psstt...Yana-chan! Yana-chan!"

Hee?? Sepertinya ada yang memanggilku. Tapi aku tetap tak memperdulikan. Aku tetap terfokus pada naskah komikku

"Psstt...Pssttt...oi! Yana-chan! Oi!"

Lagi-lagi aku tak memperdulikan. Toh palingan Yoshiro yang memanggilku

PLETAK!!

Aaaa....sepertinya ada benda mendarat di atas kepalaku. Benda itu cukup keras. Dan cukup membuat kepalaku kesakitan pula.

Kini aku menoleh ke arah Yoshiro dengan tatapan tajam. Yoshiro hanya tertawa kecil padaku. Wajahnya yang polos itu membuat amarahku lenyap seketika. Senyumnya yang begitu polos membuat wajahku terasa panas.

"Yana-chan, liat komikmu doongg~"

Kupikir ada sesuatu yang penting yang ingin ia bicarakan. Ternyata, ia hanya ingin membaca naskah baruku. Dasar ini anak satu, mintanya yang gratisan melulu.

"Gamau! Makanya, beli dong komikku." ujarku.

"Yaahh...padahal aku penasaran dengan lanjutan ceritanya. Lagi seru-serunya nih! Sampe kebawa mimpi tauk."

"Jiah, sampe kebawa mimpi segala. Anak aneh"

Tiba-tiba Yoshiro mendekatkan wajahnya padaku. Gila ini anak. Oke, aku tau dia berwajah perempuan. Tapi bagaimanapun juga, dia tetaplah laki-laki -_-

"Yana-chan...boleh ya?? Tolonglah..."

SET!!

Aku segera menyembunyikan wajahku, menarik naskahku, dan segera membuangnya ke wajah Yoshiro.

"Makan nih naskah!" ujarku sambi menutupi wajahku yang makin lama makin memerah. Rasanya mau meledak.

"Aaa~ makasiihh. Tapi ngomong-ngomong, kamu sakit kah? Wajahmu merah. Disembunyiin lagi. Jangan-jangan kamu sakit, tapi kamu sembunyiin ya?"

Bodoh. Ini gara-gara kamu tau.

"Aa...mungkin aku cuman kecapekan." haha, bohong dikit boleh lah :v

"TUH KAN! Kamu ini udah dibilangin jangan memaksakan diri, masih aja nekat. Akhirnya jadi gini kan? Sana sana ke UKS aja."

Waduh waduh? Kok reaksi dia begini sih? Emang aku kenapa? -_-

"Ah, maafkan bapak, anak-anak. Tadi ada sedikit urusan mendadak yang harus diselesaikan."

Tiba-tiba guru kami masuk. Semua berhamburan menuju meja masing-masing. Pelajaran pun dimulai.

Kokoro no KotoWhere stories live. Discover now