Prologue

981 101 20
                                    

Di tengah keramaian aktifitas kota kecil, Crypton Hills, seorang pria bermata hijau berpenampilan layaknya pemuda normal berusia 20 tahun tengah duduk di teras kafe, ia tak sungguh-sungguh menyentuh gelas kopi yang telah dipesannya, bahkan sama sekali tak meminumnya. Sudah 15 menit berlalu, orang yang ditunggunya tak kunjung datang. Ia hanya memutar-mutar memainkan cincin besar di tangan kirinya, menunjukkan rasa bosan yang mulai meradangnya.

Langkah kaki lalu-lalang orang-orang pejalan kaki di sekitarnya menjadi irama konstan yang terdengar di telinga tajamnya. Tidak, bukan hanya itu, dia juga bisa mendengar setiap perbincangan orang-orang disekitarnya. Bahkan suara beberapa gadis yang tengah berbisik membicarakannya berada beberapa meter jauh darinya pun ia dapat mendengarnya dengan jelas. Tapi sayangnya itu bukanlah sebuah berkah mukjizat atau semacamnya, lebih buruk. Karena itu adalah kutukan.

Namun, tiba-tiba kini matanya membelalak lebar setelah telinganya mendengar suara decitan rem mobil dan teriakan seorang gadis pada jarak yang bisa dibilang lumayan jauh dari tempat duduknya saat ini. Dia segera berdiri dari duduknya dan memejamkan mata begitu ia bisa menghirup aroma darah segar yang merasuk ke dalam hidungnya. Ia sangat mengenal bau khas darah ini. Aroma darah yang selama ini ia nanti-nantikan. Lebih tepatnya, pemilik aroma darah ini lah yang sudah ia tunggu selama ribuan tahun lamanya.

Tanpa berpikir panjang lagi, dengan cepat pria itu segera beranjak pergi dari teras kafe dan menuju tempat aroma darah itu berada. Layaknya menggunakan kekuatan sihir, pria itu melesat begitu cepat mengalahkan kecepatan cahaya yang merambat di udara. Dalam satu kedipan mata, pria itu sudah berada di tempat dimana terdapat seorang gadis terkapar tak berdaya di tengah jalan dengan darah segar yang mengalir deras di kepalanya.

Jalanan di sekitarnya terlihat begitu sepi dan senyap, tak ada aktifitas kendaraan lain yang terlihat melintas. Padahal jalanan tersebut tak jauh dari pemukiman kota, tapi yang terlihat hanya satu mobil yang sengaja ditempatkan di sisi jalan sebelah kanan.

Pria itu menyibakkan rambut panjang yang menutupi wajah gadis itu, diangkatnya kepala gadis itu dan ditempatkan di lengan kananya. Ia memandangi setiap lekuk wajah gadis itu, dan membelai lembut pipi halusnya.

Bahkan wajahnya tak terlihat berbeda sedikit pun. Batin pria itu.

"Kau kembali, sayang" pria itu tersenyum lebar, sebelum akhirnya ia menggendong gadis itu dan membawanya pergi.

To be continued!

So what do you think of this prolog? lol i know the STEF hasn't end yet, i decide to post the the prolog earlier.

Mind to give me votes? please help me to reach 50+ votes for this prolog, so i will contiue this story soon.

Komen gimana menurut kalian prolog ini? let me know what you think in this comment section bellow!

Thank you! and hope ya'll like it! :)

The Original CreaturesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang