Chapter 3

463 65 29
                                    

Kenia Forbes

"Apa kau mau menemaniku ke kafetari, Jas?" tanyaku kepada Jasmine, salah satu teman kelas Geografiku pagi ini. Aku lumayan dekat dengan gadis satu ini, itu juga karena dulu Jasmine pernah mempunyai hubungan dengan Tyler, dua tahun lalu saat di bangku kelas 10. Dan aku juga lumayan sering hang out bersamanya, ya, selain bersama Tyler. Jasmine Long adalah satu-satunya mantan kekasih seorang Tyler Porter di Senior School ini. Mungkin jika bisa ku hitung, Jasmine adalah mantan Tyler yang ke-tiga, setelah Tyler dulu juga pernah berpacaran dua kali di Junior School.

Hubungan mereka tak berjalan cukup lama, setelah 10 bulan mereka berpacaran, hubungan itu akhirnya kandas di tengah jalan. Aku tak tahu pasti apa penyebabnya, Tyler hanya bilang padaku bahwa dia sudah tak ada kecocokan dengan Jasmine. Lebih tepatnya Tyler lah yang mengakhiri hubungannya secara sepihak. Tapi aku bersyukur karena Tyler dan Jasmine mengakhiri hubungan mereka secara baik-baik dan memutuskan untuk tetap berteman, meski ku rasa masih ada sedikit kecanggungan di antara mereka.

"Aku tidak bisa, Ken. Aku sudah janji dengan Richard untuk menemaninya latihan. I'm sorry" katanya, terdengar ada nada penyesalan di suaranya.

"Oh baiklah, tak masalah"

"Aku dulu ya, da-ah" katanya setelah beranjak dari kursinya kemudian berjalan menuju pintu kelas.

Aku mendengus, merapikan buku-buku di atas mejaku sebelum akhirnya aku juga beranjak keluar dari kelas.

Pada jam istirahat kali ini, aku memutuskan untuk pergi ke kafetaria seorang diri, Tyler bilang dia masih ada urusan dengan Mrs. Bonnie untuk membicarakan proyek akhir Fisikanya. Dan Jasmine, sudah ada janji dengan kekasihnya untuk menemani latihan. Jadi mau tidak mau aku harus pergi ke kafetaria sendirian karena cacing di dalam perutku sudah meronta hebat ingin segera diberi asupan.

Setelah mengembalikan buku-bukuku di loker, aku segera ke kafetaria dan langsung memesan susu dan pancake. Dengan nampan berisi makanan di tanganku, mataku menyapu ruangan kafetaria ini yang sudah di penuhi banyak siswa kelaparan. Membuatku sedikit kesulitan untuk menemukan meja yang masih kosong di sini. Tapi syukurlah, akhirnya aku bisa menemukan satu meja kosong di dekat jendela kaca pojok sebelah utara. Dengan cepat aku segera melangkahkan kakiku menuju meja itu sebelum ada seseorang yang menempatinya.

Namun, ketika aku hendak menempati kursi di meja itu, tiba-tiba 3 orang laki-laki berpenampilan seperti anak punk atau semacamnya menghampiriku dan menggebrak meja di depanku.

"Ini meja kami, menyingkirlah!" gertak salah seorang lelaki berambut mohawk.

"Tapi aku dulu yang sampai di sini" kataku membela diri.

"Tidak bisa, ini tetap menjadi meja kami, menyingkirlah jalang!" kini nadanya semakin meninggi.

"Tidak!" aku tak memperdulikan mereka, aku tetap menempati kursi yang sudah siap untuk kududuki di belakangku.

"Kalau begitu, kami akan menyingkirkanmu dengan cara kami sendiri. Marcus, urusi dia!" perintah lelaki itu kepada salah satu temannya.

Tapi sebelum lelaki bernama Marcus itu melakukan perintah si laki-laki berambut mohawk itu, tiba-tiba Harry datang dan menapis tangan Marcus yang hendak mengambil nampan makananku.

He came out of nowhere? Batinku keheranan.

"Leave her alone!" kata Harry tiba-tiba datang dengan memasang muka tegasnya di hadapan Marcus, dengan tatapan mengintimidasi.

"Jangan ikut campur!" kata lelaki berambut mohawk itu lagi mendorong pundak Harry.

Tapi sejurus kemudian, Harry menangkup wajah lelaki itu, menatap tajam matanya, dan berkata dengan merendahkan suaranya, "Jangan pernah ganggu dia lagi, dan pergilah sekarang!" katanya setengah berbisik, tapi aku masih bisa mendengarnya samar-samar.

The Original CreaturesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang