Chapter 5

416 57 20
                                    

Hanya membutuhkan waktu 30 menit, akhirnya kami sudah sampai di Crypton Woods Park, taman hutan tempat pesta api unggun diadakan. Setelah Harry memarkirkan mobilnya, dia segera turun dan bearalih membukakan pintu untukku. Dan sekali lagi aku berterima kasih kepadanya. Dia sungguh manis, aku bahkan tak bisa mengelak akan hal itu.

Pun kami segera masuk ke dalam rumah pondok yang tak berdinding, hanya tersanggah oleh tiang-tiang kayu cemara dan pagar setengah badan di pinggirannya. Hampir menyerupai gazebo tapi ukurannya lebih besar dan luas. Di dalamnya juga sudah disediakan banyak minuman soda dan tak sedikit pula terdapat botol-botol berisi minuman beralkohol. Suasana di dalam pondok ini sudah mulai ramai, tapi juga tak kalah ramainya dengan suasana halaman belakang pondok tempat api unggun dinyalakan yang langsung berhadapan dengan hutan. Maksudku, hutan yang sudah terlindungi, jadi tempat ini sudah dianggap aman untuk disewakan sebagai tempat pengadaan acara-acara tertentu atau sekedar untuk digunakan sebagai tempat berlibur bagi beberapa keluarga.

Aku dan Harry langsung beranjak menuju halaman belakang tanpa menengok sedikitpun minuman-minuman yang ada di dalam pondok. Aku berjalan beriringan dengan Harry sampai mataku menemukan keberadaan Livia yang tengah duduk menyendiri di atas bongkahan kayu panjang yang memang didesain menjadi tempat duduk. Wajahnya begitu lesu dan murung. Aku celingukkan untuk mencari keberadaan Greyson, tapi nihil. Seharusnya Greyson harus bisa memanfaatkan kesempatannya untuk berbicara baik-baik dengan Livia, tapi dimana dia sekarang? Seharusnya dia sudah sampai di sini sebelum aku.

"Hei, Harry! Kau datang" sapa seorang laki-laki berambut pirang dan berkuli pucat sembari menjabat tangan Harry. Yang dapat kuasumsikan pria itu adalah temannya.

"Hei Liam!" sapa Harry berbalik kepada pria itu.

"Harry, kau bisa menikmati waktumu dengan temanmu. Aku akan menemani Livia di sana. Kau tak keberatan?" ujarku seraya menunjuk ke arah Livia dari kejauhan.

"Ya, tak apa. Nanti akan ku susul di sana"

"Okay"

Aku pun berlenggang meninggalkan Harry berbincang dengan pria bernama Liam itu dan menghampiri Livia yang terduduk di bawah iyupan daun-daun pohon pinus yang tumbuh menjulang di belakangnya.

"Kau ingin menghadiri pesta dengan menyendiri seperti ini, huh?" ujarku mengambil tempat duduk di sebelahnya. Tapi dia tak meresponku, hanya diam.

"Aku tahu Greyson sering melakukan hal bodoh, dan memang dia adalah seorang yang bodoh. Kau tahu itu. Saat itu dia sangat ceroboh dan tak terkendali, Liv. Tak ada seorang pun yang bisa membuatnya berlaku seperti selayaknya selain dirimu" ujarku menoleh ke arahnya.

"Mungkin Hailey bisa, bukan hanya aku" katanya datar. Terlihat jelas kekecewaan yang mendalam terpampang di wajahnya.

"Aku sangat mengenal Greyson, Liv. Dia memang bodoh, tapi dia tak akan melakukan hal seperti itu. Tunggu, apa kau sudah tau tentang kejadian tadi siang di lapangan?"

Livia menggeleng, "Memangnya apa yang terjadi?" tanyanya seraya mengangkat alisnya.

"Dia dihajar Sean habis-habisan saat latihan"

"Benarkah? Pantas saja ada sedikit memar di wajahnya" suaranya masih terdengar datar tapi kini ia menatap ke arahku. Terlihat jelas kalau dia masih menyimpan kepedulian terhadap Greyson.

"Ya, dan itu pantas didapatkannya, kan?" ujarku sembari terkekeh.

"Ya, ku rasa" jawabnya ikut terkekeh, tapi tak lama ia kembali merengut lagi.

Aku mendengus, "Liv, percayalah. Dia tak bermaksud melakukan ha seperti itu. He got high, dia tak bisa berpikir dengan jernih. Dan bukankah kau tahu sendiri kalau Hailey dulu memang sempat pernah menyukai Greyson? Tapi pada akhirnya dia selalu memilihmu, kan?"

The Original CreaturesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang