part 1

116K 4.4K 115
                                    

PERINGATAN SEBELUM MEMBACA !!


BEBERAPA PART DI CERITA INI SAYA PRIVAT DAN HANYA BISA DIBACA OLEH FOLLOWER SAYA SAJA

MAAF BUKAN MAU SOK NGARTIS, TAPI HAL INI SAYA LAKUKAN SEMATA-MATA UNTUK MELINDUNGI KARYA SAYA DARI ORANG-ORANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB YANG SUKA JIPLAK - MENJIPLAK.

JADI BAGI READERS YANG NEKAT MAU BACA, SILAHKAN FOLLOW SAYA TERLEBIH DAHULU

BUAT YANG NGGAK MAU REPOT-REPOT FOLLOW YA NGGAK APA-APA, SAYA NGGAK MAKSA KOK :D

terima kasih dan selamat membaca :*


-------------------------------------------------00000-------------------------------------------------------------


SHINE POV


" Shine...kamu mau kemana??" teriak nyokap gue dari sofa ruang keluarga saat melihat gue turun tangga dari kamar di lantai atas.

" Pergi sama temen-temen kampus" jawab gue jutek sambil terus melangkahkan kaki ke pintu keluar.

"Tapi mama baru aja dateng Shine, kamu nggak kangen sama mama? Nanti malem mama sudah harus terbang ke Jepang untuk show lagi!" ucapnya dengan nada memelas.

"So what? Bukannya udah biasa gitu ya? Pulang sebentar terus pergi lagi? Then...just go!"

Mama menghela napas berat lalu sejurus kemudian berjalan mendatangi gue yang sudah memegang gagang pintu. " Mama kangen sama kamu Shine, nggak adakah sedikit waktu luang untuk kita berdua?" mama memasang muka paling melas sambil meletakkan kedua tangannya di bahu gue.

Sayangnya gue sama sekali nggak punya rasa iba sama mama gue, orang yang udah lama gue benci. Gue cuma memandang wajah mama yang masih memasang tampang memelas dengan tatapan tajam, "Basiiii!!!" teriak gue tepat di depannya kemudian meninggalkan dia begitu saja dengan pintu yang gue banting hingga memunculkan debuman keras.

Gue benci sama dia, bahkan menurut gue dia nggak pantes untuk gue panggil mama. Coba tunjukin mana ada ibu baik-baik yang ninggalin anaknya begitu aja dengan kakek neneknya sesaat setelah anaknya dilahirkan? Nggak pernah nengokin gue bahkan sampai umur gue 15 tahun, itupun terpaksa akhirnya dia ngajak gue untuk tinggal bareng dia, karena nenek dan kakek gue yang notabene juga orang tua dia, meninggal bersamaan saat kecelakaan mobil 5tahun lalu.

Alasan kedua kenapa gue benci dia adalah, karena meskipun gue anaknya, gue dan dia memiliki perbedaan fisik yang amat jauh. Nyokap gue di umurnya yang udah 38 tahun masih terlihat amat cantik, seksi, dan menarik. She's real hot Mom, it sucks..... mau nggak mau gue emang harus mengakuinya. Terlebih lagi nyokap gue berprofesi sebagai model internasional, bayangkan aja seorang wanita dewasa yang tinggi, langsing, dengan kulit kuning langsat yang eksotis, hidung mancung, bibir tipis merah alami, rambut ikal hitam lebat sepunggung yang indah, dan body bak gitar Spanyol yang pasti bakalan sukses bikin pria normal manapun menelan ludah menahan hasrat. That's my Mom!!!

Kalau kalian berpikir 'harusnya lo bangga dong punya mama secantik dia?' , it's a BIG NO!!! justru disitulah awal permasalahannya. Dibandingkan mama gue yang super perfect itu, gue cuma ibarat upil yang nempel di hidungnya dia. Gue pendek, tinggi gue Cuma sekitar 153cm dan itu menyebalkan, gue nggak secantik nyokap gue, hidung gue nggak mancung seperti dia, badan gue kerempeng, kulit gue juga lebih gelap dibanding dia, satu –satunya hal yang diwariskannya ke gue hanyalah rambut gue yang sama-sama hitam, ikal dan lebat.

Tadinya gue bahkan nggak percaya kalau dia beneran nyokap gue mengingat betapa berbedanya gue dan dia secara fisik, tapi nyatanya gue emang lebih mirip eyang uti gue dari muka sampai fisik, dan nyokap gue mengakui itu, dia bahkan sampai nantang tes DNA saat gue nggak mau ikut tinggal bareng dia waktu nenek dan kakek meninggal 5 tahun lalu.

Hello Sunshine! ( completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang