Bab 2

78 5 0
                                    

Cinta sudah menyiapkan sarapan dengan 2 box bekal di tangannya. hari ini ia berniat memberikan salah satunya untuk arza. Pagi tadi ia bangun pagi pagi sekali untuk menyiapkan nasi goreng setelah mengorek informasi dari ricky bahwa Arza sangat menyukai nasi goreng ia segera meyiapkannya berharap kali ini arza menerima pemberiannya.

Masih menunggu di depan pintu gerbang sekolah Cinta memeluk ke dua bekal itu seakan takut diambil orang. ditemani ipod yang setia ada dengannya sambil bersenandung mengikuti lagu yang berputar. Dari kejauhan sudah terdengar suara motor Arza dengan sigap Cinta menegakkan badan bersiap menyambut kedatangan Arza ditambah dengan senyum  yang selalu menghiasi wajah cantiknya.

" pagi Arza...". sapa Cinta menikuti Arza kearah parkiran.

Arza hanya melirik seperti biasa kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelasnya. dengna terseok seok Cinta mengikuti langkah Arza yang lumayan panjang dibandingkan dengan kaki mungilnya.

" Arza...jalannya pelan pelan dong, aku capek lari lagi ". triaknya dengan suara nyaring.

Sejenak Arza berhenti dan memandang Cinta. ia memperhatikan cinta yang sudah berkeringat padahal jarak tempuh dari parkiran sangat dekat namun gadis itu berkeringat. Arza hanya menaikkan sebelas alisnya memandang gadis itu dengan wajah dinginnya.

" jangan ikuti qw ". ucapnya dengan suara dingin persis seperti wajahnya kemudian melanjutkan langkahnya.

" argggg..... arza kamu ngongong sama aku, senangnya ". teriak cinta kemudian mengikuti langkah kaki Arza dengna berlari lari kecil.

" gadis gila ". masih terdengar di telinga cinta ketika arza mengucapkannya sebelum hilang di depan pintu masuk kelas.

" wah... hari ini ada perkembangan setelah sebulan ini arza qw ikuti ". girangnya dalam hati dengan wajah cerianya.

*****

" pagi tania sayang ". sapa cinta.

" kenapa loe, pagi pagi udah kesambat atau salah menum obat ". tanya Tania.

" Sialan loe... hari ini qw senang tau, tadi arza nyapa qw ". jawanya.

" ye, disapa aja udah senang... gak bangat dah ".

" sirik aja loe ".

" eh itu apaan, loe bawa buat qw ya... baiknya ". ucap Tania sembari mengambil salah satu box bekal dari tangan Cinta.

" enak aja, bukan tau... ini qw buat untuk ayang arza rencananya nanti qw mau kasih arza biar kita bisa makan bareng jam istirahat ". tarik Cinta terhadap bekal yang masih di tangan tania.

" jahat bagat, buat teman sendiri gak di kasih ". ujar Tania dengan nada ngambek.

" ya...jangan marah dong, besok dech qw buatin buat lo ya.... jangan nangis dong... cup...cup...cup ".

" janji ya, awas kalao gak ada qw berhenti jadi teman curhat loe ".

" iya ".

*****

Cinta clinguk clinguk mencari keberadaan arza pasalnya tadi setelah bell istirahat Cinta belum juga selesai mencatat terpaksa ia harus mengerjakan terlebih dahulu sebelum mengejar Arza karena sekalipun ia menyukai Arza sekolah juga penting. Dan sekarang Cinta sedang mencari keberadaan Arza yang gak tau kemana. setelah bertanya kepada beberapa teman arza, cinta melihat arza sedang mendengarkan musik di salah satu bangku dekat lapangan basket. dengan semangat 45nya cinta menghampiri arza.

" hufff... akhirnya ketemu juga ". ucapnya sembari mengatur pernapasan yang masih ngos-ngosan.

Merasa ada seseorang yang menghampirinya arza membuka matanya dan memandang seseorang yang mengganggu masa tenangnya. ia memandang tajam cinta yang malah balik mempelotototinya karena terkesima saat melihat arza yang tadi memejamkan mata. Arza memandang lekat cinta seakan dari tatapannya ia bertanya tujuannya menghampirinya.

" mau apa loe kesini ?" tanyanya dengan nada dingin menyembunyikan kemarahannya karena merasa terganggu.

" maaf za, ni... tadi aku buat bekal ". jawab cinta menyodorkan bekal yang tadi pagi susah payah ia buat.  Arza memandang bekal itu bergantian dengan wajah cinta yang seakan berharap kali ini arza menerima bekal buatannya.sejenak arza menghembuskan nafas dan menutup matanya beberapa detik kemudian membukanya. tampak ada kemarahan di mata hitam itu.

" loe bis gak sih jangan ganggu qw, apa loe gak ada kerjaan lagi gangguin qw.... pergi sana qw mau sendiri ". bentak arza dengan suara menggelegar.

" tapi--"

" pergi...." teriak arza.

" aku ..", suara cinta gemetar ia hampir saja menangis mendengar bentakan arza. arza memandang lekat cinta dengan mata tajamnya. Cinta langsung lari meninggalkan arza tampa sempat membawa bekal yang tadi sudah ia letakkan disamping arza. ia lari degnan wajah tertunduk tampa melihat orang yang ada di depannya. kemudian ia jatuh terduduk menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya menangis tanpa suara.

" maaaf.... hei cinta, sorry qw gak sengaja buat loe jatuh ". suara seseorang membangunkan cinta dari tangisnya kemudian mendongak keatas melihat seseorang yang tadi menabraknya. " hei.... loe kenapa ?". tanyanya melihat wajah cinta yang hampir menangis kemudian menundukkan badannya agar sejajar dengan cinta. " lihat qw... loe kenapa sampai nangis seperti ini " tanyanya lagi.

" maaf ric... qw gak papa, hanya sakit aja tadi jatoh ". ucapnya menyembunyikan luka dalam hati. tidak puas dengan jawaban cinta, ricky membawa cinta duduk di bangku yang kebetulan ada di dekat mereka.

" cerita sama qw loe kenapa ". tnayanya mendesak.

" qw gak pa-pa ricky, tadi qw cuma jatoh aja habis sakit sie ". jawabnya sambil tersenyum mengganti wajah mendung yang tadi ada di wajaknya.

" yakin loe gak pa-pa ". desak ricky lagi yang justru makin buat ia penasaran karena ia tahu ketika tadi cinta membawa makanan mencari keberadaan arza wajah itu di hiasi senyum kebahagiaan berbanding terbalik dengan sekarang apalagi bekal itu kini tak ada di tangannya.

" iya... qw ok, udah ya qw mau ke kelas ni bentar lagi bel masuk ". pamitnya meninggalkan ricky yang masih menatap cinta dengan berbagai pertanyaan.

*****

Batam, 03/09/15




Maaf, Cintaku (Tak) KalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang