Part 1. Little Things
I know you’ve never loved the crinkles by your eyes when you smile,
Your stomach or your thighs, the dimples in your back at the bottom of your spine
But I love them endlessly.
All of these little things
Slip out of my mouth
But if I do
It’s you
Oh it’s you
They add up to
I’m in love with you
And all these little things
Hujan rintik-rintik yang turun malam ini diiringi dengan lagu slow beat yak lagu ini akan selalu ada di dalam jiwaku, kudengarkan untuk mendorong semangatku ya bisa dikatakan moodboster utama. Oke seperti yang telah kita ketahui 4 bristish dan 1 Irish and are called “ONE DIRECTION” telah menghinoptisku dengan indahnya. Lagu mereka dan mereka sendiri seperti nyawa dalam diriku-berlebihan memang tetapi memang begitu adanya lalu aku bisa apa dan harus bagaimnana?
Oke, HyiFano biasa aku dipanggil. Lengkapnya HyiFano Danastria Luxiry. Mungkin kau berfikir aku orang China atau kawannya Asia Timur. Ya .. bisa dibilang begitu, aku dilahirkan di Indonesia tepatnya Bali-kota penuh budaya eksotik dan kau tahu banyak bule? Ya bule! Ibuku menikah dengan pria keturunan Jepang asli non-campuran dan hingga sekarang hanya menghasilkan aku seorang. Mereka bertemu di suatu sanggar milik kakekku. Waktu itu ayahku sedang berlibur sekaligus mencari lukisan yang cocok untuk dipasang dikantornya. Oh ya, ayahku seorang insyuyur jadi bisa dibilang dia penikmat seni yang baik. Ibuku ahli sekali dalam hal melukis dan memahat. Banyak karnyanya yang didedikasikan untukku seorang.
Untuk sekarang aku, ibuku, dan ayahku hidup bahagia di tengah perkampungan Jepang. Ya sejak aku berumur 5 tahun aku menghuni Jepang ini tepatnya di Tokyo. Banyak yang harus dikerjakan ayahku di Jepang. Tanpanya mungkin Jepang tidak berarti itu setidaknya pendapatku. Ibuku menghabiskan waktunya dengan melukis dan memahat dan sesekali ia menjualnya jika kami sedang membutuhkan uang. Sedang aku selayaknya remaja pastilah menuntut ilmu di Negeri Jepang. Aku sudah menerima pelajaran dasar di negri yang bukan ranah kelahiranku sendiri. Aku bersyukur kepada Allah SWT untuk hidup yang luar biasa indahnya ini.
“Hyi, ayo sarapan terlebih dahulu. Kau sudah cukup untuk menghabiskan waktumu di kasur empuk itu.” Seru ibuku dari dapur sepertinya entah aku masih tak sadarkan diri. Kucoba buka mataku tak lama kemudian. Udara pagi di Jepang memang selalu indah dan menyujukkan apalagi ini musim gugur. Musim yang paling aku sukai, inilah surga dunia maka jangan kau sia-siakan “Life is Once.”
“Aku sudah sadarkan diri, bu. Dan telah menghadap sang Maha Kuasa. Lalu sekarang apa?” tanyaku polos seakan aku masih di beda alam dengan ibu.
“Kau jalani rutinitas ini tiap pagi, Hyi. Kenapa sumsum tulang belakangmu itu belum bekerja dengan baik ya?” ayah pun tak mau kalah menimpali dan meramaikan pagi ini.
“Sudah lah. Itulah Hyi anak kita. Kau harus sarapan lalu mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.” Jelas ibuku dengan halusnya. Aku segera melakukan apa yang ibuku katakan. Aku senang bertemu teman-temanku di sekolah. Kita kompak sekali masalah one direction, sama-sama over weird begitu. Hahaha
Jepang kota non-polutan, jadi sudah hal yang wajar jika banyak masyarakatnya berjalan kaki menuju ke suatu tempat. Aku bersekolah di International Senior High Japan School jadi aku belum sepenuhnya pandai berbahasa jepang ya maklum bahasa ibuku Bahasa Indonesia dan di Jepang aku sudah mengeyam pendidikan dasar di sekolah international. Sengaja memang, ayahku meletakkanku disini ya karena beliau ingin aku menguasai bahasa dunia-English terlebih dahulu baru Jepang. Aku berjalan menyusuri ruang bawah tanah untuk mencapai stasiun kereta bawah tanah menuju ke sekolahku.
Pagi ini cukup cerah dan guguran bunga sakura berterbangan seiring perjalananku. Jikalau esok hari tempat duduk untuk dua orang 1 gerbong kereta pastilah dipenuhi, tanpa sisa dan lebih. Kebetulan hari ini aku mendapat foreign chairmates, dia tidak seperti orang jepang seperti biasa. Rambutnya pirang kemerahan, bentuk mukanya lonjong pirus, dia menggunakan pakaian yang match tak heran bentuk bodi yang sixpack itu pun menonjol sekali, tingginya mungkin sekira 165-170 cm, jauh jika dibanding dengan badan mungilku. Kucoba meramaikan suasana.
“Hi, Ohayogozaimasu.” Ucapku halus menyapa dalam bahasa jepang.
“Hi, Ohayo What? I don’t know Japanese.” Terangnya polos benar-benar tak mengertiku.
“Oh I’m sorry, I guess you’re Japanese person. What’s your name anyway? Could u tell me?” tanyaku sopan dengan orang yang baru aku kenali. Aku memang terlihat canggung jika di depan laki-laki sesempurna ini. Kelihatannya usia dia berbeda 4 tahun lebih tua denganku.
“With pleasure, I’m Louis from.. yeah United Kingdom. And how about u?” Aku perhatikan dia lekat-lekat dan siapa tadi namanya “Louis, like I have heard before.” Lirihku pelan tapi tampaknya pria itu memperhatikanku. “Ya, my name is HyiFano. Call me Hyi, if u find difficulity call me Lux from Luxiry.” Jelasku sopan.
“Ya, many person have the same name, right? Oke Hye oh no I should call u Lux. Nice name.”
“Yeah.., I think so.” Jawabku sedikit ragu. Kami pun bercakap cukup banyak. Setelah aku bertanya ternyata Louis akan menuju tempat kerjanya.
“Oke, bye. I must stop here.” Louis pun mengakhiri perjumpaan kita.
“Bye, nice to meet you.” Aku menciptakan kesan ramah entahlah aku benar-benar merasa tidak nyaman berhadapan orang sesempurna dia. “Me too, Lux.” Aku melihatnya dari jendela kereta melambaikan tangannya padaku, kusambut lambaian tangan itu dan kububuhi senyuman manisku.
1^0^D
YOU ARE READING
Count On Me
FanfictionJust Count On me like one two there I'll be there . -Louis There is human being that too care about you, He scares that he will not meet you anymore. He take cares of you everyday! -Fanayaswords I learn truly love from Boo Bear thank u babe -Hyi Lux