PART 4
Aku selalu memulai hariku dengan semangat sekarang. Louis telah merubah segalanya. Dia selalu mengucapkan selamat pagi tiada lelah untuknya mengatakan. Ku harap itu berlangsung lama hingga kami usai entah itu kapan. Dari Louis aku belajar banyak tentang makna cinta, cinta itu gila memang tapi apa daya Tuhan telah menggariskannya sejak dahulu kala.
*Louis’s POV
Cukup kau tahu aku tak mau kehilangannya. She has got that one thing. Really, I say the truth. Aku ingin terus menjaganya as usual as I can. Aku tak tahu bagaimana hancurnya hatiku jika Ia tak ada disampingku. Dia cantik dan senyum yang pasti mengikat semua orang. Cukup aku memujinya. Ini akan membuatnya besar kepala kau mengerti?
“Ohayo Gozaimatsu, my baby.” Aku pun kaget atas kehadiran Louis dengan bunga sudah terlihat rapi di tangannya.
“Aww, arigato gozaimatsu, Boo Bear.” Aku pun tersipu malu juga atas tingkahnya. Ku sengaja memanggilnya Boo Bear khusus untuknya.
“Oke, mana orang tua mu? Aku tidak mau dikira mencuri anak orang mengerti?” bahasa Louis kali ini boleh juga diperhitungkan dalam level excellent. “Ibu, Ayah, Louis mencari kalian, aku akan dicuri olehnya tapi dia ingin meminta ijin terlebih dahulu.” Pekiku keras sekali berharap Louis menyadari tapi tak nampak demikian.
“Eh, Louis kau datang tepat waktu. Sepertinya Hyi sedang sakit jadi butuh kamu untuk menemanimu.” Seketika aku menyerkitkan dahiku tanda bingung.
“Ibu kau bukan dokterku, aku sakit apa?” “Kasmaran dan tak menghiraukan ibu.” Jawab ibuku segera. Aku memeluk ibuku merasa bersalah kalau aku melupakan beliau.
“Ah, Ibu aku tidak akan mengulanginnya lagi. Percayalah.” Aku pun tersenyum dan mencium pipi ibuku. “Daaa Ibu, take care!” “You more too, baby.” Begitu kata ibuku dalam senyum sedihnya (?)
Aku pun berjalan meninggalkan rumahku. Musim salju telah tiba ternyata. Aku pun mengenakan mantel kesayanganku dan juga penutup telinga nan lembut warna putih. Kalau salju begini semua orang akan mengenakan baju panjang kan? It always really nice looking. Dekapan Louis juga sangat hangat J
AUTHOR’S POV
Sorry gw kagak bisa cerita banyak tentang musim salju ya gimane mau cerita belum pernah ngerasain nonton paling maksimal di tipi kalo gak baca novel. Sebenernya nulis gini capekjuga bener bener butuh imajinasi tinggi. Eitss sorry malah curcol. Gw harap elu mau baca tulisan gw yg amburadul ini yah. Kami dalam tahap sama-sama belajar. #Author’s POV nunjukin kalo gw lagi blank sama ide cerita haha :D IGNORE SKIP (lanjut)
Aku terkadang merasa hubungan kita ini tidak ada tujuan. Kami tidak muluk-muluk sebenarnya. Umurku masih belum pantas membicarakan hubungan yang berakhir pernikahan oke. Tapi entah mengapa aku ingin mengenalnya lebih dalam bukan sekedar have fun dengannya.
“Louis?” aku mengangkat kepalaku agar mataku berpapasan dengan Louis. “Yes, baby? What?”
“Emm, what’s your job actually? Mom asked me last night and I just couldn’t answer it.” Kataku segera. Kenapa aku menanyakan pekerjaan? Eh bukan ibu yang melakukan ini aku hanya sebagai perantara.
“I have one, baby. Don’t worry! I have enough money to live here. See? I’m still alive here I beside you.” Jelasnya panjang lebar.
“Ya, that’s true. Tell me soon Boo Bear, I’m curious how your work is.” Louis hanya tersenyum lebar kepadaku.
“Don’t be shocked oke? I’m announcer of a Radio channel and ya I heard also answered your stories, baby. Aku sudah jatuh cinta pada pendengaran pertama. Kau berani mengatakannya. Sini kupeluk” “AWWW, LOUIS! Heart attack already.” Pipi merahku tak bisa ku sembunyikan lagi. Dingin pun juga tak ku hiraukan lagi.
YOU ARE READING
Count On Me
FanfictionJust Count On me like one two there I'll be there . -Louis There is human being that too care about you, He scares that he will not meet you anymore. He take cares of you everyday! -Fanayaswords I learn truly love from Boo Bear thank u babe -Hyi Lux