PART 3
Seperti biasanya, ku jalani pagi di Jepang dengan indahnya. Tanpa halangan tapi dengan pikiran dan harapan akan bertemu dengan Louis. Aku terus berharap harapan itu ada perlahan aku menyadari bahwa aku mencintainya pada pandangan pertama. Mungkin banyak orang berkata bahwa “Love isn’t through eyes but heart does it.” Aku gak bisa setuju sepeuhnya sama kutipan orang antah brantah itu. Aku mulai menyadari bahwa cinta atau mungkin sekedar ketertarikan itu berawal dari mata lalu turun ke hati dan tanpa kita sadari otak kita terpenuhi dengannya. What do u think?
*Louis POV
Aku tepati nazarku sendiri. Ku tunggu gadis obsesiku itu di sini-di depan tangga kereta bawah tanah tepat waktu pertama kali kita bertemu. Ku tunggu dengan setia. Entah apa yang menggerakkan hatiku aku ingin mengenalnya lebih dalm atau karena aku telah lama menjalani kesendirian entahlah? Nah setelah sekitar 15 menit menunggu, ku lihat gadis dengan geraian rambut nan lembut menysuri kota dengan lemasnya, terlukis di wajahnya akan suatu harapan datang kepadanya. Aku siap membuat hari gadis obsesiku itu lebih baik hari ini. Aku menyiapkan sesuatu untuknya. Ku lengkungkan bibirku tipis.
Hari ini hari libur. Setelah 6 hari penat akan segala materi kini waktunya berlibur. Ku seret langkah kakiku dengan gontai. Aku malas sekali menikmati hari ini walau ini musim gugur, musim terindah di Jepang. Setelah kurang lebih 1 km aku berjalan dan berdirilah aku di depan tangga menuju bawah tanah seseorang memanggilku “Hai, Lux.” Aku menoleh ke arah sumber suara, hanya kulihat lambaian tangannya tapi sebentar itu….Lo.. “LOUIS.” Aku refleks berteriak tak menghiraukan orang yang ada di sekelilingku. Aku berlari kecil dengan senyum merekah di wajahku, aku senang sekali dan sepertinya Louis mengerti bahasa tubuhku. Ku hentikan semua.
“Hai, what are you doing here?” aku langsung memulai pembicaraan ini. “I look your happy face baby, don’t hide from me you are beautiful.” Dia berkata sambil terus menyunggingkan bibirnya.
Ya Tuhan apa yang dia katakan? BABY.. oh I’m in dream, aren’t I? “This is not real? Baby what? Huh.” Kutinggalkan laki-laki bayanganku itu. Aku hanya terlalu terobsesi bisa bertemu dengannya lagi. Laki-laki itu pun menepuk bahuku dan mencubit pipiku sekeras-kerasnya. Refleks aku berkata “Aww, sakit tau.” Dalam bahasa Indonesia yang tak akan mungkin Ia mengerti.
“Pardon?” balas Louis segera. “Hah, is this real? I wasn’t dreaming?” kataku tersadar dari lamunanku.
“No, u weren’t baby girl.” “Louis can u stop do it to me?” kataku segera. Louis pun melingkarkan tangannya mengelilingi leherku. Hangat! Itu yang kurasakan. Dia menatapku lama mungkin mencoba membaca apa yang kuinginkan. Seperti anak ini mengetahui apa mauku, aku hanya ingin menghabiskan hari ini bersamanya. Apakah dia mendengar yang aku bicarakan di radio kemaren? Oh syukurlah!
“Where will we go then?” Tanya Louis sembari menguatkan genggaman tangannya. “Tenang saja aku tidak akan melepaskanmu, tak usah kencang-kencang begitu sakit mengerti?” “Kita kemana saja asal bersamamu.” Lanjutku langsung menjawab pertanyaannya.
“I have a nice place, I’m pretty sure that you will love this place. Can I cover your eyes?” ucapnya ramah padaku. Ia mengikatkan syal yang tadi dikenakannya ke mataku. Harum sekali aromanya. Hah! Kapan kau menilai Louis ini tak sempurna, Hyi? There’s not in my calendar haha :D
Louis menuntunku ke sebuat tempat. Cukup jauh menurutku, aku bisa merasakannya. Tapi Louis dengan sabar menuntunku dan selalu bilang sebentar lagi padahal jika kurasakan aku sudah berjalan sejauh 3km lebih.
“Aku lelah tahu, bisa kau buka syalmu ini? Dunia ini begitu indah untuk dinikmati tau?” dan Louis meletakkan telunjuknya ke bibirku yang sedang manyun maksimal. Lembut nian tangannya! Hah lagi dan lagi ku memujinya. “Sudah sampai, abra..kadabrahhh.” ucapnya penuh dengan desahan yang pas nadanya (?)
“Breath..takingg, ommo amazing.” Ucapku sedikit beraksen Korea mungkin kali ya.
*Author POV
Masalah bahasa gimana itu terserah gw ya, mau English, Japaness, Indo, daerah. Ya pokoknya elu ngerti aja deh. Ini setttingnya di JEPANG gitu aja. Bahasa Indonesia aja lah biar elu semua ngartik. Kan kalau jepang ya berabe gw yang buat. Ya maafkan saya kalau khayalan terlalu tinggi. Haha :D IGNORE! Skip (lanjut)
“Syukur kau menyukainya. Tunggu sebentar disini Lux.” Katanya manis kepadaku. Aku tak menghiraukannya. Aku hanya bisa membulatkan bibirku karena sangking terkesannya dengan tempat ini.
Tempat ini indah jika kau tahu? Ku lihat danau yang airnya begitu bening-biru keputihan. Tak jauh dari danau itu kulihat gunung yang berdiri dengan gagahnya. Udara sejuk menghampiriku dengan girangnya yang disambut dengan guguran bunga sakura. Tak heran jika di musim autum tempat ini berubah menjadi ke merah mudaan karena guguran bunga sakura. Salju perlahan telah menetes, tak heran ini pegunungan bisa saja musim salju lebih cepat daripada di perkotaan. Tak kusadari Louis telah berdiri di depanku dengan gagahnya.
“Louis…” lirihku pelan “Iya apa?” jawabnya cepat seraya menyodorkan es krim dan takoyaki kesukaanku. Di tangannya terletak Starbucks-coffe kesukaan dia-ya maklum bukan anak Jepang asli nih.
“Terimakasih untuk semuanya.. aku tahu ini terlalu cepat maafkan aku.” Aku bersiap untuk menangis sesenggukan. Ah aku cengeng sekali. Louis dengan cepat menghapus air mataku yang menetes tanpa berdosa itu.
“Sudahlah, aku sudah dengar semua di radio. Kau tak usah malu. Aku tahu dan aku juga..” Louis berbalik badan dan menengadahkan kepalanya “mencintaimu.” Lanjutnya jelas sekali ia malu dan tersipu berat.
“Hahahaha… Louis tingkahmu seperti bayi.” Ledekku untuk memancingnya. “Apa katamu? Bayi bayi gini kau juga menyukaiku, yang salah siapa ya??” Sial Louis meledekku balik.
“Oke aku memang bodoh mencintai bayi sepertimu. Haha.” Tawaku membahana sekali. Aku benar-benar lepas hari ini.
“Anyway. What makes you so beautiful?” Tanya Louis polos.
*Hyi POV
Beginilah akhir eh belum akhir cerita. Tapi setidaknya untuk part ini aku live happily yet ever after dengan Louis. Cepat memang. Tapi aku benar-benar mencintainya. Ku harap hubungan ini akan terus terjaga. Dia pandai sekali memomongku sebagai kekasih yang lebih muda dari umurnya. Haha :D bahkan terkadang aku tidak mau melewati sedetik pun tanpa bersamanya.
1^O^D

YOU ARE READING
Count On Me
FanfictionJust Count On me like one two there I'll be there . -Louis There is human being that too care about you, He scares that he will not meet you anymore. He take cares of you everyday! -Fanayaswords I learn truly love from Boo Bear thank u babe -Hyi Lux