Impressing One

33 1 0
                                    

Part 2 

Oke, mungkin aku melupakan suatu hal lagi pagi hari ini. Aku lupa menanyakan Louis dimana tempat kerjanya. Kau tahu? Aku tidak ingin memilike pertemuan singkat lalu berbuah tanpa hasil begitu saja. Aku ingin memperluas jaringan pertemananku ya setidaknya itu first planning-ku dari banyak rencana yang ada di dunia indah ini.

“Ohayo, Hyi. Senyummu indah sekali pagi ini. Aku harap sesuatu yang menyenangkan menyertai dirimu selalu.” Ucap Kim Na Na, sahabatku yang tak pernah lekang oleh waktu. Dia segalanya bagiku. Entah bagaimana hidupku tanpanya disisi ayah dan ibuku.

 “OHAYO, Na Na. Yeah u’re right.” Timpalku menggebu-gebu. Ini benar-benar take my hearts how belong to be. Hahaha.

“Kau bertemu seseorang? Neeee?? Bagilah ceritamu itu kepadaku, Hyi. Kupingku ini tidak terlalu buruk untuk mendengar ceritamu. Kau tahu?” Na Na memang cerewet dan banyak sekali majas similae atau malah hiperbola yang digunakannya. Aku kadang susah mencenarnya. Maklum aku bukan sastrawan asli Jepang betulan.

“Ya akan ku ceritakan, gampang saja kau traktir aku di kantin pada istirahat pertama, simple saja 2 otomiyaki sedap milik Nona Harada Syu. Bagaimana?”

 “Sudah aku siapkan tanganku lapang-lapang untuk menerima tawaran itu.” Jawabnya mengalir.

“Hahaha, iya aku… tak begitu mengerti apa yang kau maksud. Oke aku anggap kau mau.” Aku benar-benar tak bisa mencerna apa yang dikatakan Na Na.

Aku menerima pelajaran dengan nyamannya walaupun Louis berputar-putar mengeliingi pikiranku. Tadi saja pertanyaan Pak Jefry HaKifana tidak bisa aku jawab karena jujur saja aku tidak memperhatikan beliau. Harusnya detik ini, sekolah ini menghadirkan guru Louis yang tampan itu. Tidak seperti Pak Kifa yang berputar 180o  dengan Louis itu.

Jam pulang pun tiba, saatnya aku pulang. Terbesit di pikiranku agar bisa bertemu Louis lagi di kereta bawah tanah atau berpapasan di jalan. Aku menikmati perjalananku menuju rumah,. It always nice to meet mom and dad at home . Yey

Tetapi sepertinya yang kuharapkan belum terjadi yah setidaknya untuk hari ini belum. Bukan tidak akan lagi terjadi. Who knows? Setibaku di rumah aku mendengar Ibuku sedang mendengarkan acaran siaran radio siarannya. Beliau sangat menyukai penyiar ini. Entahlah kata beliau suara yang dimiliki laki-laki itu menenangkan dan cheer up mom’s day 

“Yah..bertemu lagi dengan saya-Louison here. Kabar apa untuk hari ini? Saya harap anda mengatakan hal yang terbaik. Saya disini sudah tentu siap mendengarkan keluhan dan cerita anda di sekitar Jepang, let’s call me on…” aku sekilas mendengar laki-laki itu berbicara memandu acaranya dalam bahasa inggris yang fasih.

“Mungkin bisa aku coba telfon dengan harapan aku bertemu…” guman dalam hatiku.

“Hallo, Louison here. Who’s there?” sapa penyiar itu ramah dan seketika “Hi, I’m HyiFano , Hyi. Here cause I wanna tell something.” Aku to the point saja toh ini kan menghabiskan uangku bukan? Harus kau sadari telfon itu membutuhkan PULSA #capslock!

 “Ya, I can’t wait hearing yours, tell me soon.” Kata Louison

 “Aku baru saja bertemu dengan seseorang di kereta bawah tanah, tentunya aku ingin bertemu dengannya lagi setidaknya menjadi teman dekat. Can u help me? Kali saja dia mendengarnya..” ucapku malu-malu.

“Ya, his name?” sambungnya “Louis.” Balasku cepat. Oh dear, it’s me. You are so cute, your brave.. ucap Louison dalam hatinya yang ternyata itu dirinya yang sedang diceritakan. Ku tutup telfonku tanpa salam apapun. Bodoh! Aku malu tapi entahlah aku ingin bercerita.

 “Ya, surely. Please to Louis she wanna make friends to you, find her soon.”

 Louis pun berfikir akan menemuinya segera. Dia mungkin tersanjung atas perlakuan Hyi yang begitu berani.

 “Hyi, apa yang kau lakukan? Siapa Louis? Kau sedang berbunga sepertinya.” Ibuku segera membrondong pertanyaan. Aku hanya bisa tersenyum simpul misterius. Tanpa menjawab dan tanpa memberinya pengertian apapun.

 “I would tell mom soon, promise.” Aku hanya bisa berkata demikian dan tersenyum. Semoga apa yang aku lakukan hari ini benar dan tak sia-sia. Ku tutup tubuhku dengan selimut dan bergegas memejamkan mata dan menunggu bunga tidurku yang indah. *matiin lampu kamar* yeahhh

 Anakku sudah besar sekarang, semoga yang kau lakukan itu benar ya nak ucap ibu dalam hati seraya melihatku yang sudah akan tertidur pulas.

1^O^D

Count On MeWhere stories live. Discover now