02. MAMI

28 2 2
                                    

~Setidaknya, satu langkah kini telah ku lewati melalui kejadian siang tadi di kantin~ 21.30 WIB

"lo suka sama gue? Sadar dong, lo siapa dan gue siapa?" laki-laki itu –alfa– menunjuk-nunjuk wajahku menggunakan jarinya.

Aku tidak bisa menjawabnya, bahkan untuk menatap matanya saja aku takut. Aku benar-benar merasa tak pantas.

"kenapa lo diem? Baru sadar kalo lo tuh ga sederajat sama gue?" tatapannya semakin sinis, membuat aku mau tidak mau meneteskan airmata.

"pertanyaan gue untuk di jawab! Bukan malah nangis kaya gini!" kali ini alfa mengangkat dagu ku keras-keras sehingga menimbulkan isakkan kecil dari mulut ku.

"dasar cewek aneh lo!" tangan alfa sudah bersiap-siap di udara untuk menamparku.

"ASTAGAAAA!!!!!!!!!!" aku terbangun dari mimpi buruk itu. Ya tuhan, baru kali ini aku memimpikan hal seperti ini. Ternyata aku ketiduran setelah menulis di buku diary. Ada apa ini sebenarnya? Apa aku memang benar-benar tidak pantas untuk alfa? Dan kenapa di mimpi tadi alfa sangat kasar, sangat berbanding terbalik dengan alfa yang aku temui dan berbicara di kantin tadi siang

"kenapa sayang? Kok bangun-bangun teriak gitu?" mama yang baru saja muncul dari pintu kamarku, kini tengah mengusap-usap rambutku yang cukup berantakan.

"gapapa kok ma, tadi bia cuma mimpi buruk aja." Aku masih mengatur nafasku yang sedikit ngos-ngosan ini.

"yaudah, kamu mandi gih. Nanti kesiangan loh sekolahnya"

"iya ma"

"mama tunggu di ruang makan ya sayang" mama segera pergi keluar dari kamarku, kemudian aku menyiapkan perlengkapan sekolah dan bergegas untuk mandi.

Selama mandi aku masih terus memikirkan mimpi yang tadi. Benar-benar membuat aku gelisah.

Selesai mandi dan perlengkapan sudah rapi, aku segera turun ke ruang makan.

"cepet sayang di makan sarapannya, biar ga telat" ucap papa yang sedang membaca koran di depan ku.

"iya pa"

"ma, besok pak gilang mengundang kita sekeluarga untuk makan malam. Siapkan bajunya yang rapi, sopan, serta formal. Aku tidak mau mereka memandang rendah keluarga kita." Ucap papa

"yasudah, aku berangkat dulu ya" papa mencium kening mama dan aku. Mama mengantar nya sampai luar. Setelah itu kembali lagi ke ruang makan.

"bia..." panggil mama

"ya ma" aku menatap mama yang sedang mengambil tempat duduk di depanku.

"mama terkadang suka bingung deh sama papamu. Seperti tadi, makan malam aja harus banget pakai pakaian yang formal" keluh mamaku.

Aku tau sekali sifat mamaku, beliau adalah orang yang sangat sederhana. Berbanding terbalik sekali dengan papa yang sifatnya selalu ingin di pandang 'WAH' oleh setiap orang yang melihatnya. Terkadang juga aku pusing kenapa mama dan papa bisa bersatu padahal sifat mereka saling bertolak belakang sekali. Apa kah ini yang dinamakan jodoh?

"mungkin pak gilang pak gilang itu orang penting ma" aku berusaha untuk tidak memprovokasikan mama.

Mama terlihat menghela nafasnya.

"yasudah, kamu mau berangkat sekolah ga? Udah jam 06.10" ucap mama sembari melirik kearah jam dinding.

"iya, aku berangkat dulu ya ma. Assalamu'alaikum..." aku berpamitan, mencium punggung tangan mama kemudian pergi berangkat sekolah.

Saat aku di sekolah tadi, mama mengirimkan pesan singkat kepadaku. Mama minta tolang agar aku mampir sebentar ke supermarket untuk membeli bahan-bahan chees cake. Katanya untuk buah tangan saat makan malam ke rumah pak gilang esok malam. Jadilah aku disini sekarang.

Selesai membayar belanjaan aku memutuskan untuk istirahat sebentar di sebuah café coffee yang cukup ternama.

Saat aku ingin memasuki café tersebut, aku melihat seorang ibu-ibu -yang kira-kira umur nya tidak jauh berbeda dengan mama- sedang kesusahan membawa belanjaannya yang sangat banyak.

Aku menghampiri ibu itu, dan menawarkan untuk membantunya.

"permisi, ada yang bisa saya bantu bu?" ucapku

Ibu-ibu itu seperti kaget, tetapi sedetik kemudian ia tersenyum ramah.

"tidak usah nak" ibu itu masih memamerkan senyumnya.

"tapi ibu seperti kesusahan membawa belanjaan sebanyak ini. Sini biar saya bantu bu" ibu itu masih tetap menolak.

"tenang bu, saya bukan penjahat kok" ucap ku memberi tau.

"tidak-tidak, saya tidak berfikiran seperti itu. Saya cuma tidak ingin merepotkanmu nak" ucapnya lagi.

"kalau begitu, biar saya bantu bu. Saya tidak merasa di repotkan kok" ibu itupun memberikan beberapa belanjaannya.

"makasih ya nak. Kamu mau ke delam juga?"

"iya bu"

"kalau gitu bareng saja, biar ga sendirian" aku mengangguk dan tersenyum. Kemudian kami memasuki café tadi.

Setelah pesanan sudah di tangan kemudian kami mencari tempat duduk yang nyaman. Kami mendapatkan tempat duduk di pojok café dekat dengan jendela.

"oiya, namanya siapa nak?" Tanya ibu itu membuka pembicaraan.

"Bianca bu, panggil aja bia."

"jangan panggil saya bu, panggil aja mami"

Aku hanya tersenyum. Merasa canggung.

"mami seneng deh ketemu kamu. Udah cantik, baik, ramah, sopan lagi."

"makasih---mi" ucapku sedikit canggung

"Kapan-kapan nanti mami kenalkan dengan anak mami ya?"

Lagi lagi aku hanya tersenyum atas pertanyaannya.

"boleh mami minta contact bia?" mami menunjukkan i-phone nya, memberi isyarat agar aku menulis contact ku di handphone nya.

Aku pun mengambil handphonenya kemudian menyimpan contact ku.

"makasih ya sayang. Kalau gitu mami duluan ya, masih ada urusan" mami berdiri sembari mengambil belanjaannya.

Melihat itu akupun ikut berdiri dan kembali membantunya membawa belanjaannya.

"biar bia bantu lagi mi, kebetulan bia juga sudah mau pulang".

Aku dan mami keluar mall bersamaan. Tadinya mami juga menawarkan ku agar kami pulang bersama, tapi aku menolaknya.




-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


VOMMENTS NYA PLEASE :)

AlfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang