03.DINNER

15 2 2
                                    

"Silahkan masuk, tuan sudah menunggu di ruang makan" ucap salah satu pelayan di rumah pak gilang.

"terimakasih"

Aku, papa dan mama segera masuk menuju ruang makan.

Rumah ini sangat mewah, terlihat dari design dan barang-barang yang ada di dalam rumah ini.

"Selamat malam pak gilang" ucap papa

"malam, silahkan duduk" ucap pak gilang ramah.

Kami pun duduk. Papa, mama dan aku duduk berurutan di sebrang bangku pak gilang dan di samping pak gilang terdapat 2 bangku kosong lagi.

"ga nyasar kan tadi pak?" Tanya pak gilang

"engga kok pak, langsung ketemu rumahnya"

"nah, itu dia istri saya" pak gilang kini berdiri menghampiri istrinya yang sedang membawa nampan berisikan minuman.

Itu kan mami?

"malam bu gilang" ucap papa dan mama.

"malam pak, bu" kini mami tersenyum ramah.

Ketika mami melihat ke arahku, ada sedikit rasa kaget.

"loh? Bia?" ucap mami kaget.

"malam mi" ucapku tersenyum

"wah mami ga nyangka ternyata kamu anaknya pak rudi"

"mami udah kenal sama bia?" Tanya pak gilang heran

"iya, kemarin mami ketemu bia di mall. Terus bia bantuin mami bawain belanjaan" jelas mami

"oh iya, kemarin bia saya suruh beli bahan-bahan kue bu, ternyata bia ketemu ibu. Ini kuenya bu" ucap mama sembari memberikan paper bag yang berisikan kue.

"yaampun bu rudi pake repot-repot segala deh"

"engga kok bu"

"silahkan di minum" ucap mami.

Selama makan malam, papa, mama, mami, dan pak gilang sibuk membicarakan bisnis dan terkadang sesekali mami menanyakan tentangku. Mami juga cerita kalau beliau mempunyai anak laki-laki yang seumuran denganku. Sayangnya anak laki-laki mami sedang pergi keluar, jadi tidak bisa ikut bergabung bersama disini.

Setelah makan malam selesai, obrolan pun di lanjutkan di ruang keluarga.

"nah, itu sepertinya anak mami pulang bi"

Aku yang penasaran mengikuti arah pandangan mami. Dan betapa terkejutnya aku setelah mengetahui siapa anak mami.

"Assalamu'alaikum..." bahkan suara itu mengalun sangat indah di telingaku.

"wa'alaikumsalam..." ucap kami berbarengan.

"nah bia, kenalkan ini alfa anak mami yang tadi mami ceritakan. Alfa, kenalkan, ini bia anak nya pak rudi" ucap mami memperkenalkan.

"alfa udah kenal kok mi sama bia. Kita kan satu sekolah"

"ohya? Kebetulan sekali" ucap mami.

Dalam hati aku berharap kalau ini bukan sebuah kebetulan, tapi ini adalah sebuah takdir yang telah tuhan tuliskan untuk ku.

"alfa mandi dulu ya mi" pamit alfa.

Kok alfa ga nyapa sama sekali ya? Perasaan waktu di kantin dia ramah banget.

"kalau bia satu sekolah sama alfa bisa dong ya sering-sering main kesini? Tante pengen banget punya anak perempuan, kalo ada kamu kan berasa kaya punya anak perempuan"

Mama yang mendengarnya hanya senyum sembari mengelus rambutku.

"insyaAllah mi" ucapku.

"bi, mami boleh minta tolong ga?"

"boleh mi, mau minta tolong apa?"

"Tolong anterin makanan dan susu yang ada di meja makan ke kamar nya alfa dong sayang. Mami masih mau ngobrol sama mama papa mu"

"oh iya mi"

"kamarnya alfa di lantai dua dekat tangga ya. Makasih ya sayang"

Aku bangkit dari sofa menuju meja makan. Duh deg-degan. Masuk ke kamarnya alfa? Kalo dia marah gimana?

Setelah nampan berisi makanan dan minuman telah berada di tangan ku, aku segera menuju tangga dan menaikinya perlahan-lahan.

Ketika sampai di depan pintu kamar alfa, aku mengetuknya dengan hati-hati.

"masuk" terdengar suara alfa dari dalam. Aku membuka pintunya.

"ehmm...ini.....gue di suruh mami nganterin makanan. Mau taro dimana?" ucapku takut-takut. Alfa sedang berhadapan dengan laptopnya. Entah apa yang sedang di kerjakannya.

"tolong taro di nakas aja bi, gue lagi tanggung" ucap alfa tanpa menoleh sedikitpun.

Aku berjalan ke nakas yang kebetulan berada di samping alfa kemudian menaruh nampan tadi.

Karna penasaran, aku mengintip sedikit kearah layar laptop untuk melihat apa yang sedang di kerjakan oleh alfa.

Games? Ternyata dia dari tadi sibuk main games? Bahkan buat noleh sedikit aja ga mau demi games? Ya ampun alfa.

"lo lagi main games? Gue kira tadi lagi ngerjain tugas. Abis keliatan nya serius banget. Gue udah takut ngeganggu aja tadi"

"iya, sorry sorry gue emang kaya gitu kalo udah ketemu games" kali ini alfa melihat ke arahku. Dia mengambil susu dan roti yang tadi ku bawa.

"duduk bi, lo mau berdiri di situ aja? Emang ga pegel?"

"eh iya" aku pun duduk di pinggir ranjang semping alfa. Duhhh, tambah deg-degan.

Kamar alfa terkesan dingin banget. Di dominasi dengan warna hitam dan biru. Tapi nyaman.

"jangan bengong bi, nanti kesambet" bahkan ekpresi alfa tetep datar ketika sedang bercanda seperti ini.

"hehe, engga kok" aku hanya bisa senyum malu-malu.

"mami pasti cerewet banget ya sama lo?" ucap alfa sembari memakan rotinya.

"lumayan, apa aja bisa jadi bahan ceritanya" aku menunduk, tidak berani untuk menatap alfa.

"iya, dia pengen banget punya anak perempuan soalnya. Dulu aja pas gue sering bawa pacar ke rumah pasti langsung di kuasain sama mami deh. Yang di ajak ngegosip lah, di ajak masak lah, di ajak belanja lah, di ajak nyalon lah pokoknya pasti gue di lupain deh"

DEG!

Pacar? Alfa sering bawa pacarnya ke rumah?

Tunggu, tadi alfa bilangnya pacar kan? Bukan mantan? Berarti alfa sekarang punya pacar dong?

Dengan santai nya kata-kata itu terucap dari mulut alfa. Sakit banget dengernya. Apalagi pacarnya alfa deket banget sama mami.

"bi, lo kenapa?" Tanya alfa heran.

"eh? Gapapa kok. Gue kayanya udah ngantuk. Kebawah dulu ya fa. Lagian udah malem, kayaknya ortu gue juga udah mau balik"

"oh oke deh. Hati-hati ya. Sorry ga bisa nganter sampai depan. Sampai ketemu besok"

Aku hanya terseyum kemudian beranjak ke lantai bawah dan mengajak kedua orang tua ku untuk pulang dengan alasan ngantuk.

Lagi-lagi aku harus menerima kenyataan pahit.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


VOMMENTS NYAAA ;)

AlfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang