Page 1: You're Late Herbivore

399 37 3
                                    

Semburan keemasan terlihat menghiasi warna gelap di langit. Awan-awan yang menggantung lembut di atas sana terlihat ikut menyambut warna yang melambangkan kehangatan itu. Temperatur udara yang terbilang rendah bersama titik-titik embun merupakan saksi sisa keberadaan sang malam beberapa jam yang lalu. Pelan namun pasti, langit yang semula berwarna gelap kini mulai menunjukan kebiruannya yang memukau.

"Tsu-kun," panggilan dari rumah berlantai dua itu memecahkan keheningan pagi. Wanita cantik yang mengenakan celemek terlihat memanggil dari arah tangga—mencoba membangunkan anak semata wayangnya yang berada di lantai 2. "Tsu-kun, ini sudah pagi, Tsu-kun tidak mau kan terlambat lagi?" panggil Sawada Nana kembali saat tak kunjung menerima jawaban dari sang putra.

"Ohayou, Kaasan."

Nana berjenggit kaget. Refleks ia langsung berbalik dan menatap sosok pemuda berambut coklat yang berdiri di belakangnya. Iris coklat besar yang sangat mirip dengannya menatap bingung sosok yang ia panggil Kaasan. Kenapa Kaasannya kaget?

"O, Ohayou Tsu-kun," balas Nana. Ia menatap rambut basah putranya. Senyumannya mengembang. "Tsu-kun bisa bangun pagi?" tanyanya senang. Sawada Tsunayoshi tersenyum mendengarnya.

"Um! Tsuna berhasil bangun pagi!" ucapnya bangga. Tidak sia-sia ia tidur lebih awal. Jam 9 dan bukan jam 12 atau jam 11 seperti biasa. Dengan ini ia bisa memecahkan rekor terlambatnya. Ya, sejak 2 tahun lalu ia masuk SMP Namimori yang tercinta, untuk pertama kalinya di dalam sejarah hidupnya, Sawada Tsunayoshi tidak akan terlambat! Ya! TIDAK AKAN TERLAMBAT SAUDARA-SAUDARA! Diam-diam Tsuna mulai merasa nge-fly, kelewat senang mendapati fakta yang akan merubah nasibnya—dalam artian yang selalu terlambat—menjadi tidak terlambat.

"Ne, Kaasan sudah memasak sarapan? Membuat bento Tsuna?" tanya Tsuna saat melihat celemek yang dikenakan Nana.

"Sarapa sudah siap," jawab Nana kalem. "Tetapi bento Tsu-kun belum Kaasan buat, mumpung Tsu-kun bangun pagi, mau belajar buat bento sendiri?" tawarnya. Senyuman Tsuna semakin mengembang. Sejak dulu ia ingin sekali belajar hal ini—mengingat masakan Nana yang super 'wow' dan membuatnya ketagihan—namun selalu tidak sempat.

"Tentu Kaasan!" jawab Tsuna antusias. Ia berdendang dalam hati. Dadanya terasa berbunga-bunga bak di musim semi padahal ini hampir mendekati musim panas. Ah, biarlah. Yang penting pagi ini Tsuna sedang senang dan moodnya benar-benar bagus. Rencana besarnya untuk tidak terlambat sepertinya akan berjalan dengan baik dan mulus bak di jalan tol yang tidak ada macetnya. Eh, tapi jalan tol bisa macet ah. Lalu mirip apa? Alis Tsuna terpaut—mencoba mengkiaskan pagi ini dengan sesuatu yang antimaenstream.

"Tsu-kun, kenapa diam saja di sana?" Tsuna mengerjab beberapa kali saat Kaasannya memanggil dari arah dapur. Dapat ia lihat kepala Nana terjulur keluar menatap Tsuna yang masih mematung di dekat tangga. "Tsu-kun tidak jadi mau belajar?"

"Eh? Ma, mau Kaasan!" teriaknya lalu langsung berlari memasuki dapur dengan terburu-buru.

Sosok pemuda reven yang menggantungkan gakurannya di bahu mendelik tidak suka menatap ponselnya. Iris metalnya memberika deathglare kepada ponsel yang tidak memiliki salah apapun itu. Pagi ini, di cuaca sebagus ini, seharusnya ia bisa mendapatkan kesenangannya seperti biasa. Namun apa-apaan ini? Baru saja sebuah pesan singkat masuk ke ponsel flipnya dan pesan itu berisi tentang Herbivore peliharaannya yang akan datang tidak terlambat ke sekolah. Pemuda yang bernama lengkap Hibari Kyoya itu menggeram jengkel. Ia nyaris meremukan ponselnya sendiri seandainya saja ia tidak membaca pesan itu sampai habis.

Herbivorenya membuat bento sendiri.

Seringai langsung merekah di bibir tipis itu. Sebuah ide mendadak masuk ke dalam otaknya. Keinginan mendominasi mulai menguasai jiwa dan raganya—membuatnya benar-benar menginginkannya. Apapun yang terjadi, bagiamana pun caranya, Hibari Kyoya harus mendapatkannya.

Prefect DiariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang