MOCHI SI PEMBERANI
Andry Chang"Hei, apa-apaan ini, Mochi?" Marmut paling besar dan berbulu paling panjang, cantik dan lebat bernama Milan membentak. "Anak baru dilarang makan sepiring denganku!"
Itu sungguh sambutan kasar bagi Mochi, marmut berbulu putih-hitam-coklat yang baru saja bergabung dalam kandang marmut di rumah Yulia.
Majikan lama Mochi, seorang pemilik penangkaran marmut baru saja memberikan marmut jenis American Guinea Pig itu pada Yulia. Kakak Yulia memberinya nama Mochi, karena marmut itu sungguh lucu, menggemaskan dan nyaris bulat-empuk seperti makanan kesukaan sang kakak, kue mochi.
Tentu saja Mochi protes, "Apa masalahnya? Saudara-saudariku di penangkaran tak keberatan kok berbagi piring makanan denganku!"
"Beda lagi aturannya!" sergah Milan. "Di sini akulah yang berkuasa, karena akulah yang paling cantik!"
"Juga paling tua," celetuk seekor marmut besar lain yang berbulu serba coklat.
"Jaga moncongmu, Yamyam! Mau jatah jagung, pellet dan rumput segarmu kukurangi?" Pellet adalah makanan pokok khusus marmut, kelinci, hamster dan hewan-hewan pengerat sejenisnya.
Yamyam mendekat pada Mochi dan menggiringnya menjauh, mencegah bentrokan dengan "Ratu" Milan. Ia hanya menjawab, "Sudahlah, biar aku yang mengajari si anak baru ini sopan-santun."
Mochi berujar, "Tapi aku lapar...!"
"Sst, ikuti aku saja." Yamyam lantas menunjukkan sisa jagung dan rumput di sudut kandang. Tanpa permisi dan basa-basi, Mochi langsung mengerati makanan itu. Yamyam menggelengkan bagian kepalanya, marmut kecil itu benar-benar kelaparan.
Tak lama kemudian, Mochi bersendawa dan berbaring, berguling-guling riang. "Ah, ini baru hidup. Perut penuh, hatipun lega. Makasih Kak Yamyam."
"Sama-sama." Yamyam tersenyum. "Asal kau ingat untuk bersikap sopan pula pada Milan."
"Ya, akan kucoba." Mochi lantas mengerutkan dahi. "Aku hanya tak mengerti, apa yang membuat Milan bersikap seperti tadi? Marmut paling tua dan paling besar di penangkaran saja tak sekasar itu."
Yamyam lantas menghela napas dan berbaring berhadap-hadapan dengan Mochi di lantai kandang. Tuturnya, "Begini, anak muda. Saat Milan baru bergabung dalam kandang ini, sudah ada tiga marmut lain yang lebih tua darinya tinggal di sana, yaitu Jetta, Paris dan Milky."
"Wah, banyak juga. Nona Yulia sangat gemar memelihara marmut, ya."
"Benar, dia sungguh penyayang binatang. Nah, Milky yang pernah jadi Juara Tiga Kontes Guinea Pig Show memusuhi Milan yang bulu-bulu panjangnya berwarna lebih cerah dari Paris. Milky ingin menunjukkan wibawanya agar Milan tunduk padanya. Baru setelah Jetta, Paris dan terakhir Milky pergi ke 'surga marmut', Milan baru melampiaskan sakit hatinya itu dengan memusuhi marmut-marmut baru setelahnya."
Mochi menegadahkan kepalanya tanda mengerti. "Oh, jadi begitu sebabnya. Jadi kau salah satu 'musuh' Milan juga, dong?"
"Tidak juga. Aku datang saat Milky masih hidup. Jadi Milky memusuhiku pula dan Milan menganggapku 'saudara senasib'. Jadi kaulah yang pertama disikapi keras oleh Milan."
"Aduh, mana enak hidup begini?" keluh Mochi. "Lebih baik aku berteriak, minta pindah saja dari sini."
"Percuma saja. Kau akan dipindahkan ke kandang yang lebih kecil, dan tinggal di sana selama berminggu-minggu ukuran waktu manusia. Apa kau mau sendirian saja?"
Mochi menggeleng cepat. "Tidak! Tidak, aku ingin bersama Yamyam!"
Yamyam menyentuhkan ujung moncongnya di pipi Mochi sambil berkata, "Nah, kalau begitu mulai sekarang jaga sikapmu. Menjauhlah dulu dari Milan. Bila ia menyerangmu, larilah, jangan lawan dia. Cepat atau lambat sikap Milan akan melunak, dan akhirnya ia akan menerimamu sebagai anggota keluarganya."
"Baik, Kak Yamyam, akan kuingat terus pesanmu ini," tanggap Mochi, senyum tersungging di wajah imutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERNA SAGA pandu.belia
FantasyKumpulan fabel, kisah fantasi dan dongeng untuk anak-anak, dengan latar belakang dunia Bumi paralel, Terra Everna. Catatan - Panduan bagi orangtua: Fabel di Dunia Everna bukanlah fakta, kecuali dalam kondisi tertentu yang diterangkan dalam cerita.