Chapter 4
Nonton
Pagi ini aku sudah beberapa kali menguap, mataku sampai berair, aku ngantuk. Semalam aku begadang, Ops, bukan begadang, tapi gelisah dengan perasaanku sendiri. Aku nggak tidur semalaman, jadi wajar saja kalau pagi ini aku ngantuk.
Saat aku melihat ke halaman kampus, dari kejauhan aku melihat seorang cowok keren yang lagi tersenyum ramah dan melambaikan tangannya padaku, yah, dialah Kak Renno. Aku membalas senyuman dan lambaian tangannya. Dia menuju ke tempatku. Jujur saja aku suka dengan sikap ramah Kak Renno, tapi aku nggak punya perasaan lebih. Aku nggak merasakan desiran-desiran aneh terhadapnya. Aku juga nggak gugup saat berada di dekatnya. Sangat beda saat aku berada di dekat Kak Dhanni. Aduh, kenapa aku mikirin dia lagi?
"Pagi...," sapa Kak Renno lembut.
"Pagi juga," balasku.
Aku celingukan, mencari-cari sesuatu, bukan sesuatu, tapi seseorang. Seseorang yang membuat aku terjaga semalaman. Tapi kayaknya dia nggak ada.
"Kamu cari siapa? Cari Dhanni?" tanya Kak Renno mengagetkanku.
"Ah enggak, kok tumben aja kalian nggak barengan." Aku ngeles.
"Kayaknya dia nggak masuk nanti." Nggak tahu kenapa aku kecewa dengan jawaban Kak Renno. Tapi kenapa aku harus kecewa?
"Ooo iya, nanti malam kamu ada acara nggak? Emm.. bagaimana kalau kita nonton? Ada film baru loh yang sedang di putar."
"Emmm aku nggak yakin kalau aku ada waktu." Aku berusaha menolak dengan halus.
"Ayolah, plis, plis," Kak Renno memohon sambil memelas.
Sebenarnya aku nggak tega, tapi aku masih menggeleng halus. Jujur saja, aku malas dengan acara-acara kencan seperti itu. Bagiku itu sangat 37 38
membosankan. Kalau pun aku mau ikut nonton, aku nggak yakin aku dapat menikmati filmnya dengan perasaan yang nggak keruan seperti itu.
"Plis, Nes, kita nanti nggak sendirian kok, kita akan double date sama Dhanni, aku sudah janjian sama dia, masak iya sih aku batalin janjiku," kata Kak Renno yang membuatku kaget setengah mati.
"Apa? Kak Dhanni?" Bodoh, bodoh! Lagi-lagi aku keceplosan, meneriakkan nama Kak Dhanni seakan-akan cuma hal itu yang menarik hatiku saat ini.
"Iya, emangnya kenapa kalau sama Dhanni?" Kak Renno bertanya sambil menaikkan sebelah alisnya, aku tahu dia curiga.
"Nggak apa-apa. Emangnya dia nanti sama siapa, Kak?" Aku mengalihkan perhatian.
"Nggak tahu sama pacarnya yang mana lagi, yang jelas dia nggak sendiri."
Deggg.... Kenapa ya aku nggak suka sekali sama jawaban Kak Renno kali ini. Rasanya bikin aku sesak. Aku termangu sejenak, kenapa lagi ini? Sejak awal aku kan sudah tahu kalau Kak Dhanni itu pacarnya banyak, tapi kayaknya aku masih belum bisa terima kenyataan itu.
"Gimana, Nes, kamu mau kan pergi nonton sama aku?" Lagi-lagi Kak Renno mengagetkanku dari lamunan.
"Emmmm ya sudah deh, nanti aku usahain," jawabku pasrah.
"Nah, gitu dong. Kamu emang cewek penurut," kata Kak Renno sambil mencubit gemas kedua pipiku, lalu dia pamit pergi karena akan ada kelas, saat Kak Renno pergi, aku memandangi punggungnya, merasa kasihan.
***
Malamnya....
Sebenarnya aku nggak bisa dandan, tapi malam ini aku dandan seadanya. Nggak ada yang spesial dengan dandananku. Aku masih sama, rambutku dikuncir satu di belakang, pakai celana jeans. Bedanya kali ini aku nggak pakai kaos oblong atau kemeja. Nggak tahu kenapa aku pengen pakai baju yang lebih feminin, ingin memperlihatkan lekuk tubuhku pada seseorang. Apa aku dandan untuk Kak Renno? Enggak, enggak, kayaknya bukan untuk dia deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Killer (The BadBoys #1)
RomanceSemua Chapter saya Private..!!! Thanks. ヽ('▽`)/ -Saya RePost lagi karenaa banyak yang minta.. - VERSI pdf bisa di download secara Gratis di Playstore dengan judul Novel Dewasa The Lady Killer. "Dia tampan, Dan sangat menggoda... tapi sayang...