Chapter 5
Jadian???
Paginya....
Lagi-lagi aku bangun kesiangan. Kemarin aku kesiangan karena malamnya gelisah tak bisa tidur, namun tadi malam aku tak bisa tidur karena nangis semalaman, dan itu disebabkan oleh orang yang sama si Lady Killer. Kenapa aku masih saja memikirkan dia? Dia bukan siapa-siapaku, kami tak ada hubungan apa-apa titik.
Aku bangun, mendapati diriku di depan cermin. Astaga..., sangat berantakan. Aku melihat di sekelilingku, banyak tisu bekas bertebaran di sekitar ranjangku. Seperti orang yang sedang patah hati saja. Sekali lagi aku melihat ke arah cermin, kulihat mataku masih sangat bengkak, sembab, hidungku masih kelihatan merah, sangat terlihat kalau aku habis nangis semalaman. Apa yang harus kulakukan dengan penampilanku kali ini? Ahaaa... aku akan pakai kacamata besarku untuk menyembunyikan mataku yang sembab ini.
Aku bergegas menuju kamar mandi, setelah mandi, ganti baju, dan sedikit dandan, aku menuju ke bawah untuk sarapan sama Mama sama Papa. Mama melihatku dengan tatapan anehnya. Dia heran dengan penampilanku yang berkacamata.
"Kamu nggak apa-apa kan, Sayang?" tanya Mama khawatir.
"Enggak, Mah. Kayaknya aku cuma mau pilek aja," kataku sambil menggosok-gosokkan jari telunjukku ke bawah hidungku, sedikit berakting.
"Jangan sakit dulu, Sayang. Lusa kita akan bertemu dengan keluarga calon suami kamu," kata Mama lagi membuatku kaget, hampir saja aku tersedak dibuatnya.
"Haaahh? Apa, Mah? Kata Mama kemarin masih akhir minggu ini, kok sekarang dipercepat sih?" Aku penasaran, kenapa jadi secepat ini.
"Lebih cepat lebih baik, lagi pula si Mr. X kayaknya sudah tidak tahan ingin bertemu kamu secara langsung."
Oooo, ternyata dia yang mempercepat pertemuan ini. Baguslah, setidaknya aku tak akan penasaran lagi nanti. Tapi, rasanya aku benar-benar belum siap.
"Nanti kamu langsung pulang ya. Mama mau ajak kamu belanja gaun, Mama lihat kamu nggak punya satu pun gaun yang pantas," lanjut Mama
"Apa? Gaun?" tanyaku sambil membelalakkan mata.
Aku memang bukan tipe cewek yang tomboi, namun masalah pakaian aku kurang suka mengenakan rok apalagi memakai pakaian-pakaian yang ribet seperti 'GAUN'. Mungkin karena sedari kecil aku hidup di lingkungan yang sederhana. Ya di rumah Oma di Jogja memang sangat sederhana kalau ada acara nikahan, ulang tahun, atau sekadar selamatan, aku cuma pakai-pakaian atasan yang rapi namun masih kelihatan feminin, namun bawahannya tetap pakai celana jeans, pernah juga pada saat itu kalau nggak salah acara perpisahan SMA, aku pakai atasan kebaya yang bagus kelihatan feminin banget karena rambutku juga sedikit disanggul, namun bawahannya tetap aku padukan dengan celana jeans, satu sekolah menatapku heran, namun satu tahun kemudian itu dijadikan trendcetter oleh adik-adik kelasku, katanya kelihatan lebih gaul. Hahaha ada-ada saja mereka.
"Iya gaun, ya ampun, Sayang, kamu itu wanita dewasa, bahkan mau menikah, kamu cantik, tidak gemuk tidak kurus. Badan kamu bagus berisi, tapi kamu malah tak mau merawatnya. Nanti, Mama akan mengubah total penampilan kamu. Mama akan ajari kamu belanja pakaian yang cocok, ke salon, dan belanja kebutuhan cewek kamu yang lain. Saat Mama melihat kamu seperti ini, Mama merasa bersalah karena menelantarkan kamu di Jogja," jelas Mama panjang lebar.
"Mah, Mama nggak nelantarin Nesa, kok."
"Tapi kalau kamu di sini dari kecil sama Mama, mungkin sekarang kamu jadi wanita yang sangat luar biasa cantiknya."
"Memangnya Nesa sekarang nggak cantik?" Aku pura-pura manyun, menggoda Mama.
"Kamu cantik, Sayang, tapi kamu terlalu biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Killer (The BadBoys #1)
RomanceSemua Chapter saya Private..!!! Thanks. ヽ('▽`)/ -Saya RePost lagi karenaa banyak yang minta.. - VERSI pdf bisa di download secara Gratis di Playstore dengan judul Novel Dewasa The Lady Killer. "Dia tampan, Dan sangat menggoda... tapi sayang...