7

1.7K 120 3
                                    

Esok harinya, sekolah dan Joitus terlebih lagi, menjadi heboh karena kejadian yang menimpa Veranda di hari sebelumnya. Terlebih karena keempat sekawan itu juga dipanggil kepala sekolah karena masalah ini. Untunglah keempatnya lolos dari hukuman, karena Veranda dan Shania 'menyelamatkan' mereka, dengan menyeritakan kejadian yang sebenarnya. Bahwa itu bukan tawuran pelajar. Seminggu lebih berlalu, Joitus tetap dan makin heboh, terlebih beredar gosip setelah kejadian itu bahwa Deva dan Veranda berpacaran. Jawaban keduanya yang hanya diam jika ditanya mengenai hal tersebut, makin membuat gosip itu semakin kencang berhembus.

"Va, lo sama Kak Ve pacaran?" Tanya Farish yang tentunya penasaran dengan berita yang disebarkan Joitus itu.

Saat ini, seperti biasa, mereka berkumpul di home.

"Hah? Gak usah kemakan gosip." Jawab singkat Deva, lalu kembali berpura-pura sibuk dengan membaca komik kesukaannya yang berjudul 'Miiko'.

Boby yang sedari tadi sedang duduk diam membaca buku sambil memutar playlist 48 Family dari Ipod-nya. Diam-diam memperhatikan sikap Deva, yang terlihat sekali dari matanya menghindari pertanyaan seputar hubungan dirinya dengan Veranda. Sementara Farish dan Deni yang tidak menyadari hal itu kembali mengerjakan kegiatan mereka masing-masing.

Seiring berjalannya waktu yang terus berlalu lebih cepat dari hari di kalender, berita yang diberi judul 'Peculikan Princess' oleh pengurus Joitus dan berita hubungan Veranda-Deva yang tidak ada buktinya itu dilupakan oleh seluruh murid-murid di Joifuru. Mungkin melelahkan untuk siapa-pun yang coba bertanya secara personal pada Veranda maupun Deva yang hanya diam saja atau kabur dengan cara cerdas. Perlahan berita itu-pun menghilang seperti ditiup angin.

Di sebuah taman yang jauh dari rumah dan sekolah mereka. Sepulang sekolah, Veranda dan Deva bertemu berdua. Sambil memandangi sungai yang mengalir di sekitar taman itu, keduanya mengobrol.

"Key. Sebenernya, kenapa kamu gak mau bilang ke orang-orang soal kita?" Tanya Veranda.

"Kamu kan tahu, aku bukan orang yang suka memamerkan sesuatu."

"Apa karena adek aku?" Deva hanya diam masih memandangi sungai itu. "Yang terjadi diantara kalian dulu. Itu semua salah aku, bukan salah kamu." Lanjut Veranda sambil murung.

"Hmm. Ini gak ada hubungannya dengan masalah itu." Veranda hanya menghela nafasnya. "Ve, kesini sebentar deh." Lanjut Deva meminta Veranda mendekat ke arahnya.

"Emm? Ada ap-" Belum selesai Veranda melanjutkan kata-katanya, Deva mencium pipi Veranda dengan lembut.

Sambil menyenderkan keningnya ke kening Veranda, Deva menjawab pertanyaan Veranda itu. "Aku minta maaf atas keegoisanku. Tapi, aku ingin Shania bisa terima aku kembali, yang kali ini sebagai pacar kakaknya. Aku gak akan cerita ke siapa-siapa soal kita sebelum itu. Shania cuma takut, aku akan buktiin ke dia, kalau aku gak akan mempermainkan kakaknya."

Kedua pasang mata itu terus bertemu, memperlihatkan tatapan saling mencintai satu sama lain. Senyum manis terlihat dari keduanya, bersamaan dengan turunnya sang mentari, dengan saling berpegangan tangan, keduanya berciuman.

Joifuru High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang