16

1.6K 106 1
                                    

Pulang sekolah, hari ini Deva dan Boby seperti biasa ada kegiatan ekstrakurikuler dance. Seperti biasa, keduanya menjadi yang terakhir pulang.

"Gw duluan ya, By." Deva pun keluar dan di depan ruang klub dance dia bertemu Shania. "Eh Shan. Ngagetin aja lo, Boby masih di dalem tuh."

"Hey, Va! Emm. Lo sama kakak gw masih pacaran, kan?" Tanya Shania yang membuat Deva heran.

"Masih kok. Kenapa? Gak ada apa-apa kan, Shan?"

"Gak ada sih. Iya, bagus kalau gitu."

"Bagus? Ahh! Dedek Shanju udah setuju kah?"

"Hii! Jangan geer lo! Misi, misi." Shania pun masuk ke dalam ruang klub dance.

"Tumben gak ngintip-ngintip lagi?" Tanya Boby yang melihat Shania masuk.

"Ihh! Apa-apaan sih lo! Hii! Kenapa sih lo sama Deva sama nyebelinnya!"

"Mungkin karena kita sahabatan dari kecil, lo juga tau itu, kan?" Tanya Boby kembali sambil membereskan barang-barangnya.

"Heh?"

"Coba cek profil Deva, lalu ingat-ingat lagi." Shania pun langsung mengecek Joitus dan membuka biodata Deva. Terdapat jelas data yang menyebutkan keduanya berteman sejak kecil.

"E-Eh?? Ja-jadi-"

"Iya. Yuk pulang." Boby jalan keluar dari ruang klub meninggalkan Shania yang masih berpikir.

"E-Eh pulang? Eh? Si Boby tungguin gw!!" Shania lalu menyusul Boby.

Saat ini Shania yang sedang di jalan bersama Boby, hanya terdiam, membuat Boby heran, karena tidak seperti Shania yang biasanya.

"Shan? Lo kenapa?"

"Hah? Eh? Gak kok. Gak apa-apa. Eh iya, btw By, lo itu dulu-" Shania menghentikan kata-katnya kembali terlihat berpikir.

"Dulu? Dulu apa Shan?"

"Eumm, temen kecil Deva di Bandung? Yang pernah kamarnya gw recokin sama Deva?"

"Ahahaha, iya. Yang kalian berdua rusuh banget sampe dimarahin Kak Ve. Dan gw cuman bisa pasrah."

"Maaf ya, gw lupa."

"Apa ada yang sesutu yang terjadi saat kalian SMP?" Raut wajah Shania terlihat berubah saat pertanyaan yang baginya sangat sensitif itu muncul.

Shania masih diam. "Emm. By!" Shania berhenti tiba-tiba.

"Iya?"

"Anyway kita mau kemana sih? Tumben banget lo ngajak jalan? Lo gak mau nyulik gw kan?" Shania masih diam di tempatnya, menatap Boby curiga.

"Rugi kali nyulik lo, makannya banyak."

"Ihh! Apa-apaan sih lo! Iya terus, mau kemana?"

"Gw mau ngajak lo ke tempat yang dulu gw dan Deva suka datengin pas kelas satu. Coba lihat."

"Street Dance?! Wow!"

Boby membawa Shania ke lapangan dimana para Street Dancer berkumpul dan 'bertarung'.

"Wow! Wow! Wajah yang sudah lama tidak kita lihat, nih. My bro, Boby!" Sapa salah satu street dancer yang menghampiri Boby.

Boby dan dua orang street dancer yang menghampirinya langsung bersalaman ala anak gaul.

"Apa kabar, Bro? Where's my bro, K?" Tanya street dancer lainnya.

"Baik kok. Deva juga baik-baik aja, sibuk sekolah."

Joifuru High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang