Jatuh Cinta Padanya Part 1

440 15 0
                                    

Malam yg dingin ditemani segelas susu hangat, Dafina duduk menyender dibantal empuknya. Tubuhnya masih agak lemas, tiba-tiba ponselnya berdering dan ternyata telepon dari Aira yg sekarang telah menjadi sahabatnya itu.
"Hai Fin, gimana kabarmu? Besok kamu masuk sekolah gak? Tadi ada tugas bahasa inggris loh" Tanpa basa basi Aira langsung mengoceh.
"Udah baikan kok, oke..oke Ra..besok kayaknya aku masuk kok, hehe." Jawaban yg simple untuk menjawab semua pertanyaan dari sahabatnya itu.
"Yaudah sampai ketemu besok ya Fin." Dan Aira pun langsung menutup telepon.

Keesokan paginya, di koridor lantai 2.
"Hai Fin.." Suara lembut yg membuat pendengarnya akan langsung menoleh.
"Oh hai Di.." Dafina membalas sapaan Aldi dengan senyum khasnya.
"Lo udah masuk? Emang udah sembuh? Masih pucet gitu juga." Aldi terlihat khawatir dengan keadaan Dafina. Tapi Dafina hanya tertawa kecil dan berkata "Kamu lebih bawel dari ibuku..hihi."
"Gue kan cuma khawatir sama lo." Tanpa Dafina dan Aldi sangka, ternyata ada Adit temannya Aldi yg dari tadi tak sengaja memergoki Aldi dan Dafina ngobrol berdua.
"Hey kalian, pagi-pagi udah pdkt aja atau udah pacaran ya jangan-jangan..haha." Dafina langsung berpamitan pergi dan Aldi hanya menyusul Dafina dari belakang.

Aldi langsung masuk ruang osis, dia itu ketua osis di SMK tersebut. Karena ada urusan mengambil data, maka Aldi mampir sebentar ke ruang osis.
"Di, lo ninggalin gue gitu aja. Jawab pertanyaan gue juga blm." Sambil mengatur nafasnya karena tadi dia mengejar Aldi yg berlari kecil.
"Pertanyaan apaan sih?" Tanya Aldi pura-pura lupa.
"Lo sama cewek tadi itu lg pdkt apa udah jadian? Kok lo gak pernah cerita sih?" Dengan mata tajamnya, Adit bertanya serius.
"Hai guys, ada apa nih? Lg gosip ya?" Tanya Lidya yg baru datang ke ruang osis. Lidya adalah wakil osis.
"Ini nih ada gosip soal si Aldi, dia udah punya pacar tapi ga cerita masa sama gue sohibnya." Aldi dan Lidya pun memasang muka keheranan.
"Eh bohong, apaan sih lo. Gosip tuh. Jangan percaya Lid sama si Adit." Dengan kalemnya Aldi menjawab.
"Emang siapa nama cewek itu, Di?" Tanya Lidya dengan penasaran. Akhirnya Aldi pasrah dan menjawab "Namanya Dafina, dia kelas X.Ap.1. Gue sama dia baru kenal.Udah jelas kan jawaban lengkap gue?" Dengan nada kesal Aldi menjawab pertanyaan kedua temannya itu.

Saat jam istirahat, Dafina dan Aira pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku.
"Ra, mau baca buku apa? Kamu kan gak terlalu suka baca buku..hehe." Senyum jahil Dafina membuat temannya itu kesal.
"Ih kamu Fin, aku ke sini nemenin kamu aja. Aku sih baca komik aja deh."
"Yaudah aku mau cari buku ke rak sana dulu ya." Dafina pergi ke rak buku pengarsipan dan meninggalkan Aira yg sedang asyik mencari komik.

"Ihh bukunya tinggi banget sih, kenapa harus dirak paling atas coba." Keluh Dafina karena tak sampai meraih buku yg dicarinya. Tiba-tiba ada tangan yg meraih buku itu lalu memberikannya pada Dafina.
"Ini bukunya" Sambil tersenyum manis.
"Makasih ya....loh, kamu." Dafina kaget karena yg mengambilkan buku itu adalah Aldi.
"Iya gue, kenapa? Kaget gitu muka lo. Oya kita udah 3x ketemu loh. Gak nyangka ya.." Aldi berbisik dalam hati 'Iya ya 3x ketemu cewek ini, kata orang kan klo 3x ketemu kebetulan tandanya.....jodoh. Gak..gak..ini bukan, gak mungkin rasa itu ada'
"Gapapa sih, cuma kaget aja. Iya ya udah 3x kita ketemu. Mungkin kebetulan aja kali." Dafina pun tak bisa membohongin hatinya 'Dag dig dug, loh ini kenapa sih aku. Kok jadi ngerasa aneh gini."
Tanpa basa basi Aldi langsung meminta no hp Dafina "Boleh minta no hp lo gak?"
"Boleh..." Dafina tanpa sungkan memberikan no hpnya.

Tiba-tiba suara bel masuk terdengar nyaring ditelinga keduanya, Dafina pamit pergi dan Aldi hanya tersenyum sambil memandangi cewek yg telah membuatnya mengalami rasa indah ini.

Ketika di kelas, Dafina menceritakan kejadian diperpustakaan tadi kepada Aira. Aira yg bawel itu langsung menanyakan berbagai pertanyaan. "3x?? Kapan aja kalian ketemu?? Dia jurusan apa Fin?? Cakep gak?? Boleh tuh kenalin ke aku..hehe."
"Nanyanya satu-satu bisa kali Ra, hufft..kamu itu sama bawelnya kayak dia." Aira langsung meledek Dafina "Eciieee, udah pdkt nih kayaknya. Sampai hafal gitu sifat dia."

Tak lama kemudian ada beberapa orang mengetuk pintu kelas dan masuk ke dalam setelah dipersilahkan. Beberapa anak osis datang untuk meminta sumbangan karena ada salah seorang dari kelas lain yg terkena musibah. Dafina sontak kaget karena dia baru tahu bahwa Aldi adalah anak osis.

"Kasian banget ya Fin.." Aira tak melihat jika teman sebangkunya itu sedang memasang muka kaget.
"Eh..eee...iya ya." Aira baru menyadari ada ekspresi lain diwajah Dafina. "Kamu kenapa Fin? Kok kayak kaget gitu."
"Itu Ra, cowok yg berdiri disamping Pak Ridwan..dia cowok yg aku ceritain itu." Aira sangat tak percaya dan hanya bisa menatap wajah Dafina dan Aldi bergantian.

Setelah beberapa anak osis itu keluar, pelajaran pun dilanjutkan. Tak terasa bel pulang pun tiba. Ketika Pak Ridwan baru keluar kelas, ponsel Dafina berdering ternyata abangnya tak bisa menjemputnya karena masih ada mata kuliah tambahan.

"Kenapa Fin? Kok muka kamu jadi murung gitu?" Tanya Aira penasaran.
"Abangku gak bisa jemput hari ini. Dia masih ada mata kuliah tambahan." Dafina kesal karena dia jadi harus naik bus untuk pulang.
"Klo gitu kamu bareng aku aja yuk sekalian aku main ke rumah kamu." Dafina langsung mengangguk tanda setuju.

Ketika hampir sampai digerbang sekolah, ada suara klakson mobil. Dan seseorang didalamnya turun.
"Fin, mau pulang?" Bareng gue aja yuk." Aldi menawarkan Dafina pulang bareng, niatnya sih sekalian pdkt.
"Maaf Di, aku pulang bareng Aira temanku." Dengan berat hati Dafina menolak tawaran Aldi.
"Gapapa kali Fin, kamu bareng dia aja. Sekalian pdkt gitu..hihi" Aira berbisik pelan ditelinga Dafina. Dafina hanya menatap wajah sahabatnya itu dengan heran.
"Iya Dafina mau kok pulang sama kamu. Lagian aku juga mau pergi dulu jadi gak bisa langsung antar dia." Dengan senyum jailnya Aira mencoba memberi kode pada Dafina.
"Yaudah deh aku bareng kamu, Di." Aldi langsung tersenyum dan membukakan pintu mobil untuk Dafina, dia langsung mengantarkan pulang Dafina.

Sesampainya dirumah, tak lama kemudian mobil abangnya tiba.
"Lah abang katanya masih ada mata kuliah tambahan." Gerutu Dafina pada Roni.
"Eh iya, tadi tiba-tiba dosennya ada telepom suruh rapat dadakan. Lah ini cowok siapa dek?" Tanya Roni yg sedang menatap wajah Aldi.
"Gue temen sekolahnya Dafina, bang." Jawab Aldi sambil berjabat tangan dengan Roni.
"Oh, temen apa temen." Goda Roni pada Aldi dan Dafina. Tapi keduanya hanya tersenyum malu. Dan Dafina pamit masuk ke rumah duluan.

#part4
*Ditunggu ya vote dan commentnya

Cinta LokasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang