Ketika Sang Badai Tiba

316 16 2
                                    

Sebulan sudah Dafina dan Aldi PKL di Bank A, hari yg tak mereka duga datang tanpa permisi. Ketika Dafina dan Aldi ingin pergi makan siang diluar kantor. Tiba-tiba ada seorang cewek yg berjalan terburu-buru dan menabrak Dafina.
"Aduh..." Dafina meringis kesakitan. Ketika Aldi ingin membantu Dafina untuk berdiri, cewek itu meminta maaf dan mengulurkan tangannya.
"Maaf ya, gue buru-buru soalnya."
Ketika mata Aldi bertemu dengan mata cewek itu, mereka hanya bisa diam dan kaget tak percaya. Belum sempat cewek itu mengeluarkan kata-kata, Aldi langsung membantu Dafina berdiri dan menggandengnya berjalan pergi.

Saat disalah satu tempat makan, Dafina bertanya pada Aldi karena raut wajah kekasihnya berubah drastis.
"Kamu kenapa yank?" Itulah kalimat yg hanya bisa Dafina ucapkan.
"Ehh..aku gapapa kok yank." Sambil mencoba tersenyum dan melupakan kejadian tadi.
"Kok abis kamu ngeliat muka cewek itu, muka kamu jadi berubah." Dafina tetap ingin tahu tapi Aldi hanya menggeleng kepala dan berkata "Ga ada apa-apa kok yank. Udah ayo buruan makan nanti telat balik ke kantor, kan gak enak sama HRDnya. Bisa-bisa nilai kita nanti jelek..hehe"

Aldi masih kaget dan belum ingin menceritakan tentang siapa cewek itu.

Malam harinya, Dafina menghubungi Aira untuk menceritakan keanehan hari ini sekaligus melepas rindu dengan sahabatnya.
"Ra...gimana PKLmu? Aku lagi bingung nih." Tanpa basa basi, Dafina langsung menceritakan isi hatinya.
"PKL ku gokil Fin, loh kamu bingung kenapa?" Aira penasaran dengan cerita Dafina, mendengar suara sahabatnya itu membuatnya sedih.
"Tadi siang ketika aku dan Aldi ingin pergi makan siang diluar, ada cewek yg menabrakku karena dia buru-buru. Tapi ketika mata Aldi dan mata cewek itu saling bertatapan, ada sesuatu yg aneh dari arti pandangan itu. Aku yakin banget Ra, ada sesuatu yg aneh."
"Mungkin kamu salah artiin kali Fin, kamu udah coba tanya Aldi belum?" Tanya Aira untuk membuat keadaan sahabatnya itu sedikit tenang.
"Udah kok, tapi Aldi cuma bilang gak ada apa-apa. Keliatan banget dari raut wajahnya, ada yg dia sembunyiin Ra." Aira mulai kehabisan kata-kata untuk menenangkan sahabatnya.
"Tiba-tiba aja perasaan aneh ini ngeganjel Ra, aku gak tau harus gimana." Tambah Dafina dengan rasa putus asa.

Di kamar yg berbeda, dirumah Aldi. Aldi menceritakan kejadian tado siang kepada Adit lewat telepon.
"Bro, tadi siang pas gue sama cewek gue mau makan diluar masa gue ketemu mantan sialan gue. Cewek itu gak sengaja nabrak cewek gue. Ah sial, gue jadi keinget lagi rasa sakit itu." Aldi dulu diduakan oleh mantannya itu, mantannya berselingkuh dengan sahabat kecil Aldi.

"Terus cewek lo gimana responnya?" Tanya Adit mulai penasaran.
"Gue belum bisa cerita Dit, cewek gue penasaran. Kayaknya dia mulai tau kalo ada yg gue sembunyiin." Mukanya udah kusut dan pikirannya tak karuan.
"Ya lo hasil cerita lah bro, gimana pun juga lo harus jujur dan terbuka sama cewek lo. Jantleman bro." Saran Adit yg menurut Aldi bijaksana.
"Iya sih bro, tapi belum saatnya." Jawab Aldi membela diri.
"Terserah lo aja sih, gue cuma ngasih saran. Dan satu hal yg harus lo inget, klo terlambat cewek lo tau kabar yg sebenernya atau bahkan cewek lo tau dari orang lain..lo bakal nyesel. Sama aja lo udah nyakitin hati cewek lo." Adit langsung kesal dengan sikap lambat Aldi dan langsung mematikan teleponnya dengan Aldi.

Beberapa minggu semenjak hari itu, mulai ada jarak diantara Dafina dan Aldi. Dafina mulai tak lagi peduli pada Aldi, karena dia sadar bahwa Aldi tak mau terbuka dan jujur padanya. Aldi yg tak sadar dengan perubahan ceweknya itu, malah dengan asyiknya bertingkah seperti biasa.

Akhirnya 2 bulan sudah Dafina dan Aldi PKL, hubungan mereka kini memasuki 9 bulan. Hari itu malam minggu, Aldi ingin mengajak Dafina menonton film dibioskop. Ketika sedang menunggu diruang tunggu bioskop, mata Aldi sedang melihat-lihat ke sekitar ruangan entah mimpi atau nyata tapi matanya melihat sosok yg tak asing baginya. Dia melihat Alika, mantan sialannya itu. Sosok cewek itu mendekatinya dan menyapanya.
"Hai Di, kamu apa kabar?" Tanya Alika kepada Aldi tapi tak dihiraukan, justru Dafina yg merespon.
"Loh, kamu kan cewek yg waktu itu nabrak aku pas di Bank A." Dafina sambil mencoba mengingat kembali kejadian itu.
"Hehe iya, maaf ya soal itu. Gue Alika, mantannya Aldi. Nama lo siapa? Lo siapanya Aldi?" Tanpa rasa bersalah, Alika membuka rahasia hubungannya pada Dafina.
"Oh, aku Dafina. Aku pacarnya Aldi." Dafina menjawab dengan senyum tipis dari bibirnya.
"Wah ternyata kamu cepet banget ya Di punya pengganti aku." Senyum licik Alika mulai muncul.
Aldi menarik tangan Dafina dan mengajaknya masuk ke ruang bioskop yg saat itu filmnya akan segera dimulai. Setelah filmnya selesai, Aldi langsung mengantar Dafina pulang. Ketika diparkiran mall, Alika melihat Dafina dan Aldi akan masuk mobil lalu ide liciknya pun muncul.
"Hai Aldi sayang, mau langsung pulang ya?" Tanya Alika sambil berdiri tepat disamping kiri Aldi dan merangkul pundaknya.
Tentu saja Dafina cemburu dan dia hanya terdiam menatap kejadian itu lalu membuka pintu mobil dan menutupnya. Aldi yg kesal dengan gangguan dari Alika, langsung melepas tangan cewek itu dan masuk ke dalam mobil kemudian segera menjalankan mobilnya keluar mall tersebut.

Selama perjalanan, Dafina hanya diam. Aldi pun bingung harus bagaimana. Tiba-tiba dalam keheningan, Dafina tak kuasa menahan air matanya. Aldi memberhentikan mobilnya dan menatapa kekasihnya itu.
"Yank...kamu kenapa nangis?" Sambil mencoba mengusap air mata Dafina.
"Aku mau pulang, cepet sampai rumah." Dafina masih tetap menangis.
Aldi hanya bisa menuruti perkataan kekasihnya itu. Sesampainya didepan rumah Dafina saat Aldi ingin berkata, Dafina langsung segera membuka pintu mobil tanpa satu kata pun. Tak seperti biasanya.

"Yank..." Panggil Aldi pelan.
Dafina tetap tak berbicara ataupun menoleh.
"Yank...kamu kenapa sih?" Tanya Aldi dalam sedih.
"Kamu pikir aja sendiri apa salah kamu. Urus aja tuh mantan kesayangan kamu atau mungkin kalian udah balikan. Toh cewek itu manggil kamu 'sayang'." Jawab Dafina dengan kesal.
"Yank...aku kan udah bilang dia itu mantan sialan, tapi kenapa sih kamu nyebutnya malah mantan kesayangan? Aku...." Aldi pun kini mulai emosi, sampai dia belum menyelesaikan kalimatnya.
"Ya kan aku bilang kamu pikir aja sendiri apa salah kamu dan cewek itu." Dafina langsung keluar mobil dan segera memasuki rumahnya.

Sesampainya dikamar, Dafina menangis sejadi-jadinya.

Di lain kamar, dirumah Aldi. Dia menceritakan kejadian itu pada Adit lewat telepon.
"Gimana nih bro, pusing gue." Suara Aldi terdengar putus asa.
"Kan gue udah pernah bilang, lo harus terbuka dan jujur sama cewek lo tapi lo nya malah bilang belum saatnya. Nah kejadian kan sekarang." Mendengar perkataan Adit, Aldi menjadi semakin bingung.
"Jujur gue nyesel Dit, terus sekarang gue harus gimana. Gue gak tega liat dia nangis." Aldi dan Adit sama-sama berpikir sejenak.
"Ya lo harus jujur pokoknya jelasin lah." Tegas Adit.
"Oke deh, gue coba telpon ya." Setelah menyetujuinya, Adit langsung mematikan telepon.

Aldi mencoba beberapa kali menghubungi Dafina tapi ponselnya tak aktif.

Keesokan harinya, disekolah pun Dafina bagai hilang ditelan bumi. Tak terlihat sosoknya dari pagi hingga jam istirahat. Aldi menemui Aira dikelasnya dan bertanya pada Aira, dia tau Aira adalah sahabat Dafina.
"Ra, Dafina kemana? Kok gak keliatan? Dia gak masuk karena apa?" Tanya Aldi penuh penasaran.
"Aku juga gak tau Di, gak ada kabar. Kamu kan pacarnya, kok kamu gak tau dan malah tanya aku." Aira pun kini menjadi bingung.
"Masalahnya semalem gue sama dia berantem, ponselnya gak bisa dihubungin sampe sekarang." Sontak Aira yg tak percaya, langsung bertanya panjang lebar.
"Kalian berantem?? Kok bisa?? Apa masalahnya??" Aldi menarik nafas lalu membuangnya dan menjelaskan semua kejadian semalam.
"Wah gawat, pasti Dafina sakit hati banget tuh. Dia cemburu banget pasti pas mantan kamu itu ngerangkul pundak kamu sambil bilang 'sayang'. Masa kamu ga sadar juga sih apa penyebab masalah kalian." Aira kini merasa kesal. Aldi langsung pergi meninggalkan kelas Aira dan berlari menuju parkiran. Dia berencana pergi ke rumah kekasihnya itu, sampai dia rela bolos sekolah.

#part7
*Ditunggu ya vote dan comment kalian para pembaca

Cinta LokasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang