Jatuh Cinta Padanya Part2

335 15 0
                                    

Dalam hal menghafal, Dafina memanglah ahlinya. Ketika dia sedang menghafal dasar-dasar etika pengarsipan file, tak sengaja dia malah teringat kembali saat dia tersadar dari pingsan dan melihat Aldi dengan wajah khawatirnya. Membayangkan kejadian hari itu, membuat hati Dafina layaknya sehabis disetrum. Degup jantungnya tak karuan.
"Ih kenapa aku jadi kebayang hari itu sih, aku kan lagi ngehafal tugas sekolah. Aduh Fin....fokus, fokus." Dafina berkata pada dirinya sendiri, dan dia akui memang dirinya mulai tumbuh perasaan aneh tiap kali bertemu dengan Aldi.

Di lain rumah, Aldi pun merasakan dan berpikiran yg sama seperti Dafina. Tapi tiba-tiba suara ketukan pintu membuyarkan pikirannya itu.
"Tok..tok..tok..Di, ini gue Adit." Ternyata Adit yg mengetuk pintu kamarnya.
"Masuk aja, Dit. Gak dikunci kok." Jawab Aldi sambil membuat dirinya seolah-olah sedang tiduran dikasur.
"Hey bro, lagi ngapain lo?" Dengan santainya Aldi hanya menjawab meledek "Gue lagi masak, ya emang lo liat gue lagi ngapain?? Jungkir balik gitu??"
Tapi Adit hanya tertawa terbahak bahak melihat teman karibnya itu kesal.
"Lo emosi banget malem ini, kenapa sih? Lagi dapet ya? Haha.." Aldi tak menjawab, tapi dia hanya melempar salah satu bantalnya ke muka Adit.
Aldi memang orang yg keren tapi klo soal gengsi atau jaim nomor kesekian dikamusnya. Akhirnya Aldi jujur pada Adit apa yg dia rasakan.
"Gue kayaknya jatuh cinta deh sama Dafina." Adit yg hanya tertawa pun udah gak heran, karena dia udah melihat jelas ciri-ciri bahwa teman akrabnya itu beberapa hari ini kena gejala jatuh cinta.
"Tuh kan feeling gue bener, udah buruan lo ungkapin perasaan lo. Cewek kayak dia langka loh, dia tuh beda dari cewek-cewek yg biasanya ngejar-ngejar lo..haha." Dengan penuh semangat Adit memberi dukungan pada Aldi.

Tanpa lama menunggu, Aldi pun segera meraih ponselnya dan menghubungi Dafina.

"Halo, Fin..lo besok malem ada acara gak?" Kebetulan besok malem minggu, waktu yg pas buat nembak Dafina. Ucap Aldi dalam hati.
"Emm, gak ada kok. Emang kenapa, Di?" Dengan penuh tanya dalam hati Dafina.
"Besok gue mau ngajak lo jalan. Mau gak?" Berharap Dafina merespon baik ajakannya itu.
"Iya aku mau kok." Serasa melayang, jawaban Dafina membuat Aldi tak karuan.
"Oke besok gue jemput jam 7 ya." Setelah mendengar jawaban Dafina, Aldi langsung menutup teleponnya.

Keesokan harinya, Aldi menjemput Dafina dan melihat penampilan yg berbeda dari biasanya yg dia lihat. Dafina memakai baju lengan pendek berwarna putih dengan dipadukan blazer pink serta rok balon selututnya yg berwarna pink polkadot.

Aldi mengajak Dafina ke Taman Kota yg terkenal di daerah Bandung.
"Kita duduk disini aja ya." Saran Aldi karena menurutnya itu tempat pas, dekat dengan bunga-bunga indah yg tumbuh disana. Dafina hanya mengangguk pelan.
"Fin, sebenernya gue mau ngomong penting sama lo." Hatinya mulai tak karuan.
"Ngomong aja, Di." Senyum manis Dafina membuat hati Aldi tenang. Aldi duduk berhadap-hadapan dengan Dafina dan menyentuh kedua tangan indah Dafina, seraya mengungkapkan isi hatinya.
"Fin...sebenernya gue cinta sama lo. Semenjak pertemuan pertama gue gak sengaja ngedorong lo waktu dikantin" Dag dig dug, berharap cintanya dibalas oleh Dafina.
"Emmm...iya Di, aku juga cinta sama kamu." Dengan malu-malu Dafina menjawab sambil tersenyum.
Tanpa sadar Aldi melompat kegirangan, Dafina hanya bisa tersenyum melihatnya.
"Jadi sekarang kita pacaran kan?" Tanya Aldi untuk memperjelas status mereka.
"Iya, kita pacaran." Senyum Dafina membuat Aldi semakin beruntung hari ini.
Setelah itu Aldi mengeluarkan kotak cincin dan memasangkan cincin indah dijari manis Dafina.

Mereka baru sadar setelah melihat jam yg kini telah menunjukkan pukul 22:00 WIB.
"Kita pulang yuk sayang." Kata Aldi pada kekasih hatinya.
"Iya sayang." Dafina pun memberanikan diri mengungkapkan kata itu.

Setelah sampai dirumah, abangnya Dafina telah menunggu diruang tamu.
"Dari mana dek?" Sambil fokus pada ponselnya.
"Abis jalan-jalan bang." Dengan senanh hati, Dafina sambil berjalan dan melambaikan tangannya.
"Eh itu dijari lo, cincin dari siapa? Dari cowok itu ya???" Tanya Roni yg telah sadar bahwa ada cincin dijari manis adeknya.
"Ih abang apaan sih." Dafina malu untuk bercerita pada abangnya soal kejadian malam ini. Lantas dia langsung menaiki tangga dan memasuki kamarnya.

#part5
*Ditunggu ya vote dan commentnya

Cinta LokasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang