Badai Di Ambang Jalan

308 17 0
                                    

Aldi mengemudikan mobilnya dengan cepat, dia tak sabar ingin segera menjelaskan semuanya dan meminta maaf pada kekasihnya. Sesampainya dirumah Dafina.
"Ting tong..." Suara bel berbunyi. Yg membuka pintu itu adalah sosok yg tak asing bagi Aldi. Ya...Dafina yg membuka pintu.
"Kamu ngapain ke sini?" Dengan wajah pucatnya, dia menatap kekasihnya.
"Wajah kamu pucat, jadi kamu hari ini gak masuk karena sakit. Kamu sakit apa yank?" Tanya Aldi penuh perhatian.
"Aku gapapa, kamu bolos sekolah? Udah sana balik lg ke sekolah, nanti kamu diskors." Kata Dafina sambil mencoba menutup pintu. Tapi ditahan oleh Aldi.
"Yank, aku ke sini khawatir sama kamu. Aku mau minta maaf, aku tau aku salah karena gak jujur dari awal sama kamu." Aldi mencoba memperbaiki kesalahannya.
"Ngapain kamu khawatir sama aku, aku gapapa. Khawatir aja sama mantan kesayangan kamu atau mungkin selingkuhan kamu itu." Dafina mulai tak bisa menahan air matanya lagi.
"Dia emang dulu cewek yg aku puja, tapi setelah dia berselingkuh dengan sahabat kecilku. Aku menganggapnya tak ada, hatiku mati selama itu. Makanya aku sebut dia 'mantan sialan' tapi kamu malah nyebutnya 'mantan kesayangan'. Aku sadar, aku harusnya cerita sama kamu semenjak kejadian hari itu. Aku cuma rasa hari itu belum tepat buat cerita ke kamu. Aku juga tau apa salahku lagi, ketika malam itu tangan cewek itu ngerangkul dipundakku tapi aku tak mengelaknya. Maafkan aku yank, aku banyak salah sama kamu. Aku...aku gak tega liat kamu nangis." Aldi pun kini ikut menangis.

Kedua diam dan beberapa menit kemudian Dafina membuka mulutnya.
"Iya aku maafin kamu, aku juga salah. Aku egois, kayak anak kecil." Aldi langsung memeluk erat tubuh kekasihnya itu.
Setelah itu, Aldi menyuruh Dafina untuk kembali beristirahat lalu Aldi pulang ke rumahnya.
"Yaudah kamu lanjut istirahat aja yank, biar besok bisa masuk sekolah." Kata Aldi sambil mengusap air mata yg masih membasahi pipi kekasihnya.
"Berarti kamu balik lagi ke sekolah ya yank." Jawab Dafina dengan senyum.
"Aku mau langsung balik ke rumah aja, mau istirahat." Dafina tak bisa berkomentar apa-apa, iya hanya mengangguk dan segera masuk kembali ke kamarnya ketika Aldi pergi pulang.

Seminggu setelah hari itu, hubungan Dafina dan Aldi semakin harmonis. Mereka mulai membuat komitmen, untuk saling terbuka dan jujur tentang masa lalu ataupun hal kecil yg mereka alami dan rasakan.

Kini hari jadi hubungan mereka tepat 1 tahun, Dafina dan Aldi memasuki ujian dalam hubungannya lagi. Alika datang kembali mengusik kebahagiaan Dafina dan Aldi. Minggu siang itu Alika datang ke rumah Aldi membawa kwetiau, makanan kesukaan mantannya itu.

"Ting tong.." Pintu rumah dibukakan oleh Bi Iyem, pembantu dirumah Aldi.
"Aldinya ada?" Tanya Alika kepada bi Iyem pembantu yg belum lama bekerja disana.
"Ada, non ini siapanya den Aldi ya?" Tanya Bi Iyem sambil melihat Alika dari kepala hingga kaki.
"Bilang aja sama Aldi ada cewek spesial yg dateng." Bi Iyem pun segera mempersilahkan Alika masuk dan duduk diruang tamu, lalu bi Iyem memberitahukan Aldi.
Tak lama kemudian Aldi turun dan kaget melihat sosok cewek yg dia teramat benci.
"Ngapain lo ke sini? Pergi sana, gue gak mau lagi liat muka licik lo itu." Alika hanya tertawa mendengar perkataan Aldi lalu berdiri mendekati Aldi.
"Sayang...kamu kok marah sih? Emang aku salah apa?"
"Lo tuh ya, ular bermuka dua. Licik banget. Puas lo dulu nyakitin hati gue dan sekarang mau ngehancurin hubungan gue sama cewek gue." Aldi langsung pergi tapi tangannya ditahan oleh Alika.
"Sayang, kamu kok masih aja bahas masa lalu kita. Aku kesini mau ngajakin kamu balikan kok, ini aku bawain juga kwetiau makanan kesukaan kamu." Tangan Alika mulai memeluk Aldi dari belakang.
"Lo tuh cewek gak tau malu ya, dulu ngerusak persahabatan gue sekarang mau ngajak balikan. Eh lo punya otak gak." Aldi berlalu pergi dan menuju kamarnya.
Akhirnya Alika pun punya ide licik lainnya. Dia bertanya pada pembantu Aldi dimana Aldi sekolah sekarang.

Keesokan harinya ketika jam makan siang, dikantin Dafina, Aira, Aldi dan Adit sedang makan dimeja yg sama. Tiba-tiba ada cewek yg meletakkan gelas minumannya dimeja yg mereka berempat duduki.
"Hai, boleh gabung gak?" Tanya Alika.
"Boleh kok, boleh banget." Jawab Adit dan lalu Dafina, Aldi dan Aira juga menatap ke arah sosok itu. Sontak saja Dafina dan Aldi sangat mengenal sosok itu. Karena dialah perusak hubungan mereka.
"Lo ngapain disini? Kayak gak ada kerjaan aja." Tanya Aldi dengan ketus.
"Aku kan udah pindah sekolah ke sini, aku jurusan akuntansi loh." Matanya sambil melirik jelas ke Aldi. Dafina dan Aldi saling bertatapan kaget.
"Aku pindah ke sini demi kamu Aldi sayang." Senyum licik Alika pun terlihat jelas.
"Sayang?? Kamu siapanya Aldi? Dafina kan yg pacarnya Aldi." Aira tanya dengan keheranan.
"Lo belum pada tau ya kalo gue sama Aldi udah balikan." Dia tertawa puas dihadapan Dafina dan Aldi. Dafina langsung pergi ke kelas meninggalkan mereka.
"Dasar cewek sialan!! Bisanya ngerusak hubungan orang aja, siapa juga yg mau balikan sama cewek kayak lo. Inget ya baik-baik dan Adit sama Aira jadi saksinya, gue gak akan sudi balikan sama cewek kayak lo. Dan gue cinta mati sama Dafina." Dengan nada marah Aldi mengucapkan kata-kata itu lalu mengejar Dafina.
"Dafina...tunggu!!" Dafina pun akhirnya berhenti berjalan tapi dia tak menoleh ke Aldi.
"Dengerin penjelasan aku dulu yank." Jelas Aldi yg kini telah berdiri tepat dihadapan Dafina.
Tapi Dafina tak memberi kesempatan untuk Aldi menjelaskan.

Saat dikelas XI.Ap.1 (Sebelas Administrasi Perkantoran 1).
"Fin..kamu harus tau yg sebenernya." Jelas Aira yg saat itu tak tega melihat sahabatnya yg sedang menangis.
"Apa lagi yg harus aku tau Ra, semuanya udah jelas. Mereka udah balikan, aku emang gak pantes buat Aldi. Aku harus akhiri hubungan ini." Aira tersentak kaget hingga tak bisa berkata apa-apa.

Saat jam pulang, diparkiran sekolah. Ketika Aldi baru saja masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba ada seseorang yg masuk ke dalam mobilnya.
"Lo ngapain sih, turun gak!!" Perintah Aldi pada Alika.
"Aku gak mau turun, anter aku pulang ya Di. Aku gak dijemput sayang." Sambil bertingkah manja pada Aldi.
"Lo turun gak, atau gue aja yg turun." Aldi serius dengan kata-katanya.
"Kamu kok galak banget sih sayang." Kata Alika sambil merangkul pundak Aldi.
Adit yg ketika itu memang janjian pulang bareng dengan Aldi, memergoki kejadian yg tak indah itu.
"Eh cewek gatel, ngapain sih lo disini." Kata Adit dengan ketus.
"Gue kan mau pulang bareng sama cowok gue." Jawab Alika dengan manja.
"Lo gak tau diri banget sih, Aldi itu mantan lo dan dia udah jadi milik Dafina. Jadi sadar diri aja deh lo, pergi sana jauh-jauh dari sohib gue..hushh" Adit membantu Aldi mengusir 'hama' tak diundang itu.
Kemudian Adit dan Aldi masuk mobil dan segera menjalankan mobilnya.

Semenjak kejadian hari itu Aldi dan Dafina bagai sebuah layang-layang tanpa ada yg memainkannya. Saat mereka bertemu disekolah, hanya tatapan tanpa ada sepatah kata pun. Dafina yg memang berniat memutuskan hubungannya dengan Aldi, masih butuh waktu untuk berfikir jernih.

Siang itu diperpustakaan, Dafina sedang membaca buku, tiba-tiba ada suara kegaduhan mengganggunya.
"Gubrak..aduhh" Suara lembut seorang cewek yg kesakitan akibat jatuh dan tertimpa beberapa buku.
"Lo gapapa, Lid?" Tanya Aldi sambil mengulurkan tangan pada Lidya.
Dafina pun penasaran dengan suara gaduh itu, ketika melihat kejadian yg dihadapannya itu dia hanya dapat menarik nafas dalam-dalam. Aldi yg sadar ada seseorang yg datang pun lalu melihat sosok itu, sosok yg sangat dia rindu yg udah lama tak disampingnya.
"Sayang..?!" Aldi senang bercampur kaget. Karena saat itu kejadian yg tak indah dipandang mata Dafina telah terjadi. Tangan Aldi sedang menyentuh tangan Lidya. Sebelum Aldi mengucapkan kata lain, Dafina langsung berlari keluar perpustakaan.

#part8
*Ditunggu ya vote dan comment dari para pembaca

Cinta LokasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang