Part 5

297 27 0
                                    

Harry Pov

"Uncle,whele ale we?"tanya Sean yang duduk disebelahku.'I don't know Sean.'batinku,shit you Ben!

"I don't know buddy."jawabku.Sialnya aku terikat di bangku,sedangkan Sean duduk dilantai tapi kaki nya terikat.Wait,mumpung Ben belum datang...

"Sean."dia langsung menatapku.

"Bisakah kau mengambil hp uncle?"ucapku menunjuk saku celana bagian kiri dengan daguku.

Dengan perlahan Sean bergeser kemudian dengan susah payah dia mengambil hp ku,gotcha!

"Smart boy!"ucapku senang.Untung baterai hpku masih 70%.

Aku menyuruh Sean membuka kontak telfon dan mencari nama Keira,walaupun baru berusia 2 tahun,Sean sudah bisa bermain gadget,dan itu karena aku,hehe.

"Harry where are you?!"teriak Keira lewat loud speaker,hp ku Sean taruh di pahaku.

"Sshh jangan teriak-teriak nanti Ben dengar!"bisikku.

"Oke,where are you now?"tanyanya pelan.

"I don't know,sepertinya kami di sebuah rumah tua,tempat ini sangat kumuh,penerangan hanya lampu pijar..."

"How about this,jangan putuskan telfon nya,aku dan yang lain akan melacak keberadaanmu."usulnya.

"That's great idea!"ucapku.

"Where's Sean and Liam?"tanyanya.

Aku menatap Sean yang sedang menatapku juga."Sean berada disebelahku,dan Liam..."tiba-tiba terdengar teriakan orang kesakitan,suaranya seperti Liam!

"Itu siapa yang teriak?"tanyanya.

"Itu suara nya Liam,he's in another room."jawabku.

"Who did this?"tanyanya.

Aku menghela nafasku berat."Ben."ucapku.Damn sepertinya Ben akan kesini!

"Stop talking,sepertinya Ben akan kesini,telfon akan kumatikan."ucapku.

"Bye mom,I love you."ucap Sean lalu memutuskan sambungan,aku menyuruh dia untuk memasukkan hp ke dalam saku ku.

Tak lama kemudian Ben datang bersama salah satu anak buah nya,mereka membawa sebuah roti.Ben menghampiri Sean."This is for you little boy."ucap Ben lalu menaruh roti itu disebelah Sean.

"Kau harus makan biar kau tidak sakit,karena sebentar lagi pelanggan ku akan mengambilmu."ucap Ben tersenyum miring.

"What the fuck kau mau menjual Sean?!"pekikku,Ben menghampiri ku lalu menamparku keras,shit!

"Shut up!kau diam saja!"teriaknya di depan mukaku,rasanya aku ingin membunuhnya!

Kemudian Ben dan anak buah nya keluar,shit pipi kiri ku rasa nya perih sekali!."Uncle tak apa-apa?"ucapnya mengelus kaki kiri ku.

Aku menatapnya."I'm fine."ucapku tersenyum tipis.

---

Keira Pov

"They're in LA!"teriak agent Dannen,agent FBI Los Angeles.

"What?!let me see!"ucapku lalu menghampiri Dannen lalu melihat layar komputer nya.

"I know that place."ucap Dannen.

Aku menatapnya penasaran."Mereka berada di sebuah rumah tua yang tidak berpenghuni,dan itu berada di pinggiran kota LA."ucapnya.

"Untung Harry menelponmu."ucap David yang berada disebelahku.Ya,terima kasih tuhan.

"Itu berati mereka tidak diawas sangat ketat."lanjutnya.

"But Liam is no."ucapku menatapnya."Harry says Liam is in another room,dan aku rasa Ben sangat benci dengan Liam.Dan aku mendengar Liam teriak kesakitan."lanjutku.

"Wait Ben?!Radolf?!"ucap David tak percaya.

"Itu berarti..."

"Ben terlibat dalam kasus pembunuhan,juga kasus penculikan."ucapku memotong ucapan David.

"Kita harus segera kesana."ucapku,David mengangguk.Kemudian aku,David beserta anggota FBI langsung menuju ke lokasi.

#tbc

*Sorry yaa klo part ini pendek): dan sorry klo cerita nya sedikit gaje

 but don't forget vomments yaa xx


Back For You (Liam Payne)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang