Ending Story- Destiny

6.9K 468 23
                                    

Sabilang semeng adi satata ayu Kenyem adi satata manis Adi pinaka bungan desa Sane jegeg lan ayu Ditu adi jegeg padidi Samian muani ngedotang Nanging adi satata tusing paduli

---

Sinta membuka matanya. "Dimana ini?", gumamnya takut. Seperti gudang. Di sekelilingnya tak ada seorangpun. Gudang ini cukup luas, dia mencoba berdiri dan mencoba mencari pintu keluarnya. Cahaya lampu neon terlalu remang-remang dan hanya menyinari sedikit ruangan. Kepalanya terasa sakit, tertatih dia menuju ke arah pintu keluar, belum sempat dia mendekati pintu, tiba-tiba pintu terbuka dan seorang wanita masuk. "Wah...wah...sudah bangun rupanya nyonya besar kita". Beberapa pria bertubuh besar ikut masuk. "Kamu siapa? Ada urusan apa denganku?", tanya Sinta. Wanita cantik itu hanya menatapnya tajam, sedikit meremehkan dan tersenyum sinis. "Jadi...selera Oka Puja cuman segini?. Kukira perempuan seperti apa yang bisa membuatnya takluk sampai berani mempertaruhkan hidupnya untuk menikah...huh, apa sih keistimewaan kamu...".

Sinta mendongak tak mengerti. Wanita di depannya sangat cantik, tubuhnya tinggi semampai, baju yang dipakainya memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sempurna, seperti model kelas atas, wajahnya agak indo dan seleranya tentang perhiasan lumayan bagus. Kalung berlian yang dipakainya sangat indah, sesuai dengan lehernya yang jenjang. "Kamu siapa?", Sinta kembali bertanya. Wanita itu hanya mendengus angkuh. Lalu duduk di kursi yang disediakan bodyguardnya. "Hanya salah satu dari patahan hati Oka Puja...well...apakah tak ada satu bagian dirikupun yang dia kenang, apa tak ada selembar foto atau apapun di ruang kerjanya...yang mengingatkannya tentangku? Padahal kami sudah melewatkan malam-malam yang tak terlupakan di Milan...". Sinta mencoba mengingat...di ruang kerja suaminya...laci mejanya...kamar tidur...Puja tak memiliki Diary atau apapun, laci kerjanya hanya berisi berkas dan surat-surat dari perusahaan, foto di rumah hanyalah foto-fotonya waktu sekolah, berlibur...itupun hanya foto Puja saja, tak ada fotonya dengan wanita...kecuali ramai-ramai dengan rekan kerjanya atau teman kuliahnya...atau Puja menyembunyikannya? Di ruang kerja hanya ada lukisan dirinya dan foto pernikahan mereka, begitupun di meja kerjanya, itu yang membuat Sinta yakin Puja benar-benar hanya memikirkannya, tapi dia tak tahu seperti apa masa lalu suaminya, yang selalu dikait-kaitkan dengan banyak wanita.

"Puja...nggak pernah cerita...bagi kami, masa lalu hanya masa lalu...", gumam Sinta. Wanita itu memandang Sinta marah. "Pasti...dia terpaksa menikahi wanita sepertimu, kamu bukan tipe wanita idaman Puja...dia selalu bersama wanita yang cantik, seksi dan glamour...sementara kamu...kamu bahkan nggak bisa menempatkan dirimu sebagai istri Puja....", wanita itu tertawa. "Aku nggak bisa membayangkan, pria berhati sebeku himalaya itu bisa mencintai...apa dia mencintaimu...haha...jangan mimpi...aku...akan merebutnya darimu...dia akan menjadi milikku lagi...bertekuk lutut padaku, dan menyesal telah meninggalkanku, bagaimana mungkin Amelia Artline dikalahkan wanita sepertimu...akan kubuktikan padamu...Puja nggak mencintaimu...dia akan memilih kekayaannya...kejayaannya...daripada ditukar dengan wanita sepertimu yang bisa dia dapatkan di mana saja...".

Wanita ini sudah gila..."Kamu gila...", kata Sinta sambil memandang wanita itu. "Gila?. Dalam cinta...gila adalah bagian terbesarnya...aku mengenalnya bertahun-tahun, aku mencintainya, menunggunya...tapi dia malah menikahi wanita lain, kau tahu, kami kuliah di MIT...menjalani hari-hari kami yang bahagia, saling berbagi cerita untuk rencana kami di masa depan, empat tahun...yang bahagia". Amelia menatap Sinta marah. "Dan kau...siapa kau...apa yang kau lakukan...kau tahu rasanya saat dia mengabarkan padaku kalau dia akan menikah? Apa yang terjadi...bagaimana mungkin, hanya dalam beberapa bulan setelah pertemuan kami...dia bisa memutuskan untuk menikah? Dia bukan pria seperti itu, jika hanya punya kekasih lain, aku takkan heran, tapi menikah? Dia pasti terpaksa melakukannya...". "Apa yang kau rencanakan?", tanya Sinta. "Membuktikan padamu...dia tak pernah mencintaimu...kita lihat saja nanti...apa dia mampu melepas semuanya...hidupnya...hanya untuk wanita sepertimu...".

Love In BaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang