7. Memories Sealed

1.7K 124 31
                                    


Jackie tidak bisa fokus sama sekali. Pikirannya tidak bisa jauh dari kejadian memalukan yang telah membuktikan bahwa ia gagal sebagai lelaki. Di pelajaran ketiga, pikiran Jackie makin tidak fokus karena Aurel mulai mengikuti pelajaran. Ada rasa kesal di hatinya saat melihat gadis itu terlihat biasa saja seolah tidak ada yang terjadi tadi.

"Kau kacau sekali," ujar Eriol yang menuangkan camomile tea ke cangkir Jackie.

Sejak tadi dia memperhatikan pemuda berambut putih itu. Jackie terlihat sangat tidak fokus, melamun terus dan merona sendiri. Dia penasaran apa yang sudah terjadi pada pemuda itu saat ia dan Rachel meninggalkannya. Sekarang di jam cemilan siang, Jackie terlihat sangat terpuruk di mejanya tanpa memiliki minat sama sekali dengan camomile tea favoritnya atau pun sepiring scone di hadapannya.

"Eriol."

"Ya?"

"Er..."

"Apa?"

"Aku... sepertinya aku kena kutuk."

Eriol baru saja hendak membalas, namun Hadley yang baru saja datang bersama Chris menjitak kepalanya keras-keras seolah hendak mengembalikan Jackie pada sifat berisiknya. Tapi Jackie hanya mengangkat kepalanya dari meja, menoleh pada Hadley sejenak lalu kembali menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Eriol mulai menatap Jackie dengan horor, takut tuh anak kesambet hantu gentayangan yang konon hobi mendiami sudut-sudut gelap Academy.

"Kau habis kerasukan hantu, ya?" tanya Hadley tanpa meminta maaf sama sekali atas jitakan tadi.

"Iya," jawab Jackie singkat, padat dan jelas. Kali ini Chris menatapnya dengan bingung plus cemas.

Jackie kembali tenggelam dalam pikirannya. Betapa tragisnya kisah hidup di masa SMAnya. Dia pernah berharap melakukan first kiss dengan gadis cantik yang dia suka, di bawah pohon rindang saat angin sepoi-sepoi, mungkin bisa juga di saat turun hujan atau salju, atau di adegan-adegan romantis lainnya yang sering ia intip di buku romance milik kak Leyna. Tapi kenyataan yang dia dapat justru first kissnya itu dicuri - atau lebih tepatnya dirampok - oleh gadis yang dibencinya, di tempat umum pula. Tak sampai di situ, dia yang berniat membuat gadis itu patah hati justru dibuat kelimpungan olehnya. Dan barusan... gadis itu berhasil melecehkannya.

Ini benar-benar sebuah kutukan!

Bayangan saat Aurel menyentuhnya muncul kembali di benaknya seperti jendela chatting facebook. Harusnya Jackie merasa jijik karena melihat gadis itu sangat agresif dan Jackie benci gadis agresif. Tapi anehnya, ia menemukan dirinya berdebar dan wajahnya memanas. Sentuhan gadis itu yang terasa dingin dan meninggalkan jejak panas membuatnya merinding.

"Shit," umpatnya dengan nada berbisik.

"Mengumpat itu tidak baik, Jack."

Mata Jackie yang menutup terbuka seketika. Ia melihat wajah Aurel begitu dekat dengannya. Spontan Jackie menjerit dan melontarkan tubuhnya ke belakang hingga jatuh dari kursi. Saat Aurel hendak mendekatinya, Jackie segera bangun dan memosisikan tangannya ke depan, mirip Ultraman yang akan mengeluarkan jurusnya.

"Menjauh dariku!"

Aurel berusaha keras untuk tidak tertawa geli melihat tingkah lucu Jackie. Kemana larinya tingkah sok yang ingin menaklukannya? Aurel memasang tampang tak berdosa andalannya dan berdehem sebelum mengatakan sesuatu.

"Aku hanya ingin memastikan apa kau jadi latihan untuk praktek kesenian musik? Sehabis istirahat ini aku akan masuk ke kelas spesialis musik hingga sore, kau bisa langsung ke kelas musik di sayap timur jam empat. Aku sudah meminta ijin untuk meminjam ruangan itu untuk latihan kita."

SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang