Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Clarisse melambai kepadaku, aku dan Chelsea pun bergegeas menuju Clarisse dan duduk di sebelahnya.
"Oke, jadi saya bacakan ya hasilnya," kata Kara. "Peran pangeran jatuh kepada ..."
"Ray ya?"
"Raymond lah."
"Kalau Cinderella nya Clarisse, pasti pangerannya Raymond!"
"Jacob Stywest Austin dari kelas 11 A!"
Tepuk tangan pun bergemuruh ke seluruh penjuru ruangan.
"Wuih, selamat ya Jake," kataku sambil tersenyum manis.
Jake tetap menatapku datar. "Makasih."
Dia itu... Nggak punya ekspresi lain?
"Dan peran Cinderella jatuh kepada ..."
"Clarisse pasti."
"Iyalah, akting nya dia bagus banget tadi."
"Emang lo liat?"
"Nggak sih, cuma nebak."
"Lagian siapa sih yang bisa ngalahin ratu sekolah?"
Aku menghela nafas pelan. Dalam hati, aku mengiyakan semua bisikan orang-orang.
Lagian, siapa yang bisa ngalahin Clarisse?
"Adrienne Clairine Wijaya dari kelas 11 A!"
Aku terngaga.
Aku berhasil mengalahkan Clarisse.
For the first time in forever! Ya ampun, cepet ganti dramanya jadi Frozen! *lah
"Oke selamat ya bagi para pemain yang terpilih. Latian setiap senin dan jumat, dua puluh menit setelah bel pulang sekolah, di ruang teater. Sekian, terima kasih!"
Chelsea mengguncang tubuhku heboh, "Ah lo enak banget dapet peran sama Jake!"
Aku menjulurkan lidah, "Gue kan cantik dan berbakat."
"Idih."
Aku tertawa bahagia.
"Ya ampun, gue iri deh," ujar Chelsea, "Yaudah yuk, karna sekarang sahabat gue yang paling cantik dan berbakat -tapi masih kalah sama gue- dapet pemeran Cinderella bersama Prince Charming-ku, traktir aku ya."
"Dih, buat apa?"
"Buat menghibur sahabatmu ini! Gue kan sedih gak dapet peran Cinderella, ya lo sebagai sahabat gue hibur gue dong! Traktir starbucks ah cepetan," kata Chelsea kemudian menarik tanganku. "Gue nebeng juga sekalian."
"Mau banget gue hibur?" balas gue.
"Yes, please. Udah cepet kita cus ke parkiran!" perintah Chelsea kemudian kembali menarik tanganku.
Aku mencibir kemudian mengikutinya menuju parkiran, ke mobilku tepatnya.
***
"Aku cotton candy frappucino," kata Chelsea.
"Mainstream," komentar Clay.
"Tapi kan enak," balas Chelsea.
"Pake whip cream atau nggak?"
"Pake."
"Atas nama siapa?"
"Chelsea, C-H-E-L-S-E-A," kata Chelsea.
"Oke. Kalau mbaknya?" tanya barista itu sambil melihat ke arah Clay.
"Aku green tea frappucino, di atasnya kasih espresso brownies."
"Oke, pakai whip cream?"
"Pake."
"Atas nama siapa?"
"C-L-A-I-R-I-N-E," jawab Clay kemudian memberikan dua uang berwarna pink kepada barista.
Setelah menerima kembaliannya, Clay dan Chelsea berjalan mencari tempat duduk.
"Enaknya di mana?" tanya Clay bingung.
"Situ aja, yang sofa," kata Chelsea sambil menunjuk sudut ruangan.
Baru saja mereka mau berjalan ke ara sofa itu, tiba-tiba Jake dan Archell muncul dan menduduki sofa yang mereka mau.
"Eh kok kalian malah duduk sini sih?" tanya Chelsea jengkel.
"Gak boleh?" tanya Archell.
"Nggak, kita udah mau duduk di sini duluan!" seru Chelsea.
"Yaudah bareng aja sini," ajak Jake kemudian ia berpindah ke samping Archell.
Chelsea tersenyum manis, "Makasih, Jake!"
Clay memutar bola mata bosan. Sahabatnya itu selalu saja-_-
"Atas nama Chelsea dan Clairine!"
"Gue ambil dulu ya," pamit Clay.
Jake, Archell, dan Chelsea serentak mengangguk.
Clay berjalan menghampiri barista tadi dan mengambil dua minuman yang ia dan Chelsea pesan.
Tidak sengaja ia menatap ke luar.
Seorang cowok yang sangat ia kenal sedang berjalan dan tertawa bahagia dengan cewek yang tidak ia kenal.
Luke?
Dengan siapa?
***
Finished : Sept 18th, 2015 21:16
Edited : Nov 27th, 2015 19:14
KAMU SEDANG MEMBACA
Time
Teen FictionGue tau kok. Gue kekanak-kanakan, cengeng, dan manja. Gue tau kok gue bukan apa-apa dibanding dia. Kenapa selalu banding-bandingin gue? Gue ya gue. Dia ya dia. Liat aja, gue cuma butuh waktu. Setelah waktu itu cukup, kalian gak bisa banding-bandingi...