"Gue liat Luke!"
"Masa?"
"Iya tadi, sama cewek gitu ketawa-ketiwi," kata Clay sambil menggigit bibir bawahnya.
"Ah gak percaya."
"Gue liat sendiri tadi!" seru Clay kekeuh.
Archell menggeleng, "Luke belum aja pulang. Masa kalau pulang dia gak ngabarin kita sama sekali?"
Chelsea mengangguk setuju, "Cuma mirip kali."
Clay menggeram, pandangannya beralih ke Jake. "Lo tau... Lucas Benjamin?"
Jake menatap Clay datar. Ini saatnya!
"Tau."
Rencananya pun dimulai.
***
Chelsea berdeham, "Yaudah Clay, kita jalan-jalan yuk. Bawa tuh minumnya."
Clay mengangguk setuju.
"Jake, Archell, kita duluan ya," kata Chelsea.
"Duluan yaa," kata Clay kemudian berjalan bersama Chelsea.
Mereka berjalan dalam diam.
"Kok perasaan gue ke Jake gak enak gitu ya?" tanya Chelsea.
Clay diam, masih meminum minumannya. Sekarang ini mereka sedang berjalan-jalan di pantai belakang mall untuk sekedar bersantai.
"Clay."
"Clairine."
"Clay, lo denger gue sih?"
Clay mendengus. "Apa lagi sih? Udah jelas banget kan kalau Luke itu udah balik!"
"Bisa aja Jake bohong," kata Chelsea.
"Dia gak punya alesan buat bohong," bela Clay.
Chelsea menatap Clay. "Lo kok gitu sih, Clay? Memang semua yang Luke lakuin gak cukup? Dia selalu ada di sisi lo, nomer satuin lo, percaya sama lo. Sekarang cuma gara-gara omongannya Jake, lo gak mau percaya sama dia? Lucunyaa."
Clay terdiam. Entah kenapa, pikiran dan hatinya benar-benar kekeuh harus mempercayai Jake.
Clay menghela nafas. "Pulang yuk."
"Ya ampun, Clairine! Gue gak ngerti lagi sama lo."
"Chelsea, ayo pulang," ajak Clay.
"Gue pulang sendiri. Bye."
Chelsea berjalan menjauhi Clay. Clay menatap Chelsea, mengangkat bahu tidak peduli, kemudian berjalan masuk ke mall dan kembali ke parkiran.
Clay masuk dan membanting pintu mobilnya.
Gue ... kenapa?
Dia mengambil album dengan pita biru di atas dashboard mobilnya. Album apa? Tentu saja album yang Luke berikan.
Oh ayolah.
Luke baru saja menomor duakannya.
Dia bukan yang nomor satu lagi di mata Luke.
Clay menyentuh lehernya, kalung nya masih di sana. Clay menutup mata lelah, dia benar-benar bimbang.
Apa mengalahkan Clarisse harus mengorbankan Luke?
Kalau iya, bisakah ia kembalikan waktu? Tidak penting mengalahkan Clarisse. Dia cuma mau Luke-nya. Lucas Benjamin.
***
Sorry pendek^^
Finished : Sept 19, 2015 9:50
Edited : Nov 27, 2015 19:22
KAMU SEDANG MEMBACA
Time
Teen FictionGue tau kok. Gue kekanak-kanakan, cengeng, dan manja. Gue tau kok gue bukan apa-apa dibanding dia. Kenapa selalu banding-bandingin gue? Gue ya gue. Dia ya dia. Liat aja, gue cuma butuh waktu. Setelah waktu itu cukup, kalian gak bisa banding-bandingi...