Minggu, 23 September 2014
Pagi yang indah di musim gugur. Pagi yang indah untuk beristirahat tenang, mengingat hari ini adalah hari minggu dan tidak ada jadwal ataupun kegiatan, seorang gadis masih terbaring malas di atas ranjangnya. Ia bergelut malas dibalik selimut pink bemotif kucing. Gwiboon, pagi ini berniat tidak akan beranjak kemana pun ditambah ibu yabg saat ini tengah pergi berlibur ke Daegu, membuat Gwiboon berpikir tidak mungkin baginya untuk keluar rumah. Oleh karena itu, semenjak hari kemarin,ia beniat menghabiskan waktu liburannya di rumah, melukis. Sudah lama sekali rasanya Gwiboon tidak menyalurkan bakatnya itu.
Gwiboon melirik jam wekernya yang selalu setia bertengger di atas nakasnya. Mengerjapkan manik matanya, mencoba membiasakan cahaya yang ditangkap sepasang matanya.
06:00
Gwiboon menguap. Alih-alih bangkit dari rebahnya, Gwiboon justru membenamkan tubuhnya kian dalam dibalik selimutnya. Namun, sebuah suara bising tertangkap oleh indra pendengaran Gwiboon
Gadis berambut ikal itu terlonjak bangkit dari rebahnya. Seseorang tengah meneriaki namanya, begitu lantang sehingga cukup untuk membangunkan beberapa kelurga yang masih terlelap tidur di pagi itu.
"Siapa sih orang gila itu?!" ujar Gwiboon seraya menyentakan selimutnya.
Orang gila macam apa yang sudah merusak pagi indahnya.
Tuk!
Tuk!
Sebuah suara lain membentur jendela kamar Gwiboon yang memang masih tertutup rapat. Sepertinya seseorang tengah melempari jendela kamarnya dengan batu. Gwiboon mulai panas.
Orang ini benar-benar keterlaluan.
Sejenak Gwiboon merasa mengenali suara yang terdengar agak samar itu, dengan langkah kesal, gadis itu melangkah, membuka gordyn jendela kamarnya. Manik mata kucingnya, memicing mencoba melihat sosok yang berdiri di balik pintu pagarnya.
Dan betapa kesalnya Gwiboon saat mengetahui siapa yang sudah merusak pagi indahnya itu.
"Selamat pagi!"
Dengan tanpa dosa juga orang itu berteriak memberikan sapaan pagi pada Gwiboon yang berdiri tegap dari beranda kamarnya dengan kedua tangan terkepal.
Ia lekas berlari, menuruni anak tangga menuju pintu utama rumahnya. Dengan tergesa ia membuka pintu tersebut dan ketika berhasil terbuka, Gwiboon lekas berlari menghampiri sosok yang kini nampak tersenyum riang melihat kemunculan Gwiboon.
"Hai!" sapanya sekali lagi tanpa memperdulikan kekesalan yang terlukis jelas di wajah Gwiboon.
Jinki, pria itu tersenyum polos. Sementara Gwiboon menatap tajam ke arahnya seolah ingin membunuh.
"Ya! Apa yang kau lakukan, hah?!" teriak Gwiboon "Berteriak dan menimpuki jendela rumah orang pagi-pagi seperti itu."
"Kau sendiri kenapa berteriak seperti itu. Santai saja."
Jinki balas mengejek Gwiboon dan sekali lagi gadis itu berteriak padannya,
"Ya itu karena aku harus berteriak supaya orang bodoh sepertimu berhenti menggangu orang lain!" omel Gwiboon dan Jinki malah terkekeh menanggapinya.
"Kenapa kau tertawa, hah?!" ucap Gwiboon ketus
"Aku tidak menyangka gaya pakaian tidurmu buruk sekali."
Jinki melempar pandang, menatap tubuh ramping Gwiboon yang terbalut kaus putih lusuh yang nampak kebesaran dengan celana panjang bermotif loreng tentara berwarna biru.