Bagian 5 -End

494 45 3
                                    

Justin masih dudk disamping tubuh putrinya. Menggenggam erat tangan Allison. Ia tau seberapa membutuhkan nya hati kecil Justin dgn kehadiran Allison dihidup laki laki itu.

Ia tidak bisa Allison pergi.

" Alli Sayang " Bisik Justin

" Kau dengar Dan sweetheart. Dengarkan suara Dad. Kau harus bangun agar Dad bisa memelukmu , seperti yg kau harapkan " tangan nya yg lain mengusap pipi Allison lembut.

Jason meringis melihat keadaan ayahnya.

Namun tiba tiba dada Allison tersentak keatas. Nafas nya mulai muncul dari hidung , namun gadis itu masih terlihat sulit bernafas. Seperti asma.

" Alli. Alli kau dengar Dad " Justin bangkit dari tempat duduknya , sementara Jason langsung keluar mencari dokter dan Pattie yg sedari tadi diam terlihat panik.

Tidak lama dokter yg menangani Allison datang dgn Jason dibelakang nya.

" Anda harus keluar Sir " ucap perawat pada Justin.

" Tapi dia putriku ! " Bentak Justin. Ia tidak mau beranjak dari tempatnya.

" Dad , dokter harus berkonsentrasi dgn Alli. Kita harus keluar " bujuk Jason menarik tubuh Justin. Pattie semakin terisak mengikuti dibelakang nya.

Lelaki paruh baya itu mondar mandir tidak karuan didepan ruang ICU. Menurut Justin dokternya terlalu lama. Ia tidak sabar mengetahui kondisi putrinya.

Lima menit kemudian Dokter itu keluar dan menurunkan masker nya.

" Allison kembali. Dia berjuang keras untuk itu. Detak jantung nya kembali normal. Sekarang Allison stabil " ucap sang dokter lega. Ia sering menemui situasi pasien yg seperti ini.

" Oh tuhan syukur lah " Justin menutup wajah nya dgn dua tangan. Jason tersenyum lega dan langsung memeluk neneknya bahagia.

" Boleh kami menjenguknya ? " Tanya Jason.

" Tidak sekarang  Besok kami akan memindahkan nya keruang perawatan. Kalian bisa menjenguk Allison disana " dokter itu menjawab.

" Terimakasih Mr " justin menyalami tangan sang dokter bahagia.

" Kami turut senang Sir " jawab nya.

***

Gadis kecil itu membuka matanya perlahan. Secercah cahaya menyilaukan masuk kedalam matanya yg yg indah itu. Ia beradaptasi. Setelah beberapa hari tidak sadarkan diri akhirnya hari ini ia bangun.

Sosok pertama yg dilihatnya adalah pattie. Superhero nya. Kemudian Jason yg berdiri disamping Pattie.

" Allison-ku kau bangun sayang ? " Pattie tersenyum senang. Mengusap pipi cucunya lembut. Allison tersenyum lemah.

" Hai gadis kecil , bagaimana keadaan mu ? " Tanya Jason riang. Kakak laki lakinya itu memang periang.

" Aku baik. Jangan khawatir " ucapnya pelan.

" Bagaimana kami tidak khawatir , kami hampir kehilangan mu gadis kecil " balas Jason mengacak rambut adiknya pelan.

Allison tersenyum lagi. Manis sekali .

" Kau mencari siapa sayang ? " Tegur Pattie. Mata Allison seolah mencari sosok seseorang.

" Tidak ada " jawabnya di iringi dgn gelangan kepala.

" Kau tidak mencari dad Alli ? " Justin masuk kedalam ruangan putrinya dgn seikat mawar putih.

" Dad " desis Allison. Ada apa dengan ayahnya ?

Justin menghampiri Alli. Menaruh bunga disamping tempat tidur nya.

Lelaki itu berdiri menatap putrinya yg terbaring. Tidak lama setelah itu Justin memeluknya erat. Mencium pipi putrinya penuh sayang. Jantung Allison berdebar setelah sekian lama akhirnya Justin memeluk dirinya.

" Maafkan aku daddy " lirih Allison pilu. Ia tercekat menahan air mata. Senang

" No. Daddy yg minta maaf. Daddy menelantarkan mu selama ini , membuatmu menangis , menyalahkanmu dan segalanya . Maafkan Dad, Alli " ucap Justin tepat ditelinga Allison. Gadis itu menangis lagi.

" Jangan pernah tinggalkan dad " Justin menatapnya dgn tatapan lembut. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama Justin menatapa nya dgn tatapan tidak suka dan benci.

" Tidak akan lagi Dad " bisik Allison.

" Jangan pernah menagis lagi dihadapan Dad oke ? " Justin mengusap airmata putrinya.

" Dad tidak suka melihatmu menangis " lalu ia mencium dahi dan pipi Allison penuh sayang.

" Aku bertemu mom tadi " ucap gadis kecilnya.

" Benarkah ? " Justin duduk disamping Allison. Mengusap rambut nya lembut.

" Ceritakan pada Dad "

" Mom cantik sekali " gadis itu tersenyum bahagia.

" Ya. Dia seperti mu. Lanjutkan " pinta Justin lagi. Allison lalu bercerita dgn senang tentang ibunya.

Jason dan pattie saling memeluk melihat keakraban mereka.

Justin memang membutuhkan Allison sejak dulu , tapi ia memungkirinya . Sekarang hatinya terasa ringan setelah berhenti bersikap tidak baik pada Allison.

Putri kecilnya kembali tersenyum bahagia.

***


My Lovely DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang