End

820 45 10
                                    

Setelah perginya musim hujan, aku tak pernah melihat Vino lagi. Kabarnya, ia sedang mudik ke kampung halamannya. Tapi... Mudik sampai berbulan-bulan, apa itu wajar?

Entah mengapa, sepanjang musim kemarau, aku tak pernah melihatnya. Jujur saja, hati kecil itu berkata aku merindukannya.

Walau hanya sekedar melihat wajahnya, izinkanlah ya Tuhan, pertemuan antara aku dan dia.

Dua hari lalu hujan turun, sepertinya kemarau akan segera berakhir. Aku mengadah melihat langit, sepertinya sore ini akan turun hujan juga.

Payungku, masih sama. Payung pemberian Vino tempo itu.

Aku menghela nafas.

Vino, di mana kamu sebenarnya?

Benar dugaanku, lima menit berselang hujan turun. Mengurungku sendiri di halte ini.

Di saat seperti ini aku hanya bisa berharap, Vino datang lagi bagaikan malaikat pelindungku.

Mustahil.

Aku menghela nafas, lagi.

Mengedarkan pandanganku. Jalan ini, entah mengapa, sepi. Tak seperti biasanya.

"Yona," panggil suara yang aku rindukan.

Dia. Vino.

Tidak salah lagi.

Sedang berdiri di tengah jalan. Diantara derasnya tetesan air yang menhghujam bumi.

Mengabaikan hujan, aku berlari ke arahmu. Menerobos tirai air, menuju tempatmu berdiri.

Kau menyambutku dengan pelukan. Sesuatu yang sangat aku rindukan. Yang aku inginkan.

Kau memelukku erat, begitu juga aku. Saling melampiaskan rindu terpendam.

"Aku ingin selalu berada di sisimu, Yona," bisiknya di telingaku. Aku mengelus pipinya yang mulai dingin karena terlalu lama diguyur hujan.

"Ya, begitu pula aku. Bahkan sampai kapanpun, aku ingin berasa dalam pelukanmu,"

Ia kembali mengeratkan pelukannya. Begitu pula aku. Tak ingin kehilangan. Aku mencintainya, sungguh.

Sampai akhirnya semuanya perlahan memudar, seperti berubah menjadi putih. Begitu juga aku dan Vino, perlahan-lahan kaki kami menghilang, sampai akhirnya tubuh kami yang menghilang entah kemana....

---

Selamat siang pemirsa.

Pagi ini sebuah bis tergelincir saat tengah melaju di Jalan. XX saat hujan angin menerpa. Bis yang tergelincir kemudian menabrak halte yang berada di depan Universitas XX. Sampai saat ini, 10 korban luka-luka dan 2 diantaranya tewas, ditemukan dalam kondisi berpelukan.

Sekian headline news dari kami. Nantikan berita lainnya satu jam kedepan.

---

-fin-

————————

A/N 2017: Ya Tuhan, saya sebenarnya ngakak sendiri baca tulisan lama. Dua tahun lalu, cukup lama. Campur aduk antara malu sama... entah gimana nggambarinnya. Apa juga yang dulu bikin saya nulis kayak gini? Punya pengalaman romansa saja tidak, korban bacaan dan tontonan ini sih. Hahahaha.

Aku, Kamu, dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang