MOVE ON-Senyuman

14K 811 6
                                    

Kedua bola mata anak manusia itu Saphire dan Ametyst sama-sama terhipnotis , batin mereka saling menyerukan nama masing-masing. Chemistry kah? . Bagi Hinata menatap mata laut Naruto, orang yang selama 12 tahun ini diam-diam ia cintai merupakan rasa bahagia yang tiada tara. Bolehkah gadis ini menggantungkan harapannya tinggi-tinggi agar tetap bisa melihat mata biru yang selalu memancarkan kehangatan dan semangat api keberanian itu selama masa hidupnya..?

Terputus...

Naruto menyadari posisi mereka yang bisa membuat orang salah paham melihatnya. Naruto yang lebih dulu memutuskan kontak mata itu. Sedikit kecewa, itu yang dirasa Hinata.

"Gomen.." keduanya bersuara.

Suasana diantara mereka mulai canggung karena insiden tadi.

"Iee..Naruto-kun..Arigatou" ujar Hinata lirih

Naruto tersenyum geli mendengar penuturan Hinata dan memberikan cengiran konyolnya sembari menggaruk pipi. Didalam ruangan pesta telah ricuh dengan suara tepuk tangan, keliatannya acara pembukaannya sudah dimulai. Hinata dan Naruto menyusul langkah Kiba dan Shino.. Sesampainya diruangan tiba-tiba saja Hinata menjadi gugup. Seramai inikah? Didepan seluruh siswa-siswi, para guru, tamu penting seperti Donatur yang termasuk Ayahnya akan melihat penampilannya nanti diatas panggung. Membayangkan hal itu semua nyali Hinata menjadi Ciut. Teman-temannya sudah duduk, sedangkan ia masih terpaku kaku berdiri menatap panggung tanpa menduduki kursinya. Ia gugup..sungguh.

Naruto telah duduk terlebih dahulu dan seperti biasa bertingkah konyol, bercanda ria dengan Kiba, ia tertawa kecil..sambil melirik Hinata yang masih berdiri didekat Tenten dan Ino.

'Kenapa Ia tak duduk?'

Dimeja yang berisi Ino, Tenten dan Sakura, Hinata masih melamun..pikirannya mendadak hilang arah. Ino menyadari Hinata belum juga duduk lalu menepuk lengannya.

"Hei..Hinata..?" Ino mengibaskan tangannya didepan wajah Hinata.

Hinata terbangun dari lamunannya dan mengerti maksud Ino yang mempersilahkannya untuk duduk. Mereka..Ino, Sakura dan Tenten masih berasik ria berbisik tentang dengan siapa mereka nanti akan berdansa. Hinata masih bengong..ia bahkan belum mengalihkan pandangannya ke arah panggung. Naruto dari tadi mengawasi Hinata dengan mata saphirenya. Ia menangkap raut wajah Hinata yang berbeda dari biasanya. Matanya sendu sama seperti ia menatap langit sore bersamanya kala itu. Naruto tak lagi menanggapi cerita teman-temannya..pandangannya fokus kearah Hinata. Ia memperhatikan gadis itu tersenyum terpaksa menanggapi rentetan kalimat Ino yang pasti sedang begosip entah tentang apa. Aneh memang..Kenapa Naruto merasa tak rela Hinata sedih.

Tangan Hinata gemetar ketika meraih gelas yang beisi jus untuk diminumnya..Hinata demam panggung. Naruto merasa kasihan dengan gadis itu.pasti ia tertekan dan gugup untuk berdiri disana..padahal penampilannya cukup memukau mata, tapi kenapa ia tak percaya diri.

Terlihat sepupu killer Hinata..Neji menghampiri meja para gadis itu dan Naruto tau bahwa si Neji memberi isyarat kepada Hinata untuk ikut kebelakang panggung, Sudah saatnyakah? Hati Naruto iba ketika Hinata berjalan disamping Neji dengan gerakan kaku bak robot..Ia yakin itu karena Hinata masih gemeteran. Tak tahan hanya dengan melihatnya saja..Naruto bangkit dari tempat duduknya mengejar Hinata menyisakan pandangan heran pada teman-temannya. Sasuke menyeringai misterius sedangkan Shikamaru hanya bergumam jargon khasnya Mendokusei.

MOVE ON (NaruHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang