Sang Pelayan Cogan

104 9 0
                                    

Sina masih berada di dalam toilet bersama dengan sang cogan. Cogan tersebut tersenyum manis, yang sebenarnya lebih mirip senyuman om-om mesum yang membuat Sina takut.

"Siapa namamu? Dan makhluk apakah kamu?" tanya Sina.

"Bagaimana mungkin Tuan Sina melupakan nama saya? Dan saya adalah Dif, penduduk asli Dimensi 4." jawab sang cogan dengan tampang terluka.

"Cepat beritahu aku namamu!" perintah Sina.

"Tidak bisa. Seorang pelayan dilarang menyebutkan namanya, jika saya menyebutkan nama saya, Tuan Sina yang akan menerima akibatnya." jawab sang cogan.

"Bagaimana jika aku memberimu nama baru?" Sina kembali bertanya.

"Sebenarnya itu tidak begitu diperbolehkan, namun karena Tuan Sina mungkin sudah kehilangan ingatannya selama berada di tempat ini. Itu tidak apa-apa." sang cogan menjawab.

"Mari kita lihat, Pelayan dan Cogan. Peco tidak Pico."

Sina tiba-tiba teringat akan sesosok cewek berbatang.

Sang cogan mengangguk-anggukkan kepalanya, "Pico boleh juga."

Sina ingin muntah pelangi, namun ia urungkan niatnya itu.

"Tidak, tidak. Fasco saja, menurutku itu lebih baik."

Sang pelayan--Fasco--tersenyum, "Baiklah jika itu nama yang Tuan Sina mau. Padahal saya lebih suka dengan nama Pico, kalau boleh jujur."

Tapi Sina pura-pura budek, ia sekarang malah bingung harus berbuat apa. Fasco bilang bahwa Sina harus menjaga barrier perbatasan Dimensi 4, namun Sina tidak tahu bagaimana cara menjaga barrier.

"Omong-omong, dimana kita sekarang?" tanya Sina.

"Bukankah tadi saya sudah mengatakannya? Kita berada di Dimensi 4." jawab Fasco.

"Bukan. Bukan itu maksudku, coba lebih spesifik."

"Jujur saja saya tidak begitu mengetahuinya karena sedari tadi kita berada di dalam ruangan ini. Apa Tuan Sina ingin pergi keluar?" Fasco bertanya.

"Tidak, aku tidak ingin keluar dari tempat ini. Aku hanya ingin kembali ke rumahku yang berada di Bumi." jawab Sina.

"Tapi Tuan Sina sudah berada di Dimensi 4, saya tidak bisa membawa Tuan Sina kembali ke Bumi. Sekarang Tuan Sina hanya harus menjaga barrier perbatasan Dimensi 4, setelah itu Tuan Sina dapat hidup bahagia selamanya bersama saya." Fasco berujar.

"Tidak terimakasih, kamu bisa pergi dan cari majikan yang baru. Aku tak ingin menjadi majikanmu." Sina membalas dengan nada ketus.

Krek.

Itu bunyi kokoro Fasco yang retak, ia sekarang tengah pundung di pojok toilet sambil membelakangi Sina. Ia tak menyangka Tuan Sina kesayangannya mengatakan hal sekejam itu padanya.

"Apa Tuan Sina mengatakan itu karena kecewa terhadap saya yang baru mencari Tuan Sina setelah sekian lama?" tanya Fasco dengan tampang terluka.

Sina AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang