Saat troll sudah bersiap untuk menyerang Fasco, Sina buru-buru merogoh saku roknya, dan mendapati sebuah kotak di sana. Segera Sina mengeluarkan sesuatu yang berada dalam kotak tersebut.
"AAAAAA ...."
Ya, memang benar jika itu suara teriakan sang troll, namun tak hanya troll tersebut yang teriak, Fasco juga ikut berteriak.
"Makhluk menjijikkan apa itu, Tuanku?" Fasco bertanya.
Sina hanya menatap kedua makhluk di depannya dengan tatapan 'lebay lu'. Sebenarnya Sina sedikit tidak rela saat mengeluarkan makhluk yang dengan susah payahnya ia tangkap tersebut dari kotaknya, namun mau bagaimana lagi? Sina sudah muak melihat drama antara troll tersebut dan pelayannya.
"Kalian jangan lebay, itu cuma kecoa." Sina berujar.
"Musnahkan makhluk ini dari hadapanku!" ujar sang troll.
Tepat setelahnya makhluk bernama kecoa itu menghempaskan sayapnya dan terbang mendekati sang troll.
"Kyaaa ... "
Sina memegang kecoa tersebut yang hampir hinggap di atas wajah sang troll.
Troll tersebut yang tadinya memejamkan mata kini perlahan membuka matanya, "Kemana perginya makhluk menjijikan tadi?" sang troll bertanya.
Sina menatap sinis troll tersebut, "Mau lihat lagi?"
"TIDAK!" sang troll ngegas. "Tapi, karena kalian sudah masuk wilayah ku tanpa izin. Aku tetap akan menghukum kalian." lanjut troll tersebut yang sudah beralih ke mode sangar.
"Mau lihat lagi rupanya." Sina yang tadinya ingin kembali memasukkan kecoa tersebut ke kandangnya kini berpikir dua kali.
"Sepertinya aku berubah pikiran." sang troll kembali ke mode ciut.
Fasco yang sedari tadi hanya memerhatikan tuanya dan troll tersebut berbincang akhirnya angkat suara.
"Wahai, troll yang baik. Bisakah kau tunjukkan jalan menuju barrier perbatasan?"
"Tidak!" jawab troll tersebut yang membuat Sina memasang tampang 'weteef-_-'. "Tapi, aku tahu jalan keluar hutan ini." lanjut troll tersebut.
"Hm, baguslah. Ayo kita berangkat." Sina berseru.
"Omong-omong, kita belum berkenalan bukan? Namaku Fasco, dan gadis ini ialah Tuan Sina, majikan ku." ujar Fasco sok akrab.
"Sebenarnya aku tak peduli. Tapi, namaku Troll." jawab troll bernama Troll tersebut.
"Wah, aku terkejut." Sina berkata dengan wajah datar.
Perjalanan dilanjutkan dengan keheningan, pasalnya setiap kali Fasco ingin berbicara Tuan Sina kesayangan nya selalu saja mengancam akan membuangnya. Troll sendiri sebenarnya tak masalah asalkan Sina tak mengeluarkan makhluk bernama kecoa ke hadapannya.
"Tunggu!" Troll tiba-tiba berseru.
"Ada apa?" Fasco bertanya.
"Kita tidak bisa lewat sini, aku mencium bau-bau yang tidak mengenakkan." jawab Troll.
Seketika terlintas wajah seseorang pemiliki nama belakang Kimochi yang merupakan pengisi acara yang sedang digemari teman sekolah Sina.
"Apa kau tahu ada apa di sana?" Fasco bertanya lagi.