Prolog

61 4 0
                                    

Tiiiiin...tiiiin...tiiinnn

Terdengar suara klakson motor dari luar rumah. Aku yakin pasti itu Rian, Rian Glen Dimano. Sahabat yang selalu bersama ku sejak SMP kelas 1.

Hari ini adalah hari pertama aku sekolah setelah melewati masa orientasi satu minggu yang lalu.

Segeralah aku merapikan rambut juga baju, tak lupa aku menyemprotkan sedikit parfum. Setelah itu, aku menyambar tasku dan langsung menuju ke luar rumah.

"Bun,yah, ka Azra, ka Gilang..Lea berangkat daaaah!!!"ucap ku sambil membawa kotak bekal yang sudah disiapkan bunda.

"Iya hati-hati."

Aku berlari kecil menuju halaman depan.

"Maaf buat lo nunggu."

"It's okay. Yaudah naik,,kita berangkat."kata Rian sambil menaiki motornya, kemudian giliran aku yang menaiki motornya.

Rian segera melajukan motornya menuju sekolah baru.

Setelah 20 menit menempuh perjalanan, tibalah aku dan Rian di lapangan parkir sebuah gedung 4 tingkat. Tertera sebuah tulisan "Dandelion Highschool" dibagian gedung paling atas.

Author's POV

"Lea, ayo masuk.. Lima belas menit lagi bel masuk bunyi, lo gak mau kan dihukum.di hari pertama sekolah?"ajak Rian sambil menarik tangan Lea lembut.

"Iya Rian, sabar sedikit."

Tiba-tiba saja, Rian berhenti dan menatap Lea.

"Lo tau gak kelas kita dimana?"tanya Rian dengan wajah kebingungan

"Dilantai dua dekat ruang tata usaha."

"Oke.. makasih lo udah kasih tau."ujar Rian sambil tersenyum.

"Yaudah ayo buruan,,katanya tadi takut telat."Lea menggoda Rian.

"Iya-iya."

Mereka berdua berjalan menuju lantai dua, untung saja bel masuk belum berbunyi. Jadi mereka tidak akan dihukum.

Setibanya di kelas, mereka berdua segera mencari tempat duduk yang strategis.

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi, semua murid masuk ke kelas masing-masing. Seorang wanita cantik pun memasuki kelas Lea dan Rian yaitu kelas X-6.

"Selamat pagi semua, perkenalkan saya Rira Andini panggil saja Bu Rira. Saya adalah wali kelas kalian.Senang bisa mengajar kalian."
ucap Bu Rira memperkenalkan diri.

"Iya bu..."jawab murid serempak termasuk Rian dan Lea.

"Nah anak-anak.... dihari pertama ini tidak akan ada kegiatan belajar mengajar, untuk hari ini semua siswa dipersilahkan untuk memilih eskul di waktu yang sudah ditentukan oleh kepala sekolah."jelas bu Rira yang membuat murid sekelas senang karena tidak ada jam pelajaran.

"Perhatian,,diberitahukan kepada seluruh siswa baru angkatan XII agar segera menuju ke ruang auditorium sekolah, sekali lagi untuk seluruh siswa baru angkatan XII agar segera menuju ke ruang auditorium sekolah. Terimakasih."sebuah pengumuman terdengar dari ruang informasi.

"Kalau begitu, ayo anak-anak kita ke auditorium sekarang."ajak bu Rira sembari membuka pintu.

Semua murid angkatan XII berhamburan menuju ruang auditorium.

Rian dengan setia menggandeng tangan Lea. Mungkin Rian tidak mau jauh dari Lea, entahlah. Hanya Rian yang bisa mengartikannya.

"Rian, apa lo gak nyadar? Daritadi banyak yang liatin kita." tanya Lea sambil melirik sekitar.

"Nyadar kok gue, mereka aja yang sirik karena gak punya sahabat terindah."jawab Rian santai yang makin mempererat pegangan tangannya.

Sontak Lea pun menghentikan langkahnya.

"Terindah? Bikin baper aja si Rian, pake bilang sahabat terindah lagi..Tapi, apa gue nya aja ya yang keGr-an?" batin Lea yang heran Rian menyebutnya Sahabat Terindah.

"Lea, kok diem? Ayo jalan lagi..."tegur Rian halus.

"Ah?Eh? Iya."jawab Lea sedikit bingung.

Mereka melanjutkan langkahnya menuju ruang auditorium .

Lea's POV

Saat aku dan Rian mulai memasuki ruang auditorium, terdengar sebuah suara yang bergema namun masih terdengar jelas.

"Dimohon untuk duduk sesuai ekstrakulikuler  yang akan dipilih. Untuk Design duduk di kursi  berwarna biru, untuk Tataboga duduk di kursi berwarna merah, untuk musik duduk di kursi  berwarna silver , untuk art kerajinan tangan ataupin lukis dan sejenisnya duduk di kursi berwarna ungu, untuk photography duduk di kursi berwarna putih ,sedangkan untuk teknisi otomotif sldan teknisi robot duduk di kursi berwarna hitam. Terimakasih, dimohon untuk tertib tidak berdesak-desakan." Jelas seseorang yang aku tidak tahu siapa.

"Yaaah,,,lo sama gue jauhan dong.. lo musik sedangkan gue teknisi otomotif." ucap Rian dengan nada kecewa.

Sepertinya dia tidak bisa jauh dariku. Pikirku.

"Tenang aja, kita kan satu kelas. Kita bisa tiap hari ketemu."jelas ku sambil tersenyum.

"Iya..iyaa.."katanya sambil memasukkan jari nya ke lesung pipiku.

"Yaudah, kalo gitu gue kesana yaa..daah."pamit ku pada Rian. Rian pun segera menganggukan kepalanya.

Aku berjalan menuju kursi berwarna silver yang berada di pojok kanan ruangan. Aku menduduki kursi barisan ke dua. Tidak ada satu orang pun yang aku kenal, karena dari SMP tempat ku sekolah dulu hanya aku dan Rian lah yang masuk ke sekolah ini.

Saat aku sedang asyik memainkan handphone, tiba-tiba saja ada yang menyapaku.

"Hai, boleh gue duduk disebelah lo?"tanya nya.

"Boleh, silahkan. Lagipula gue juga belum dapet temen."jawabku mempersilahkan nya untuk duduk di sebelahku. Ia pun segera duduk di sebelahku.

"Nama gue Audy Kalia Lucyana, panggil aja Audy. Nama lo siapa?"ujar Audy sambil mengulurkan tangannya.

"Izalea Lareina Akiza, panggil Lea."
jawabku sambil membalas jabatan tangannya.

"Oh iya, bukannya lo sekelas sama gue ya? Yang wali kelasnya Bu Rira?"tanya nya. Nada bicaranya seperti memastikan.

"Iya mungkin, tapi tadi gue gak ngeliat lo deh."

"Masa sih? Mungkin karena kita belum kenal aja gitu ya,,jadi gak terlalu penting buat kita ngeliatin orang satu-satu."

"Iya mungkin."

Saat aku dan Audy sedang asik bertukar cerita, dua orang menghampiri aku dan juga Audy.

"Boleh gabung gak?"tanya salah satu dari mereka.

"Boleh, silahkan."balasku dan Audy berbarengan.

"Oh iya gue Diva, kalo ini Ralia. Kalian?"gadis yang bernama Diva itu mengulurkan tangannya.

"Gue Lea dan ini Audy."

"Kalian ikut musik? tanya Ralia.

"Iya. Kalian juga ikut musik?"giliran Audy yang berbicara.

"Iya."

"Wah kalo gitu kita bisa jadi temen dong, dan mungkin kita bisa jadi sahabat. Gimana? Kalian berdua mau kan temenan sama kita berdua?"tawar Ralia.

Aku dan Audy bertukar pandang agak lama. Kemudian beralih menatap Ralia dan Diva sambil menganggukkan kepala.

____________________:

Hay...cerita baru nih...

Vote & Comment-nya jangan lupa...

#happyreading

TBC

(a)SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang