Six

15.7K 738 6
                                    

Hari ini seperti biasanya Caliandra dan Rayhan harus bertemu untuk mengambil foto. Tapi kali ini berbeda, karena kebetulan Caliandra sedang berada di luar kampus, di Cloudy Café lebih tepatnya, jadi akhirnya Caliandra meminta Rayhan untuk menyusulnya kesana.

Lagipula sepertinya ibunda Rayhan mulai curiga karena foto yang mereka ambil selalu saja di dalam mobil. Ada baiknya kan kalau mereka mengambil foto di tempat lain yang lebih nyata.

Rayhan langsung bisa menemukan Caliandra saat pertama kali memasuki Café tersebut, Caliandra tidak sendiri ternyata. Ia bersama seorang lelaki yang tidak Rayhan kenal. "Ini kenapa dia ngajak-ngajak orang lain coba?" pikir Rayhan sedikit kesal.

Caliandra menyadari kedatangan Rayhan. Tidak seperti biasanya Caliandra melemparkan senyum termanisnya untuk Rayhan. Aneh sekali, padahal biasanya tidak pernah ada senyuman untuknya. "Eh Rayhan udah datang, Gama, ini Rayhan. Rayhan, kenalin ini Gama." dengan agak malas, rayhan menyambut uluran tangan Gama. Gama tidak menyambutnya begitu ramah, mengingat track record kelakuan lelaki di depannya terhadap sahabatnya ini, Gama tentu saja tidak bisa menerimanya begitu saja.

"Sorry ya Gama, bisa gue bicara berdua sama Caliandra," Rayhan tersenyum penuh paksaan agar tidak menimbulkan kesan nyolot.

Caliandra menatap Gama dan tersenyum, "Lo temuin bang Oggy – pemilik café – aja dulu deh Gam, yah? I'm okay here, tenang aja." Caliandra sepertinya bisa membaca kekhawatiran Gama.

"Iya. . ." Gama menuruti perkataan Caliandra. Saat meninggalkan meja, ia masih menatapi Rayhan dengan lekat.

"Siapa sih? Pacar lo ya? Pantes muka lo bahagia gitu, taunya ketemuan sama pacar."

"Sahabat. Udah ayo ambil fotonya gak usah banyak pertanyaan. Abis ini lo bisa pergi dengan tenang." Caliandra berusaha tidak menggubris perkataan rayhan dan merekapun melakukan gaya tipuan dengan penuh senyum.

"Ehm. . .sebenarnya gue mau minta tolong sama lo."

Caliandra menatap rayhan kaget, "Minta tolong?"

"Bisa gak Jumat ini makan malam bareng keluarga lo dibatalin. Bilang aja kita mau makan malam berdua keluar, gue harus nemenin Ayesha soalnya. Penting banget. Sebagai gantinya, gue mau nurutin semua permintaan lo deh selama seminggu." Rayhan yang membuang egonnya jauh-jauh merupakan pemandangan langka bagi Caliandra.

"Wow,segitu pentingnya ya?" Caliandra menatap tak percaya.

"Gue serius Caliandra."

"Ih bisa gak sih lo panggil gue Calia aja. Kepanjangan tau! Iya iya, nanti gue coba bilang ibu. Udah itu aja kan?" Karena dirinya sedang sangat bahagia, kali ini ia akan menuruti permintaan Rayhan.

*

"Rayhan bagaimana dua minggu ini bersama Caliandra? Kamu menyukainya?" Ayah menanyakan progress hubungannya di tengah makan malam ini.

"Baik-baik aja sih Yah. Dua minggu sih belum bisa tahu apa-apa. Lagian Caliandra lagi sibuk banget sama skripsinya. Jadi kalau ketemu gak bisa lama juga, kasian kan kalau malah bikin capek." Rayhan memainkan perannya dengan sangat baik, seakan ia begitu mengenal baik Caliandra.

"Kalau begitu kamu harus menyemangatinya ya. Ayah dengar minggu depan Calia sudah sidang. Kamu juga cepat selesaikan skripsimu, masa kalah sama Caliandra yang sudah mau lulus."

Minggu depan Caliandra sidang? kok dia gak pernah bilang?

"Iya Rayhan, cepat bereskan skripsimu." Bunda menambahkan.

"Iya ayah, bunda, Rayhan usahakan secepatnya. Ini Rayhan juga udah ngebut banget. Diusahakan bulan depan udah sidang."

Apakah karena itu, ia hari ini begitu bahagia? Belum pernah gue lihat itu cewek senyum lebar seperti tadi? Terus kalau gue tahu, gue mau ngapain? peduli banget lo Ray.

I Choose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang