Ada bayangan yang selalu mengiringi langkahnya, melindunginya dan mencekiknya di satu waktu yang sama. Seseorang yang selalu berjalan di belakangnya adalah satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang paling dia percaya setelah seluruh keluarganya tiada. Dia yakini melebihi kepercayaannya terhadap dirinya sendiri.
Sejak lama, Kirena sudah tidak pernah lagi berdoa, Tuhan hanya memberinya kehidupan dengan sejuta penderitaan, rasa sakit yang mencambuknya berulang-ulang sampai dia tidak sanggup berdiri lagi. Dia sejak dulu terlalu dimanjakan dengan kebahagiaan yang semu, sehingga saat seluruh anggota keluarganya direnggut paksa, dia tidak bisa menemukan lagi kesenangan dalam kehidupan. Dunia berwarnanya, berubah jadi dunia gelap yang didasari kematian.
Tapi, tidak masalah lagi untuknya. seperti yang selalu dikatakan oleh Al padanya, 'Hidup ... tidak perlu bahagia. Karena tanpa kebahagiaan itu pun, kau akan tetap bisa menjalani kehidupanmu.'
"My Princess, ini teh anda." Al meletakkan cangkir teh dengan pocinya di meja samping kiri kursi santai Kirena. Yang di depannya disuguhi pemandangan luar biasa indah. Sepanjang mata memandang, yang mereka lihat merupakan taman bunga mawar merah. Memantul dan bercahaya ketika malam dihiasi bulan sebelah.
Mantel bulu mahal menutupi tubuh bagian atasnya, sementara kakinya tertutup selimut tebal yang barusan diambil oleh butler serba sempurnanya.
"Jamie melamarku, dia menginginkan aku menjadi istrinya, bagaimana pendapatmu?" Kirena bertanya, manik cokelatnya bergulir menatap Al yang kini berdiri di sisinya, tegap dan memandang lurus ke depan. pria itu menoleh kemudian menunduk, tersenyum ramah.
"Tidak masalah, selama dia tidak keberatan dengan persyaratan saya yang akan mencumbu Nona setiap purnama."
"Bukan itu maksudku!" si gadis nyaris menjerit kesal. Dia tahu Al hanya mempermainkannya, sengaja ingin memanasinya. "Kau mengerti maksudku."
"Memangnya apa maksud Nona?"
"Berhenti bermain-main, kau ingin aku menamparmu lagi?" Kirena mendelik marah. Saat dia kesal, tidak akan segan memberi hukuman pada sang butler. Kirena pernah menampar, memukul, mencambuk, bahkan menusuk Al dengan pisau. Tapi reaksi sosok itu benar-benar membuatnya kesal.
Al tidak pernah keberatan apalagi melawan, dia hanya akan meringis, 'Aw', dengan ekspresi wajah yang masih datar.
"Nona, walau senjata manusia tidak akan bisa membunuh saya, tetap saja saya merasa sakit setiap Nona pukul."
"Karena itu jangan terus mempermainkanku!" Kirena gerah. Dia sedang serius, kenapa pelayan kurang ajarnya seenak jidat mempermainkannya? Seringkali bersikap tidak ada hormat-hormatnya.
Yah, Kirena sebenarnya tahu, kalau Alardo bukan seorang iblis biasa. Dia adalah seorang Pangeran Iblis, berasal dari keluarga tertinggi dan terkuat, dan merupakan kandidat raja iblis, calon pemegang tahta Lucifer yang berikutnya. Dia sosok yang amat rupawan juga sempurna, sikapnya hangat dan tajam diwaktu yang bersamaan.
Kirena bahkan tidak mengerti, diantara ribuan iblis rendahan yang tetap saja memiliki kekuatan dibatas luar nalar, kenapa yang menjalin kontrak mati dengannya justru pangeran tertinggi itu sendiri? Sosok terkuat yang manusia bahkan bisa hati dalam dalam satu kedipan saja.
Lagipula, Al itu terlalu banyak melakukan hal diluar kontrak, atau pun kegiatan yang sebenarnya tidak diperlukan. Termasuk tentang makanan yang dimintanya setiap purnama.
Menurut gosip dari dua orang pelayan yang merupakan bawahan Al dan tidak sengaja Kirena dengar. Seharusnya, proses pemberian Satu hari nyawa sang tuan kepada iblis cukup dengan bersentuhan bibir saja, nyawanya akan otomatis terhisap sendiri walau majikkan mereka akan merasakan penderitaan yang luar biasa menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Butler (SUDAH DITERBITKAN)
FantasyTERSEDIA DI TOKO BUKU SELURUH INDONESIA Copyright © Queen Nakey Hanya tersisa 9 chapter "Aku akan melindungimu, melakukan segalanya demi kepentinganmu, melayanimu, menuruti semua perintah yang kau berikan dengan syarat setiap Kali purnama, kau akan...